ACES, IKEA, dan Courts

Baru baru ini di daerah Alam Sutra telah dibuka IKEA dan daerah Bekasi dibuka Courts, yang keduanya menjual alat rumah tangga. Apakah ini akan berefek negatif kepada ACES atau saham sejenis lainnya?

Kita akan membahas ACES saja karena di list investasi cuma ada saham ini.

ACES pertama kali membuka gerai di Karawaci, Tangerang tahun 1996. Dan sampai Desember 2013, sudah memiliki 115 gerai dengan rincian :

  • Jabodetabek : 50
  • Jawa luar Jabodetabek : 22
  • Sumatra : 9
  • Kalimantan : 5
  • Sulawei : 4
  • Bali : 5
  • Toys Kingdom : 20

ACES sudah memiliki pengalaman 18 tahun berbisnis di Indonesia, dan tersebar di seluruh wilayah, kecuali di Papua. Apakah karena ada 1-2 merek baru datang, maka bisnis mereka langsung jatuh? Walaupun ada efeknya, mungkin hanya akan terkena dampak ke gerai ACES yang dekat sana, dan itu sekitar 10 gerai. Tidak sampai 10%nya. Dan juga tidak mungkin semua pelanggan ACES akan berpindah ke pesaing. Apalagi yang lokasi tempat tinggalnya jauh. Mungkin di awal masyarakat tertarik untuk melihat-lihat, hal ini biasa terjadi untuk produk baru. Setelah itu, apakah ketika kita ingin membeli tempat tidur atau sofa, harus jauh-jauh ke kota lain, jika kualitasnya hampir sama?

Kalau kita lihat, wilayah Jabodetabek yang tidak sampai 1% luas Indonesia memiliki 50% gerai ACES. Artinya peluang di luar Jabodetabek masih luas sekali. Dan walau terjadi persaingan, ekonomi Indonesia masih bertumbuh, sehingga ibarat kue yang berkembang, mau semut bertambah juga masih cukup. Plus, dengan masuknya lebih banyak pemain, akan semakin mengedukasi masyarakat untuk berbelanja ke pasar modern. Dan ketika IKEA dan Courts memulai 1 gerai di Indonesia, ACES sudah menambah 14 gerai baru hanya di tahun 2014.

Dan manajemen perusahaan dibayar mahal untuk memastikan mereka tetap di puncak persaingan. Jika mereka tidak sanggup melakukannya, antara digantikan manajer yang lebih berkompeten, atau kita sebagai investor bisa pindah ke perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Itulah enaknya sebagai investor saham, kita bisa menjual kepemilikan kita dalam perusahaan dengan cepat tanpa repot mengurus segala masalah hukum dan administrasi yang ada.

Nah, kalau sudah membaca prospek ke depan, dan jika dirasakan sebuah perusahaan masih akan berkembang, setiap kejatuhan harga sahamnya adalah kesempatan untuk masuk. Pertanyaan pentingnya, masuk di berapa?

Fokus kita adalah untuk mencoba berpikir rasional di tengah ketidak rasionalan pasar. Tahun lalu banyak saham jatuh 50% hanya untuk kembali mendekati atau melewati harga semula. Ada juga yang tidak naik bahkan setelah bertahun-tahun. Jadi, apa keputusan anda?

  • Save

Harga saham (biru) vs Laba bersih (pink)

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link