JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menambah anggaran belanja modal alias capex tahun ini. SMGR menaikkan capex menjadi sekitar Rp 7 triliun-Rp 11 triliun dari rencana awal Rp 5 triliun-Rp 7 triliun.
Sering kita membaca tentang ini. Capex itu kira2 uang yang disiapkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya selama 1 tahun ke depan.
Nah, di sini kita bisa mendapat sinyal awal bagaimana prospek bisnis perusahaan yang kita incar.
Kalau capexnya naik, berarti perusahaan melihat prospek bisnis masih bagus sehingga berani menambah uang investasi supaya lebih berkembang.
Ini sama seperti kalau kita yakin ke 1 saham, kita melakukan averaging / membeli terus sahamnya, karena kita melihat sahamnya masih berprospek. Averaging di sini beda dengan averaging karena mentalitas fear dan greed, takut modal kita jauh di atas, takut ketinggalan, atau serakah ingin lebih banyak.
Nah, kalau kita yakin dengan kinerja manajemennya, berarti penambahan capex adalah peluang perusahaan untuk berlari. Dan kita sudah pernah bahas di sini, bahwa jika laba perusahaan bertumbuh, maka sahamnya juga berpeluang besar untuk naik.
Yang penting dilihat track record manajemen perusahaannya, jangan sampai manajemen yang tidak GCG, bisa baca di sini untuk GCG, kita malah berinvestasi banyak. Ini sama saja seperti kita naik mobil ferrari yang dikemudikan supir ugal-ugalan, kemungkinan besar akan berakhir masuk jurang.
Hal penting lainnya, penambahan capex perlu waktu untuk pembuktian. Jangan karena hari ini pengumuman nambah capex, besok sudah harapkan sahamnya terbang. Mana mungkin hal seperti ini bisa terjadi. Capex dipakai beli lahan, bangun pabrik, secanggih apapun teknologi, tetap butuh waktu untuk direalisasikan. Kecuali kita hidup di jaman dongeng, semua bisa selesai dengan sihir dalam waktu 1 malam.
Dan terakhir, semua hal tentang masa depan adalah tidak pasti, jangan karena suka dengan 1 perusahaan, dan ada berita bagus, kita hajar besar-besaran. Kalau benar semua hal sudah pasti, misalnya saham ABCD pasti naik dari 1.000 ke 2.000, siapa yang segitu bodoh mau jual sebelum di 2.000. Justru karena unsur ketidak pastian, maka kita bisa mengambil untung dari selisih harga yang tidak pasti ini.