Akhir-akhir ini banyak sekali berita negatif tentang PGAS. Apalagi harganya anjlok dari 6200 sampai tadi mencapai 2150. Apa yang terjadi? Padahal PGAS adalah perusahaan blue chip. Yang pernah masuk top10 market cap IHSG.
Berita-beritanya sudah terlalu banyak yang negatif, sampai mana yang resmi dan tidak resmi tidak dapat dibedakan lagi.
Yang terakhir adalah berita tentang mau dipotongnya harga jual gas, sehingga akan memotong laba bersih PGAS yang sudah terjun 38% dibanding tahun lalu.
Tadi baru saja keluar statement dari PGAS bahwa mereka tidak berminat memotong harga jual, dan ini sudah pernah juga disampaikan pas RUPS PGAS di Mei 2015. Langsung saja market panic buying. Walau kita juga tidak tahu benar tidaknya statement itu keluar dari PGAS.
Apakah berita negatif sebelumnya adalah untuk membuat market panik sehingga ada pihak yang diuntungkan? Kita tidak pernah tahu. Tapi nasehat dari 2 orang hebat di investasi layak diperhatikan.
– Warren Buffet. Be fearful when other greedy and greedy when other fearful.
Ini mengajarkan pada kita bahwa INDIKATOR PALING PENTING bukan dari depan komputer, tapi dari DALAM HATI. Ketika kita melihat banyak kepanikan, di saat semua orang tidak berani beli, seharusnya peluang muncul. Kapan lagi dapat barang murah.
– Nasehat kedua datang dari Peter Lynch. Jangan pernah percaya pada orang lain, dengan latar belakang apapun juga, karena 3 hal.
1. Orang itu mungkin salah.
2. Walaupun benar, kita tidak tahu kapan orang itu berubah pikiran.
3. Kita mungkin punya informasi lebih bagus, yang sayangnya karena ketidak-percayaan diri kita membuat kita batal action.
– Kemudian nasehat berikutnya dari Peter. Jika benar ada analis yang begitu jago bisa menebak peristiwa masa depan 2 kali berturut-turut, orang tersebut seharusnya sudah liburan di hawaii. Jika orang itu masih menerima gaji dari menghitung analisanya, seharusnya kita belajar sesuatu dari hal itu.
Ingat, Peter Lynch orang Amerika. Berarti, statement Peter tentang orang Amerika, yang bagi kita adalah orang asing dan kadang begitu kita yakini pasti benar juga ada kelemahannya.
Dan buat yang ketinggalan momen PGAS, termasuk saya sendiri, bursa itu baik hati dan selalu memberikan kesempatan kedua buat yang bersiap. Dan bursa tanpa ampun akan menghukum semua yang tidak siap.
Selama modal masih ada, dan ada kemauan untuk belajar, harapan selalu ada. Selalu akan ada kejadian seperti PGAS dengan ciri-ciri yang sama walau berita dan sahamnya berbeda.