Apa Gunanya Membaca

  • Save

 

Apa Gunanya Membaca?

Kita dianjurkan membaca sejak kecil sampai tamat kuliah. Kegiatan yang setelah itu jarang dilakukan lagi. Karena kita bukan anak sekolah (ditandai dengan berbagai gelar akademis dan non), bukan anak kecil (ditandai dengan usia dan tubuh yang besar) dan bukan orang bodoh (menghina namanya kalau benar), maka kegiatan membaca menjadi jarang dilakukan. Apalagi membaca yang mengharuskan kita berpikir. Akhirnya buku hanya jadi pajangan rak supaya terlihat terpelajar.

Jadi gunanya membaca apa ya? Mending pakai jurus TA (Tanya Analis) dan FA (Feeling Analis). Apalagi jamam semakin canggih. Nah, ini beberapa alasan mungkin gunanya membaca.

Isi buku biasanya adalah pengalaman dari penulis atau yang diwakilkannya. Termasuk fiksi yang merupakan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh penulis. Jadi dengan membaca, kita membeli pengalaman orang lain dengan modal yang sangat rendah, sesuai prinsip ekonomis. Pengalaman adalah guru terbaik (nomor 2). Pengalaman orang lainlah guru terbaik. Kita tinggal mengikuti langkah penulis.

Muncul problem kedua. Ternyata setelah diikuti, tidak bisa berhasil. Tidak ada garansi memang setelah membaca dan langsung bisa praktek. Proses belajar tidak seperti itu. Ada kemungkinan kita harus meninggalkan kebiasaan lama. Ini yang susah. Kadang bukan karena kita gagal move on. Tapi karena kita takut kehilangan pegangan lama.

Apalagi isi buku adalah kejadian di waktu, tempat dan sesuai sifat penulis. Jelas akan beda dengan kita. Yang bisa kita lakukan adalah memodifikasinya. Buku One Up ditulis ulang pada tahun 2000 di Amerika mengenai kejadian bursa Amerika pada 1970-1990. Pakai rumus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

Dalam proses membaca sendiri, kadang tidak menyenangkan. Mata mengantuk, bosan, capek. Sesuai hukum alam, proses membuang yang buruk itu biasanya tidak menyenangkan. Sakit adalah proses tubuh membuang penyakit. Membuang sampah akan tercium bau tidak enak. Membaca adalah proses membuang ketidak tahuan kita. Karena itu, bergembiralah pada proses detox pikiran ini.

Karena membuang ketidak tahuan kita, dan mengisi dengan pengetahuan, akan ada hal-hal baru yang kita terima. 1500 tahun yang lalu semua orang menganggap bumi adalah pusat alam semesta. 500 tahun yang lalu orang berpikir bumi ini rata. Karena ada yang menelitinya dan menceritakan, makanya kita bisa mengerti. Syaratnya seperti tepuk tangan. Harus adanya buku dan orang yang menerimanya maka proses transfer ilmu bisa dilakukan. Untuk yang itu bisa baca di artikel line dengan judul 3 jenis gelas.

Dan dengan membaca, contohnya dari buku saham luar, barulah kita bisa tahu banyak orang asing yang terlihat hebat bagi kita (bagi mereka orang lokal) juga tidak terlalu mahir dalm berinvestasi. Sindrom asing beli pasti bagus makanya diikuti bisa dilewati. Untuk yang itu bisa baca di sini.

Asing gitu loh!
http://goo.gl/iEvT8K

Kita juga tahu apa yang penting untuk gerakan saham. Bisa dibaca di link ini.

Apa yang mempengaruhi gerakan saham?
http://goo.gl/EvfeJl

Atau misalnya asumsi bursa digerakkan oleh invisible hand. Apakah seperti itu? Sampai berusaha belajar gerakan bid offer untuk memahami mau kemana arah bursa. Mungkin bisa, tapi apa mau kita melewati waktu kita hanya untuk duduk di depan monitor selama 5 jam setiap hari?

Dan terakhir. Membaca biar pikiran tetap tajam di masa tua. Tidak mau kan hasil investasi digunakan untuk mengobati penyakit pikun.

Be an educated investor.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link