


Banyak orang yang takut berinvestasi karena takut dengan risikonya. Takut kehilangan uang hasil jerih payahnya. Siapa yang tidak takut. Bahkan Warren Buffet juga tidak senang. Makanya dia ada 2 aturan seperti di gambar. Kehilangan uang adalah risiko terbesar di investasi. Banyak hal lain di dunia yang juga berisiko. Naik kendaraan ada risiko kecelakaan. Memasak ada risiko kebakaran atau tangan teriris pisau. Berkencan ada risiko mendapat kencan yang buruk. Sekolah ada risiko mendapat nilai jelek. Bahkan keluar rumah melangkah ke kiri atau ke kanan ada risiko, antara menginjak kotoran atau bertemu pasangan impian. Intinya, hidup itu adalah penuh risiko.
Ada 2 pilihan yang bisa dilakukan, berusaha menghilangkannya, atau berhadapan dengannya. Yang pertama, biasanya banyak dicari, sehingga banyak cara dilakukan, termasuk yang tidak logis. Misalnya membaca bola kristal masa depan. Kalau saja ada peramal yang begitu jago, sudah tentu dia sekarang lagi di Hawaii menikmati pensiunnya, bukannya masih sibuk keliling membawa bola kristal mencari pelanggan.
Tidak mungkin akan ada yang bisa menghilangkan risiko. Setiap keputusan, selalu ada risiko yang menyertainya. Demikian juga reward yang menanti. Kita bisanya adalah menghadapinya. Dengan mengenali risiko, kita bisa melakukan pencegahan. Belajar memasak adalah mengenal risiko dari tangan teriris atau masakan terbakar. Belajar mengemudi adalah mengenal risiko kecelakaan yang bisa terjadi. Dan banyak lagi.
Idenya adalah bagaimana meningkatkan kapasitas diri kita, supaya ketika risiko datang, kita mengerti, dan tahu apa yang harus dilakukan.
Sama juga di saham, risiko terbesar adalah kehilangan uang, bukan kehilangan nyawa. Tapi lebih banyak orang bepergian dibanding menjadi investor. Karena kita menghargai nyawa kita sehingga kita berhati-hati. Coba hargai uang jerih payah kita, kita akan lebih berhati-hati dalam berinvestasi.
Kita akan menyelidiki broker tempat kita memulai investasi, kita memahami risiko dalam pasar modal, kita menyelidiki perusahaan tempat kita berinvestasi, dan yang terpenting, kita menyelidiki kita sendiri, apa tipe innvestasi yang cocok untuk kita sendiri. Ada beberapa risiko, bisa kita diskusikan jika berminat.
Dan untuk mendapat pengetahuan, kita belajar. Tahu ada broker nakal, makanya jangan menitipkan uang di sana. Tahu perusahaan sering bermasalah, makanya tidak berinvestasi di sana. Tahu kita adalah karyawan yang punya kewajiban dengan perusahaan, makanya tidak melakukan day trade.
Dengan memahami risiko, makanya kita bisa maju. Mulai dengan dana kecil dulu. Pahami apa yang kita lakukan. Risiko terbesar adalah kehilangan semua uang. Tapi reward yang menanti, jika kita sudah paham, batasannya adalah langit. Ada cara untuk itu. Nanti akan ada di artikel berikutnya.
Ingat kata-kata dari Peter Lynch : Berinvestasi tanpa belajar ibarat bermain poker tanpa melihat kartu, memang akan ada yang berhasil, tapi untuk apa mengambil risiko yang tidak perlu.
Be a smart risk taker, not gambler in investing.