


Saham apa yang akan naik? Tanyakan saja pada ahlinya.
Sering tidak kita kadang harus memilih di antara 2 pilihan, dan karena buntu, kita mencari jawaban ke yang lain.
Demikian juga di investasi. Sebelum beli pasti bingung, beli tidak ya, kalau beli, nanti turun bagaimana. Kalau tidak beli, nanti naik bagaimana.
Setelah beli, timbul lagi pertanyaan, jual tidak ya. Kalau tidak jual, nanti turun bagaimana. Kalau jual, nanti naik bagaimana.
Pertanyaan yang dulu ditanyakan, sekarang ditanyakan, dan nantinya juga akan ditanyakan. Andaikan saja ada bola kristal yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi.
Kenyataannya sudah membuktikan, di Amerika saja ada 100.000 profesional analis yang kerjanya tiap hari melihat monitor melakukan perhitungan ekonomi. Jika mereka bisa benar 2x saja, sekarang mereka pasti lagi bersantai minum air kelapa di hawaii yang indah. Tapi kalau sampai mereka masih kerja, mungkin ada sesuatu yang bisa kita pelajari.
Coba saja tanyakan di grup tentang beli/tidak, jual/tidak. Selalu akan ada 2 jawaban yang berbeda. Tanyakan ke seluruh investor. Jawabannya juga akan sama. Kalau hari ini lebih banyak yang menjawab beli, maka IHSG cenderung naik, kalau banyakan jual, maka IHSG akan cenderung tertekan.
Sayangnya sampai sekarang belum ada alat untuk membaca pikiran orang apa yang akan mereka lakukan. Bukan saat yang bersamaan loh ya, karena pikiran manusia itu berubah-ubah. Jadi perlu mesin yang bisa menangkap ketika signal buy atau sell langsung dari pikiran manusia.
Nah, siapa yang mau dibaca pikirannya? Mr. Average Joe yang cuma invest 1juta? Atau mr. Super Joe yang investnya 100trillun. Dibaca biar kita bisa lebih cepat action dibanding banyak Joe-Joe yang juga ingin melakukan hal yang sama.
Andaikan saja ada peramal yang benar-benar bisa menebak masa depan, maka dia tidak perlu kemana-mana membawa bola kristal mencari calon pelanggan untuk diramal.
Justru karena dalam investasi, semuanya adalah berbicara kemungkinan, makanya ada pihak yang bisa mengambil keuntungan. Kalau benar IHSG PASTI ke 3.000, siapa orang nekad yang pasang bid waktu IHSG di 4.500. Atau kalau IHSG PASTI ke 6.000, siapa yang begitu bodoh jualan di 4.500.
Kalau jualan bakmi begitu menguntungkan, sudah pasti 1 negara semuanya jualan bakmi. Kalau sudah begitu siapa lagi yang akan untung. Yang tampil beda jelasnya. Yang jual piring, gelas, air minum, jasa delivery, tukang baju, dll yang memanfaatkannya. Karena itulah roda ekonomi biaa berputar.
Dan biasanya, kalau kita nanya ke orang pintar A, mungkin karena kita tidak punya pengetahuan, bisa saja dia memang benar. 1x benar, kita tidak ikut, kan belum kenal orangnya. 2x benar, kita tidak ikut, siapa tau yang pertama kali cuma keberuntungan. 3x benar, baru ikut dikit, siapa tau keberuntungannya habis. Waktu selanjutnya, ketika kita sudah yakin dia benar lagi, ketika kita menaruh semua harapan ke dia, malah salah. Langsung saja cap bodoh keluar. Dan kita mengulang lagi pencarian ke orang B.
Saya JAMIN 100%, cerita B tidak jauh berbeda dengan A. Tinggal waktunya atau apa yang dikatakannya yang berbeda.
Satu-satunya ramalan yang sepertinya pasti benar adalah manusia tidak pernah belajar dari masa lalunya, karena itu selalu akan mendapat hasil yang sama.
Dan menurut Einstein, mengharap hasil yang berbeda dengan cara kerja yang sama adalah definisi gila.
Jadi, besok saham apa yang akan naik. Jangan tanyakan ke saya, tanya saja ke ahlinya. Pasti ada jawabannya.
Saya cuma percaya beli saham yang bagus di harga murah, dan jual ketika orang sibuk membelinya di harga mahal.
Mau tau caranya? Wait and see it. 🙂
Veni vidi vici. Datang lihat dan buktikan.