Dividen

  • Save

 

Awal tahun, genap sudah 1 tahun perjalanan bisnis semua emiten di BEI. Sekarang kita tinggal menanti pengumuman laporan keuangan yang akan beredar sekitar akhir Januari sampai 31 Maret. Setelah itu? Musim dividen.

Untuk laporan keuangan, kami biasa update di web kami di www.saham-indonesia.com

itu artinya bagi hasil karena kita memiliki porsi saham perusahaan. Sama seperti ketika kita bergabung dengan teman-teman buka usaha, setiap beberapa waktu sesuai kesepakatan, kita akan membagi keuntungan yang telah didapatkan. Demikian juga perusahaan terbuka di pasar saham Indonesia.

Jadi untuk di bursa, ada 2 cara, yaitu orang yang mengejar capital gain (profit dari aelisih harga) atau dikenal dengan nama trader, dan orang yang mengejar dividend gain (profit dari dividen) atau yang dikenal dengan nama investor. Trader sendiri nantinya akan terbagi dua. Yaitu orang yang short term biasanya memanfaatkan momentum dan long term yang biasanya menggunakan pendekatan laporan keuangan. Ga tau ya siapa yang mulai membagi trader pakai TA dan investor pakai FA.

Kembali ke dividen. Perusahaan yang untung biasanya akan membagi dividen. Kecuali ada maksud lain. Misalnya mereka melihat tahun depan dibutuhkan dana ekspansi atau malah tahun depan adalah tahun berat sehingga mereka perlu mencadangkan dana segar.

sendiri dibagi sekian % dari laba yang dihasilkan. Perusahaan matang biasanya membagi dividen dengan porsi lebih besar. Biasanya ini adalah UNVR, TLKM, PGAS, Bank. Porsi dividen ini biasanya dikenal dengan istilah Deviden Payout Ratio (DPR).

Misalnya perusahaan ABCD, laba per saham (Earning Per Share / EPS) adalah 100. Perusahaan memutuskan membagi sebesar 25. Maka DPRnya adalah 25%. Cukup gampang kan untuk menghitungnya.

Nah. Di sinilah kita bisa mengambil keuntungan. Kalau kita mengerjakan PR kita, maka kita akan tahu sejarah rasio DPR dari saham incaran kita. Misalnya perusahaan EFGH punya sejarah DPR 50%. Ketika laporan keluar dan EPSnya 200, kita bisa berspekulasi yang akan dibagi sekitar 100. Jika kita rasa itu bagus, maka kita bisa membeli. Biasanya harga saham akan naik sekitar nilai dividen yang dibagikan. Dan investor mengincar ini.

Dikenal juga dengan nama dividend yield. Yaitu nilai dibagi harga saham. Misalnya dividen EFGH 100. Harga saham waktu kita beli 1.000. Maka dividend yieldnya adalah 10%. Semakin tinggi yieldnya berarti semakin bagus, karena pendapatan kita juga semakin tinggi dengan modal lebih rendah.

Karena ini adalah spekulasi, menebak berapa yang akan keluar juga adalah tidak pasti. Kalau benar ada alat atau indikator yang bisa menebak besaran dividen dengan pasti, kami sudah tidak di sini. Seharusnya kami lagi duduk di depan bankir mempresentasikan metode kami untuk meminjam uang sebanyak-banyaknya supaya ditanam ke perusahaan yang membagi dividen terbesar.

Kita cuma bisa berasumsi. Tapi menggunakan data yang ada. Biasanya jika tidak ada yang luar biasa, perusahaan juga tidak akan melakukan tindakan yang melenceng terlalu jauh. Ingat saja, isi perusahaan adalah manusia. Dan manusia itu suka menggunakan data masa lalu untuk menentukan apa yang harus dikerjakan sekarang. Lihat saja kita sendiri. Kalau kita mau melakukan sesuatu, bukankah kita mengingat-ingat bagaimana kita melakukannya di masa lalu?

Kalau tidak mau berspekulasi, kita bisa menunggu hasil RUPS tahunan. Beritanya resmi, yang sayang, biasanya kalah cepat. Bukankah curi start adalah sifat manusia? Makanya ada leading indicator.

Bagaimana kalau kita tidak tertarik dengan dan hanya mau capital gain. Tenang. Metode ini juga bisa dipakai. Kita tahu walau kita tidak tertarik dengan dividen, ada orang lain yang tertarik. Dan jika banyak yang tertarik, dan melakukan pembelian, harga biasanya akan naik. Inilah potensi yang bisa kita ambil.

Jadi sudah siap menjadi dividend hunter?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link