


Pertambahan Penduduk
Pelajaran di sekolah dulu rasanya membahas tentang ini. Mungkin dimasukkan ke bahan ulangan. Sayangnya, informasi ini dan yang lain lebih banyak dijadikan bahan hapalan dibandingkan didiskusikan. Sehingga orang-orang terbiasa menghapal dan tidak bisa berpikir di luar itu. Harus ada suruhan a b c barulah bisa bertindak.
Kita sebagai investor sebaiknya bisa melakukan lebih. Karena investasi itu adalah menilai prospek yang ada.
Mari kita lihat tentang pertambahan penduduk. Disebut penduduk Indonesia berjumlah sekitar 250 juta jiwa. Dan kelahiran seperti dibahas di detik adalah 5 juta per tahun. Bagaimana dengan kematian? Disebut di world bank untuk Indonesia setiap 20 bayi lahir, ada 7 orang meninggal. Jadi kira-kira pertambahan penduduk Indonesia adalah sekitar 3.2 juta jiwa.
Selain angka 3.200.000 plus minus yang akan dijadikan bahan hapalan sekolah, apalagi yang bisa didapatkan. Kalau dari sisi bisnis, maka ini berarti akan ada :
* 3.2 juta calon pembeli mie instan
* 3.2 juta calon pembeli pakaian
* 3.2 juta calon pembeli handphone
* 3.2 juta calon pembeli rumah
* 3.2 juta calon pembeli mobil dan motor
* 3.2 juta calon nasabah bank
* 3.2 juta calon pengguna jalan tol
* 3.2 juta calon pengguna pesawat
* 3.2 juta calon lain-lainnya
Dan jika ada 3.2 juta penjualan yang akan terjadi, pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan sahamnya. Bagaimana dengan ICBP, LPPF, RALS, ERAA, TELE, BSDE, LPKR, ASRI, PWON, SMRA, ASII, BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, BJBR, JSMR, GIAA dan industri pendukung lainnya seperti SMGR, INTP, WIKA, WSKT, UNTR, LSIP, AALI, TINS, dan lain-lain.
Apakah saham adalah rumah judi legal atau wujud dari kinerja perusahaan yang diwakilinya. Laba naik harga saham naik, laba turun harga saham turun. Sesederhana inikah? Rasanya tidak. Tapi untuk yang ini, bisa dicek di artikel berikut.
Apa yang mempengaruhi gerakan saham?
http://goo.gl/EvfeJl
Pertambahan penduduk adalah kabar baik untuk bisnis. Coba lihat Jepang. Setiap 8 orang lahir, akan ada 10 yang meninggal. Selain bisnis pemakaman, bisnis lainnya terbatas perkembangannya di sana.
Pertanyaan lagi, bagaimana kalau 3.2 juta calon pembeli ini tidak punya daya beli. Bandingkan dengan Singapore yang punya pendapatan per kapita 38ribu USD vs Indonesia di 1800 USD. Hampir 20x lipat. Jumlah penduduknya cuma 5.4 juta jiwa. Artinya tiap 1.5 tahun kita mencetak 1 Singapore. Di sinilah potensi muncul. Artinya kita hanya perlu meningkatkan kualitas Indonesia supaya bisa seperti Singapore. Usaha apapun yang bertujuan untuk itu pasti menguntungkan.
Bukankah pengusaha adalah orang yang melihat kekurangan yang lain dan berusaha membantu memecahkan masalah ini? Lihat Thomas Alfa Edison menciptakan lampu. Bill Gates menciptakan Windows. Nadiem menciptakan gojek. Dan jutaan pengusaha lain. Jack Ma, Mark Zuckerberg, Andrew Darwis, Mario Teguh.
Dan kita investor adalah orang yang melihat potensi yang lain kemudian berinvestasi di mereka.
Seperti kata Peter Lynch, saham bukanlah secarik kertas saja, ada perusahaan yang diwakili di balik itu.
Jadi, ketika kita orang tua menemani anak belajar, minimal ada sesuatu juga yang bisa kita pelajari. Dan kita bisa bilang ke anak kita. Nak, belajar yang rajin, biar sudah besar bisa jadi investor yang sukses.