GDP vs Saham

  • Save

 

GDP vs Saham

Indonesia GDP FY15 Growth Slightly Above the Expectation

GDP QoQ : -1,83% (survey : -1,94%; Prior : 3,21%)
GDP annual YoY : 4,79% (survey : 4,74%; Prior : 5,02%)

Source : Bloomberg

GDP atau Gross Domestic Product adalah ukuran ekonomi dari 1 negara. Rumus yang dipakai ada beberapa. Yang kita bahas adalah dengan pendekatan pengeluaran.

GDP = Konsumsi Masyarakat + Investasi Bisnis + Pengeluaran Pemerintah + Ekspor – Impor

Jadi kalau masyarakat masih berbelanja, masih ada pembangunan oleh pengusaha, pemerintah mengeluarkan gaji untuk PNS dan membangun infrastruktur, dan masih ada transaksi antar negara, berarti ekonomi masih berputar.

Sekarang, apa hubungan GDP dan saham?

Kalau kita lihat chart yang ada, untuk grafik yang atas, terlihat bahwa kenaikan IHSG berbanding lurus dengan kenaikan dari kenaikan GDP Indonesia. Kecuali di tahun 2008, ketika ekonomi Amerika mengalami resesi, maka IHSG juga jatuh. Tapi karena GDP kita masih naik, maka hanya dalam waktu 1 tahun, IHSG sudah pulih lagi. Karena ekonomi yang baik mencerminkan laba perusahaan juga baik. Dan kita baru bahas, laba perusahaan naik, berarti harga saham naik.

Kolerasinya kira-kira 1:3. Artinya setiap 1% kenaikan GDP, berarti laba perusahaan akan naik sekitar 3%. Untuk yang ini bisa dibaca di buku Fit Focus Finish. Bisa dibeli di gramedia. Di dalam ada penjelasan detil 1 bab tentang GDP.

Berarti, kalau GDP naik sekitar 4,79% maka kinerja perusahaan juga diharapkan naik 14.4% atau dibulatkan menjadi 15%. Ini bukan berarti kita asal membeli saham yang ada. Kira-kira bisa diartikan, belilah perusahaan yang pertumbuhan labanya minimal stabil di 15%. Ini berarti perusahaan ini berlari sama atau bahkan lebih cepat dibanding ekonomi nasional.

Analogi yang sama untuk anak yang nilainya di atas rata-rata kelas. Berarti kemampuan anak ini di atas rata-rata. Dan selalu ada ganjaran untuk yang di atas rata-rata. Demikian juga di saham. Kecuali mungkin cara berinvestasi sudah beda. Tapi sejauh ini, manusia selalu dekat dengan yang unggul, dan menjauhi yang lemah. Mau di bidang apapun itu juga.

Ok, ini di Indonesia. Bagaimana dengan negara lain? Di gambar grafik yang bawah, adalah GDP Amerika vs Dow Jones. Terlihat GDP bergerak hampir sama dengan pergerakan index di sana. Mungkin lebih cepat sedikit, karena para investor mengantisipasi pergerakan GDP ke depan. Untuk yang ini bisa baca lebih detil di buku 42 aturan dan One Up on Wall Street.

Jadi, baik investor lokal, maupun asing, melakukan investasi dengan metode yang sama. Yaitu melihat prospek 1 negara.

Kira-kira, apa potensi 2016 bagi Indonesia? Bullish? Maka demikian jugalah harusnya isi portofolio kita. Bearish? Saatnya bekerja keras mengusir beruang. Bagi kami, lebih logis jika memang kondisi memburuk, semua bekerja keras supaya situasi menjadi lebih baik, karena kita lahir, tinggal, cari makan, dan mungkin akan meninggal di Indonesia. Tidak logis kalau sudah demikian masih sibuk menyebar teror. Ini sama seperti di atas perahu tapi sibuk membuat lubang biar perahunya bocor. Pada akhirnya, tidak ada gunanya kecuali buat bisnis pemakaman.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link