


Jurus Satu Garis
Dalam investasi saham, dikenal banyak indikator untuk menentukan kapan masuk dan kapan keluar. Kali ini kami akan membahas salah satu indikator paling gampang dan paling penting dalam dunia investasi.
Kita lihat bahwa harga saham yang berwarna biru bergerak selaras dengan garis warna merah.
Dan setiap kali harga berada di atas atau mendekati garis merah, maka akan ada koreksi. Kalau istilah orang teknikal adalah dead cross.
Jadi kalau kita mengetahui arah pergerakan garis merah, hampir dipastikan harga akan mengikutinya.
Garis merah yang berubah nilainya tiap 3 bulan adalah laba 1 tahun terakhir. Jadi setiap laba naik, harga akan mengikuti, setiap laba turun, harga juga turun.
Pertanyaannya, kadang ada waktu di mana harga bergerak berlawanan, ada alasannya. Karena laporan keuangan keluar tiap 3 bulan sekali, di antara jeda itu pasti ada banyak informasi tentang perusahaan terkait. Ada berita baik maupun buruk. Yang oleh para investor dipersepsikan terhadap kinerja masa depan investor.
Apakah berita ini benar-benar akan mencerminkan kinerja masa depan? Bisa ya bisa tidak. Misalnya perusahaan melakukan ekspansi, adalah hal baik. Tapi ini butuh berapa lama untuk terealisasi. Bangun pabrik bukan seperti bangun tenda yang akan jadi dalam 1 malam. Kecuali investor masih percaya cerita legenda model Tangkuban Perahu. Harapan dan realisasi yang terjadi kadang berbeda sehingga harga nantinya juga akan menyesuaikan.
Apakah garis ini hanya berlaku untuk beberapa saham? Tidak juga. Kami melihat ratusan grafik model begini, dan semuanya masih sejalan. Pertanyaan lagi. Apakah hanya berlaku di Indonesia? Pertanyaan ini terjawab ketika kami membaca buku One Up on Wall Street. Ternyata metode ini sudah digunakan di tahun 1970an oleh salah satu fund manager terbaik di Amerika.
Jadi metode ini sudah dipakai di mana-mana dan oleh beragam orang, silakan google saja. Sebenarnya metode ini bahkan bukan hanya dipakai di dunia saham. Semua model bisnis dan investasi menggunakan metode ini. Semua bisnis dan investasi selalu berbicara “Untungnya berapa?”
Dan kami selalu ingat quote dari teman, saham itu bukan kumpulan batang lilin saja, atau dari Peter Lynch, saham itu bukan secarik kertas lotere, di belakangnya berdiri sebuah perusahaan. Cari tahu apa yang mereka lakukan.
Ngomong-ngomong, pembahasan ini sudah beberapa artikel kami buat. Bahkan artikel pertama kami membahas ini. Ini menjelaskan betapa pentingnya pemahaman tentang kolerasi laba terhadap kinerja perusahaan.
2 hal terpenting jika kita mengetahui tentang ini adalah membeli di waktu yang salah pada sebuah perusahaan yang bertumbuh tetap lebih baik. Dan hal kedua adalah untuk mendeteksi bubble. Misalnya sekarang ini IHSG akan sulit melewati 4800 karena laba perusahaan di dalamnya tidak mendukung untuk hal ini.
Silakan baca di sini untuk hal di atas.
Nyangkut terhormat vs nyangkut abadi?
http://goo.gl/bTcytS
Yang terakhir. Gambar grafik ini dibuat oleh salah satu rekan diskusi investasi. Dari contoh gambar di web, beliau berhasil membuat versi sendiri. Dengan program Excel dan beberapa rumus. Cara kerja yang kami salut, karena hampir dipastikan kami juga tidak sanggup membuat seperti ini. Tapi berkat apa yang beliau bagikan, kami mendapat cara baru yang bisa ditambahkan di file excel kami juga.
Karena itu, metode ATM benar-benar berfungsi. Satu orang akan mempengaruhi yang lain. Dan ilmu itu memang harus dibagikan, nantinya kita sendiri akan mendapat manfaat yang lebih besar.
Jadi, apa jurus pribadi masing-masing?