Monkey Mind

  • Save

 

Monkey Mind

Pernah lihat monyet? Gerakannya lincah. Lompat sana lompat sini. Tahun ini menurut penanggalan lunar juga tahun monyet. Artikel yang pas sebagai pembuka hari raya imlek.

Pikiran kita biasanya digambarkan sebagai monyet lincah yang bergerak ke sana kemari. Pikiran yang super aktif, selalu menginginkan lebih. Setelah itu, pikiran kita menjadi lelah dan akhirnya menjadi pikiran yang bosan. Pikiran yang terlatih adalah pikiran yang ada di tengah dari ini. Pikiran yang awas, yaitu pikiran yang tidak liar tapi waspada sehingga bisa melihat apa adanya.

Hubungannya dengan di saham apa ya. Bukankah kita cukup tahu signal beli di sini, kemudian signal jual di sana. Diulangi 100x maka kita akan kaya raya. Andaikan saja seperti ini.

Situasi sebenarnya lebih rumit. Beberapa yang bisa terjadi :
* kita menunggu saham ABCD di harga 5.000. Ternyata sudah seminggu harga terendah hanya di 5.500. Apakah kita harus mengambil, tetap menunggu, atau berpindah ke saham lain. Target seminggu itu relatif. Yang daytrade malah lebih rumit. Dalam hitungan jam harus mengambil keputusan.
* kita sudah menghitung segalanya. Pas pada saat kita akan atau telah melakukan transaksi, ternyata ada perkembangan baru. Apakah kita akan tetap bertahan, atau merubah keputusan kita.
* setelah membeli, kita menunggu kenaikan saham untuk mendapat profit. Sebelum saham kita naik, saham lainnya malah memberi signal bagus. Apakah kita akan berpindah, atau bertahan.
* kita telah melakukan transaksi berdasarkan 1 metode, ternyata yang mengajarkan metode ini malah mengambil keputusan yang berlawanan.
* kita telah melakukan transaksi, ternyata banyak orang malah memberi pandangan yang berbeda.

Masih banyak skenario yang bisa terjadi. Dan ngomong-ngomong, semua yang di atas pernah kami alami. Jadi, apa yang harus dilakukan. Bukankah ini yang terpenting.

Di sinilah peran monkey mind. Kalau pikiran kita tidak terlatih seperti monyet maka kita akan sering mengambil keputusan yang berdasarkan emosi. Dan kita tahu, emosi bersifat pendek. Emosi berubah, hampir dipastikan keputusan juga akan berubah. Monyet yang bergerak ke sana kemari tidak akan menuju ke mana-mana.

Demikian juga jika kita memutuskan daytrade. Suasana benar-benar harus kondusif. Selama kita memiliki aktifitas di luar bursa, hampir dipastikan kita tidak akan bisa mengontrol keduanya. Setelah lelah bertemu nasabah, rapat dengan pimpinan, hari yang buruk di kerja, apakah kita masih bisa bertransaksi dengan profesional.

Dan ini bukan masalah berita buruk saja. Bahkan jika kita menerima berita baik di lingkungan kita, apakah kita bisa mengambil keputusan dengan objektif. Pelanggan memberi order yang besar, bos memberikan bonus atau naik pangkat. Biasanya kita akan terdorong untuk transaksi lebih besar.

Jadi, untuk karyawan hampir dipastikan tidak baik melakukan aktifitas trading harian. Risikonya terlalu besar. Bisa-bisa kita akan kehilangan uang maupun pekerjaan.

Karena itulah jika pikiran kita bisa lebih tenang, mungkin kita akan bisa mengambil keputusan yang lebih baik. Dan hasilnya mungkin akan lebih mendekatkan kita pada garis finish kita di dalam investasi.

Dan dengan pikiran yang lebih tenang, memungkinkan kita melihat opsi yang lebih banyak. Pada akhirnya kita akan menjadi tahu apa yang harus dilakukan. Alih-alih selalu bergantung pada konsultan kuno maupun modern.

Jadi, seperti yang ditulis di bukunya. Bukan karena faktor bursa atau perusahaan yang menentukan nasib investor. Adalah investor sendirilah yang menentukan nasib dia.

Besok mudah-mudahan kita akan sampai pada bagian bagaimana melatih pikiran dalam 1 menit.

恭禧發財 – Gong Xi Fa Cai

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link