Price Book Value

  • Save

 

Price Book Value

Salah satu indikator yang sering dipakai untuk mengukur daya tahan perusahaan di masa krisis.

Rumus Book Value adalah Total Harta – Total Hutang. Berarti hasilnya adalah modal bersih perusahaan.

Kemudian market cap (nilai perusahaan di pasar modal) dibagi dengan book value. Dapatlah yang namanya Price Book Value.

Atau Book Value dibagi dulu dengan jumlah saham. Setelah itu bagi dengan Last Price.

Untuk detil bisa lihat di gambar.

Contoh :

Aset Perusahaan : 1000
Hutang Perusahaan : 400
Maka Book Valuenya : 600

Jika jumlah saham beredar adalah 10 dan harga saham adalah 300, maka market cap adalah 10 x 300 = 3000.

PBV perusahaan = 3000 / 600 = 5.

Atau Book Value dibagi jumlah saham dulu yaitu 600 / 10 = 60. Setelah itu harga saham / Book Value = 300 / 60 = 5.

Jadi nilai rasio nilai buku perusahaan ini terhadap harga pembelian saham adalah 5. Artinya, untuk membeli perusahaan ini, modal yang kita keluarkan adalah 5x lipat dari nilai perusahaan.

Angka 5 ini juga bisa kita bandingkan. Biasanya dengan sektor yang sejenis. Misalnya ada perusahaan lain dengan PBV 3. Berarti di atas kertas, perusahaan 3 lebih murah dari perusahaan 5.

Perbandingannya biasanya sampai sini. Dan digunakan untuk menilai jika perusahaan ada masalah, berapa yang kita dapatkan sebagai sisa. Sekarang kita perhatikan dengan detil. Aset adalah semua uang dan barang milik perusahaan. Sedangkan hutang biasanya dalam bentuk nominal angka. Dan dari pengalaman kita, jika ada yang butuh uang, apakah mungkin menjual mahal barang miliknya atau diobral. Berarti aset hampir pasti akan menyusut.

Kita ambil contoh.

Perusahaan dengan aset 1000 dan hutang 600 berarti book value 400. Tapi jika perusahaan bangkrut, aset 1000 hampir dipastikan akan menyusut, karena mesin, pabrik, meja kursi kantor, kendaraan, hampir tidak ada nilainya. Sedangkan hutang 600 akan tetap sama, logika saja, mana ada hutang bisa berkurang tiba-tiba tanpa alasan jelaa. Jika aset berkurang 1/2 saja, menjadi 500, maka book valuenya menjadi -100.

Karena itu, untuk mengukur kekuatan perusahaan di masa krisis, kita mungkin lebih baik memakai indikator lain. Karena hutang adalah dalam bentuk uang, maka kita bisa memakai bagian kas dan setara kas untuk perbandingannya.

Jika kas dikurangi hutang jangka panjang dan hasilnya tetap positif, hampir dipastikan perusahaan ini tidak akan bangkut dalam waktu dekat. Atau bisa juga dikurangi semua hutang saja. Silakan buat indikator sendiri. Pakai metode ATM. Amati, Tiru, dan Modifikasi.

Sekarang, sudah ketemu perusahaan apa saja?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link