


Gathering
Beberapa waktu lalu kami berkumpul dengan teman-teman di saham. Persiapan yang mendadak, cuma ocehan ayo kumpul. Yang datang lumayan. Bahkan ada yang dari Solo. Naik kereta api dan naik pesawat. Kemudian ada yang naik mobil, ada yang naik motor, publik maupun pribadi. Bahkan ada yang naik sepeda. Apapun kendaraannya, tujuannya jelas. Mencapai tempat kami berkumpul.
Sama seperti di investasi. Apapun kendaraan yang kita gunakan. Pertanyaan pentingnya adalah apakah dengan ini kita akan mencapai garis finish. Jangan karena orang lain berkata apa, langsung kita ikutin bulat-bulat, hanya karena orang itu kita hormati, atau punya banyak gelar. Kita mencari kendaraan yang cocok dengan kita. Bukan kendaraan yang paling cepat. Cepat belum tentu cocok. Bisa saja kita mabok, atau malah kecelakaan karena tidak bisa mengendalikannya.
Dan di investasi, ini bukanlah perlombaan sprint jarak pendek. Ini adalah lari maraton. Berapa lama kita menentukan karir investasi kita. Apakah kita akan bertahan sampai garis finish, itu yang terpenting. Kecuali tujuan kita meraup 1x keuntungan setelah itu memajangnya sebagai tropi kemenangan.
Dan dalam lari maraton, yang paling utama adalah mencapai garis finish. Bukan gaya-gayaan di antara jalur lari. Dan tidak heran, walau Warren Buffet dinobatkan sebagai pelari maraton paling kuat di investasi, tetap caranya susah ditiru. Orang lebih suka meniru yang lebih cepat. Apalagi di jaman serba instan. Dan jaman informasi. Kita suka beradu dengan lingkungan kita.
Apapun yang kita lakukan dan miliki, kita selalu membandingkan dengan yang lain. Ini adalah rumus pasti untuk stress. Bertemu yang lebih tinggi, kita akan minder. Bertemu yang lebih rendah kita akan sombong. Bertemu yang sejajar, kita akan iri hati. Hidup bukan itu tujuannya, karena apapun kondisinya, kita akan selalu bertemu yang di bawah, sejajar, dan di atas kita. Sebaiknya yang menjadi lawan bertanding, adalah kita yang kemarin. Selalu tanyakan, apakah kita lebih baik dibanding semalam? Apa yang hari ini bisa kita lakukan supaya besok lebih baik.
Balik lagi ke gathering. Suasana yang ada benar-benar kondusif. Tidak ada yang berusaha menjatuhkan atau berdebat dengan yang lain. Semua saling memberi pendapat. Dan dengan itu, kami semua mendapat manfaatnya. Ilmu atau materi yang disampaikan mungkin akan dilupakan. Tapi manusia akan mengingat perasaan ketika berada di kondisi itu. Dan karena hampir pasti tidak ada ilmu yang bisa diserap dalam 1x pertemuan, perasaan nyaman adalah yang paling penting. Supaya orang ingin datang lagi, dan dengan rutin datang, hampir pasti orang akan mendapat ilmunya secara tidak sadar. Bukankah itu yang kita lakukan di sekolah? Kita mengulang pelajaran dari guru. Dan tiba-tiba saja, pelajaran itu sudah ada di otak kita. Kita tidak bisa menyatakan pada tanggal sekian, jam sekian, informasi ini berhasil saya serap. You just know it.
Apakah gathering yang lalu sudah sempurna? Jelas jawabannya adalah tidak. Ke depan masih banyak potensi yang bisa dilakukan. Dari lokasi, makanannya, suasana, materi, cara penyampaiannya. Bahkan waktu juga masih bisa dioptimalkan. Begitulah yang namanya proses berkembang. Kita melakukan, salah, diperbaiki, kemudian lakukan lagi.
Sama persis seperti ketika kita trading. Ketika salah dan cutloss, ada sesuatu yang pasti akan kita pelajari. Dan biasanya masalah ada di dalam diri kita. Jika kita mencari penyebab kesalahan di luar, hampir dipastikan kita tidak akan menemukannya. Seperti tulisan Peter Lynch di buku One Up yang bisa didapat secara free dari saham-indonesia, bukan pasar, index, atau keadaan ekonomi yang menentukan kesuksesan kita di investasi, tapi investor sendirilah yang menentukannya.