Sun Tzu Art of War

  • Save

 

Sun Tzu Art of War

Banyak strategi dalam berinvestasi. Dan banyak juga timeframe. Manakah yang akan berhasil.

Untuk itu bisa kita lihat dari ilmu seni berperang Sun Tzu. Salah satu yang paling terkenal adalah bab tentang ini.

Tidak mengenal diri tidak mengenal musuh, tidak ada perang yang dimenangkan.
Mengenal diri tapi tidak mengenal musuh, 50% perang akan dimenangkan.
Mengenal diri mengenal musuh, 100% perang akan dimenangkan.

Artinya sebelum memulai berinvestasi, kita harus tahu dulu tentang diri kita. Kemudian apa yang kita kehendaki. Misalnya jika ingin daytrade. Apakah kita bisa menghandle emosi yang ada. Kemudian apakah kita ada waktu untuk melakukan itu. Kemudian apa tujuan kita berinvestasi. Jangan hanya berangan-angan 1 hari 1% tapi tidak pernah memikirkan risikonya. Jika ingin seperti Warren Buffet, apakah kita rela melewati naik turunnya bursa. Apakah kita punya kesabaran menunggu hasil.

Tepat seperti bahasan buku One Up. Sebelum memulai investasi, kita harus menanyakan ke diri sendiri apa yang kita mau. Short term atau long term investor. Apakah kita cukup yakin dengan prospek ekonomi tempat kita berinvestasi. Menjual ice cream di kutub utara adalah cara pasti untuk gagal. Untuk One Up dan bahasan tentang ini, telah beberapa kali saham-indonesia bahas. Silakan baca artikel di belakang.

Setelah kita mengenal diri sendiri dan menentukan apa yang kita kehendaki, kita harus mengenal medan perang kita. Apa aturan yang berlaku. Apa yang kita hadapi. Di sini One Up juga sudah membahas. Know what you buy and buy what you know. Jangan sampai membeli sesuatu yang tidak kita ketahui. Setelah membeli baru terkaget-kaget dengan hasil yang diterima.

Jika kita mengalami  kerugian di investasi, cukup dicek 1 hal saja. Apakah SEMUA orang juga mengalami hal yang sama. Jika ya, maka sudah jelas kesalahan ada di luar dan lebih baik kita berhenti berinvestasi, karena faktor penentu kesuksesan kita tidak bisa kita kendalikan. Tapi jika kita mengalami kerugian sedangkan ada yang mengalami keuntungan, maka ada sesuatu dari diri kita yang harus diperbaiki.

Bukan bandar, bukan fund manager ganas, bukan salah TA, bukan salah FA yang membuat kita rugi. Orang selalu berkata bandar atau fund manager sudah punya info lebih dulu dan bisa bergerak duluan. Hal ini jelas benar. Mereka berinvestasi ratusan milyar, wajar mereka mengeluarkan uang lebih banyak untuk mencari info. Sedangkan kita sibuk menunggu berita disampaikan di depan monitor kita. Tidak perlu ahli nuklir untuk memperhitungkan mana yang lebih sukses, pengusaha yang duduk menunggu penjualan atau yang aktif mencari proyek yang akan berhasil.

Satu contoh saja. Ketika AISA mengalami isu negatif, ada teman yang cuma mendengar berita dan melihat chart kemudian memutuskan cutloss. Sedangkan kami menghubungi perusahaan untuk menanyakan apa yang terjadi. Untuk bagian itu, bisa baca di artikel saham-indonesia yang lama. Sampai sekarang teman belum membeli kembali karena ketika rendah, selalu takut harga akan lebih jatuh, dan ketika harga sudah melewati harga dia cutloss, sudah pasti akan malas membeli lagi. Dulu cutloss di 1000 masak harus beli lagi di 1100.

Kami ulangi lagi tentang ini dari buku One Up. Investasi adalah seni, bukan ilmu pasti. Dan orang yang kaku dalam mengambil keputusan akan mendapat masalah dalam berinvestasi. Jika berinvestasi bisa diperhitungkan, maka anda cukup memakai komputer dan mendapat kekayaan darinya. Tapi ini tidak seperti begitu, semua ilmu hitungan yang kita butuhkan sudah kita pelajari di kelas 4 SD.

Jadi untuk berinvestasi, tidak butuh orang jenius, Newton saja bangkrut di investasi saham. Yang dibutuhkan lebih pada mental investor. Karena itu saham-indonesia lebih banyak membahas tentang psikologi, karena ini yang paling menentukan kesuksesan kita.

Jadi, siapkah kita sukses di investasi? Jangan tanya mr. Market, tanyalah pada diri sendiri.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link