


Bekerja Keras
Bagaimana kita menjadi kaya. Banyak yang mungkin akan menjawab bekerja keras. Bisa jadi ini benar. Kita lihat contohnya. Kalau benar bekerja keras adalah yang paling kaya, bisa dilihat dari kuli bangunan, tukang becak. Kurang kerja keras apa mereka.
Sedangkan ada segelintir orang yang mengembangkan aplikasi, dipakai banyak orang, tahu-tahu sudah masuk jajaran forbes. Lihat saja Mark dengan Facebook, Jack Ma dengan Alibaba.
Sama juga di saham. Biasanya pemahaman bekerja keras dibawa kemari. Setiap saat kita harus memantau pasar. Mengikuti banyak pelatihan. Melihat running trade. Tiap hari harus transaksi. Setiap hari mengejar 1% profit. Apakah cara menjadi kaya adalah demikian?
Rasanya ada cara lain. Kita lihat Warren Buffet mengumpulkan kekayaannya sambil bersenang-senang dengan cucunya. Wealth accumulation. Yang nantinya akan terbagi 2. Yaitu aktif income dan pasive income. Orang-orang sedemikian terbiasanya mencari kekayaan dengan giat bekerja, sehingga pola ini dibawa sampai ke cara berinvestasi kita. Ketika investor berhenti bertransaksi di satu hari, sakit, sibuk, lagi ada urusan, emosi lagi tidak stabil, mau liburan, otomatis kekayaannya akan berhenti bertumbuh. Ditambah mungkin ada hari buruk di bursa, apa jaminan kita akan tetap bisa mengumpulkan kekayaan.
Ada cara kedua yang lebih sederhana. Cara yang menjadi impian banyak orang, terutama yang dijanjikan akan tercapai jika kita bekerja keras di beberapa bidang, terutama netwotk marketing. Yaitu pasive income. Dalam berinvestasi di saham, cara inilah yang akan membuat kekayaan kita menjadi setinggi langit. Sky is the limit. Alasannya nanti di artikel berikutnya.
Ini menariknya bursa. Risiko terbesar adalah kita kehilangan semua uang kita, yang biasanya kecil kemungkinan terjadi jika kita berhati-hati dalam berinvestasi. Sedangkan batas atasnya, tergantung kita sendiri. Mau langit sebagai batasannya atau langit-langit sebagai batasannya.
Memang setiap saham ada batas atasnya. Tapi ini tidak menghalangi kita berpindah untuk membeli saham lainnya. Lagipula ada contoh saham yang langit adalah batasannya. Yaitu saham UNVR. Unilever. Dari permulaan sampai sekarang, sahamnya naik terus dan hampir tiap tahun mencetak rekor harga baru.
Apa yang membatasi kita untuk mencapai angkasa? Dari pengalaman kami berkomunikasi dengan banyak investor, biasanya mereka sendirilah yang membatasi. Jika kita puas dengan 5% keuntungan, kita tidak akan melihat 50% keuntungan. Jika kita puas dengan 50% keuntungan, kita tidak akan melihat 500% keuntungan. Dan perbedaan antara mendapat 5% atau 50% ada di dalam diri kita. Kita harus naik kelas. Sama seperti untuk memahami penjumlahan kemudian perkalian, kita harus naik kelas.
Dan syukurlah, matematika yang dibutuhkan dalam berinvestasi sudah kita terima di kelas 5 SD. Lebihnya urusan mental kita dan bagaimana kita mengatur keuangan kita.
Jadi, hard work or …..?