


Cash is the King
Sering kita mendengar ini. Uang adalah raja. Bagaimana dengan di saham. Kita akan melihatnya dari 2 sisi. Sisi perusahaan dan sisi kita sebagai investor.
Yang pertama adalah dari sisi perusahaan. Perusahaan dibentuk tujuannya adalah untuk menghasilkan sesuatu, biasanya adalah laba dalam bentuk uang. Perusahaan menjual produk atau jasa. Setelah dikurangi segala macam biaya, tersisa yang namanya laba bersih. Ini yang biasanya menjadi fokus investor. Apakah sudah cukup?
Ternyata ada hal lain yang perlu diperhatikan. Laba bersih itu adalah keuntungan yang dihasilkan perusahaan di atas kertas. Jadi belum tentu benar-benar menjadi uang. Ada bagian lain yang menjelaskan tentang hal ini. Yaitu di bagian arus kas. Yang terbagi 3. Yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
Arus kas operasi yaitu bagian yang mencatat masuk dan keluarnya uang perusahaan. Pendapatan dari pelanggan, pembayaran ke pemasok, gaji karyawan dan uang sewa atau listrik, air, dan sebagainya. Yang kedua adalah arus kas investasi. Yaitu mencatat tentang uang yang digunakan untuk berinvestasi. Tujuan investasi jelas. Yaitu untuk memperbesar uang yang masuk di masa yang akan datang. Yang terakhir adalah arus kas pendanaan. Yaitu uang yang diperlukan untuk berekspansi jika dari uang operasional kurang. Ini seperti kalau gaji bulanan tidak cukup, maka kita meminjam.
Fokus kali ini ada di bagian operasi. Yang menjadi perhatian adalah apakah uang yang diterima dari pelanggan bertambah atau tidak. Kemudian apakah uang operasional masih positif atau negatif. Jika negatif, apa sebabnya. Biasanya akan menjadi masalah, karena dari kegiatan operasional saja sudah tidak bisa nutup. Bagaimana bisa berekspansi lagi ke depannya.
Kelebihan uang yang dihasilkan akan dicatat di bagian kas dan setara kas di halaman awal. Kami sangat suka dengan perusahaan yang sanggup mempertahankan uang kasnya sangat besar. Artinya perusahaan ini punya bantalan kuat menghadapi situasi sulit. Uang cash tidak akan berubah nilainya, bedakan dengan aset lain, rumah, mobil, alat kantor, mesin, yang jika di masa sulit akan dinilai lebih rendah. Tidak ada kan orang yang menjual dalam keadaan Butuh Uang bisa menaikkan harga jual tinggi-tinggi.
Perusahaan yang punya uang kas banyak bisa melakukan banyak hal di masa sulit. Membayar hutang, membeli perusahaan lain yang bermasalah, melakukan ekspansi ketika yang lain kesulitan. Tidak heran nanti ketika masa keemasan ekonomi, mereka yang akan menjadi pemenang.
Inilah bagian kedua. Cash is the King untuk kita sebagai investor. Kita harus mempersiapkan uang untuk menghadapi masa krisis. Ketika masa gampang mencari uang, kita juga harus sama, menabung, supaya ketika masa sulit tiba, kita punya bantalan. Tujuannya bisa banyak. Membayar hutang. Membiayai kehidupan sehari-hari. Atau berinvestasi ke perusahaan bagus yang lagi tertekan harganya. Terlihat kan, 2 hal ini sama saja. Antara individu dan perusahaan. Alasannya gampang. Karena perusahaan adalah kumpulan orang-orang, bukan kumpulan mesin atau cuma kertas.
Itulah sebabnya Peter Lynch selalu berkata, saham bukan kertas lotere, di balik saham terdapat perusahaan, dan cari tahulah apa yang terjadi dengan perusahaan itu.
Beberapa bulan lalu kami membahas AISA. Ketika sebagian besar orang takut masuk. Karena berbagaj isu. Kami benar-benar menerapkan apa yang diajarkan Peter Lynch. Dan kami membeli ketika yang lain takut. Sekarang hasilnya sudah lumayan.
Kira-kira, sekarang ini apa perusahaan yang dijauhi orang karena takut ada masalah? Silakan dijawab sendiri.