


Siklus Kehidupan
Banyak investor berusaha mencari jawaban tentang cara memaksimalkan keuntungan. Berbagai metode dicoba, berbagai seminar didatangi. Apakah sudah ketemu jawabannya?
Ini biasanya terjadi karena orang merasa berinvestasi itu rumit. Butuh ilmu yang hanya bisa dipelajari ahli ekonomi atau yang bisa mengerti membuat program sehingga bisa membuat rumus yang pasti profit. Apakah demikian?
Dari buku One Up on Wall Street, Peter Lynch selalu mengulangi, everyone has brain to success but not the stomach. Artinya setiap orang punya kapasitas otak untuk berhasil, tapi dibutuhkan mental yang besar supaya bisa bertahan di pasar modal.
Alasannya sederhana. Investasi itu seperti bidang lainnya. Kita berhadapan dengan manusia. Yang beli dan jual adalah manusia. Yang mengelola bursa adalah manusia. Yang menjalankan perusahaan tempat kita berinvestasi juga manusia. Dan yang katanya bandar juga manusia. Dan semua manusia adalah sama. Adalah makhluk yang memiliki perasaan.
Apa yang menyebabkan timbulnya perasaan? Karena manusia berhadapan dengan hal-hal menyenangkan dan tidak menyenangkan. Hal-hal menyenangkan bagi investor misalnya mendapat dividen, mendapatkan profit, hal menyenangkan bagi perusahaan misalnya labanya naik. Kebalikannya juga sama. Hal tidak menyenangkan misalnya mengalami kerugian berinvestasi, salah memilih saham, perusahaan mengalami kerugian usaha.
Dan sudah sifat manusia, ketika hal-hal menyenangkan terjadi, kita selalu ingin lebih. Dan ketika hal tidak menyenangkan terjadi, kita berusaha membuangnya.
Siklus dalam gambar menjelaskan dengan rinci. Ketika posisi market naik, semua ingin ikut serta, dan terburu-buru membeli karena tidak mau ketinggalan. Hal ini akan mendorong harga saham kadang sampai ke level tidak masuk akal. Dan cukup dibutuhkan beberapa kondisi untuk membuat investor tersadar akan situasi ini.
Dan ketika makin banyak yang sadar, maka harga akan turun dan semakin panik orang, harga semakin cepat turun. Dan seperti pada saat kenaikan, kadang penurunan ini bisa mencapai level tidak masuk akal.
Di sinilah kita bisa mengambil peluang. Membeli ketika harga saham turun drastis dan menjual ketika harga saham naik drastis. Mekanisme ini akan berulang terus karena memang siklusnya seperti ini. Ketika di atas orang akan euforia dan lupa daratan, ketika di bawah, orang dilanda kepanikan dan lupa akan potensi saham mencapai langit.
Semua pengusaha yang berhasil melihat hal ini. Warren Buffet. Li Khai Shing. Peter Lynch. Semua mengutip hal yang sama. Berinvestasilah ketika orang lain pada takut dan juallah ketika orang lain pada serakah.