


Sistem Analis EPL
Seberapa akurat sebuah komputer menebak masa depan? Apalagi sekarang hampir semua hal bergantung pada komputer. Dan semakin canggih kecerdasan komputer yang dikenal dengan nama AI. Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Termasuk ketika komputer berhasil mengalahkan pemain catur terbaik dunia. Dan baru-baru ini berhasil mengalahkan pemain GO terbaik. Disebut permainan GO lebih rumit dibanding catur. Jadi seberapa akurat komputer melakukan prediksi.
Pada bulan Februari kemarin, ada yang menarik perhatian kami. Ketika media mengutip tentang prediksi komputer mengenai ranking klub sepakbola Inggris. Seperti yang kita ketahui, Leicester membuat kejutan dengan memenangkan liga Inggris.
Dari prediksi dan hasilnya, terlihat komputer benar menebak 3 berbanding 17 yang salah. Atau benarnya adalah 15%. Dan untuk point, tingkat akurasinya adalah 0%. Apakah komputer itu bodoh? Rasanya tidak. Alasannya sederhana. Walau komputer bisa melakukan kalkulasi dengan cepat, dia tidak bisa memprediksi sesuatu yang belum terjadi.
Pemain cedera, faktor cuaca, pemain tidak bisa tampil, dan moral pemain dalam menghadapi pertandingan. Termasuk efek wasit yang mungkin melakukan kesalahan. Dan tekanan dari penonton dan media. Banyak faktor yang tidak mungkin bisa diantisipasi.
Karena 1 hal. Yang dihadapi komputer adalah manusia yang selalu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Bukan A maka B. Manusia itu kalau kejadian A muncul, bisa bereaksi B C D E sampai Z.
Nah, demikian juga di saham. Kita tidak bisa mengandalkan komputer melakukan kalkulasi dan kita tinggal duduk santai menikmati hasil. Cara kerja investasi tidak seperti itu. Kita harus mengikuti perkembangan cerita dari perusahaan itu. Apa yang mereka lakukan untuk mengantisipasi kejadian. Apakah itu baik atau buruk.
Karena yang dihadapi oleh investor adalah perusahaan dan investor lain. Yang merupakan kumpulan manusia juga. Bukan kertas kosong yang naik turun harganya begitu saja. Di balik secarik kertas saham, ada perusahaan yang beroperasi penuh. Cari tahulah.
Seperti kata Peter Lynch. Investasi itu bukan ilmu pasti. Investasi itu seni. Kita tidak bisa menyewa komputer kemudian menghasilkan kekayaan darinya.
Logika saja. Chart yang ditampilkan cuma 1. Tidak ada 2 versi chart. Kalau ada kebenaran mutlak di sana, mengapa ada ribuan keputusan yang terjadi. Ditambah kalau benar ada metode gampang untuk mengumpulkan kekayaan, orang-orang terkaya di dunia sudah berlomba-lomba melakukan penawaran untuk membeli sistem itu dan mengunci rapat-rapat di bawah tanah untuk dipakai sendiri. Benar tidak ya seperti itu logikanya?
Oh ya. Lebih logis lagi jika kalau benar sistem yang ditawarkan sedemikian hebat, seharusnya penciptanya menggunakannya sendiri dan mengunci rapat-rapat di bawah tanah. Atau daripada mempresentasikan kepada calon pembeli seharga 100 dollar, mengapa tidak mempresentasikan di depan bankir supaya mendapat pinjaman 100 milyar dollar.
Investasi itu logis dan sederhana. Lakukan secara konsisten, maka kita akan mendapat hasilnya.
Akhir kata. Perusahaan bagus akan naik harganya. Perusahaan jelek akan turun harganya. Pada akhirnya, investor akan menerima apa yang diinvestasikannya.