


Keep It Simple
Banyak yang mungkin ingin tahu bagaimana Saham-Indonesia mendapatkan saham-saham kami. Salah satu metode yang paling sering kami pakai yaitu Five Second Valuation. Untuk isinya bisa baca di link di bawah.
Five second valuation
http://goo.gl/6agyom
Apakah namanya fundamental analis cuma seperti ini? Apakah tidak harus lebih detil, kalau perlu sampai ilmu roket supaya sahamnya bisa terbang ke bulan? Perlu yang namanya PER, ROA, DER, ROI, ITO, ATO, NIM, PBV, dan segala rasio lainnya. Memang mengetahui rasio-rasio itu membantu, tapi dalam investasi, yang paling berpengaruh adalah konsistensi kita menjalankan apa yang kita ketahui.
Apakah kita sanggup melakukan analisa semua rasio di atas? Kami rasa agak susah. Sebagian besar dari kita adalah investor amatir. Mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, pengusaha yang sibuk, pensiunan yang sudah kerepotan menghitung angka. Intinya, investasi bagi sebagian dari kita adalah part time job. Karena part time, kita tidak bisa menyediakan waktu yang terlalu banyak untuk menganalisa. Belum lagi waktu yang dipakai untuk membaca.
Karena alasan di atas lah, ditambah kita ini cuma manusia dengan IQ rata-rata, maka kita perlu membuat semua model investasi kita sesederhana mungkin. Dan kalau sederhana, maka kemungkinan melakukan kesalahan lebih kecil, dan kalau pun kesalahan terjadi, kita gampang untuk memperbaiknya.
Salah satu quote peserta American Ninja Warrior sangat bagus. Menurut dia, ketika pertama kali ikut, dia cuma punya waktu 6 bulan untuk mempersiapkan diri. Sekarang setelah 4 musim, berarti dia ada waktu 4 tahun persiapan. Sama seperti kita investor, ketika pertama kali kita terjun ke bursa, kita punya pengalaman sedikit sekali, tapi seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman kita akan semakin banyak, asal tidak tiap rugi langsung ganti metode.
Warren Buffet bisa bertahan 60 tahun di investasi karena dia melakukan hal-hal sederhana. Mencari perusahaan bagus, yang punya masa depan cerah, dikelola orang jujur, dan dijual dengan harga murah. Sesederhana itu. Sayangnya banyak orang tidak percaya, mereka lebih percaya teori-teori konspirasi mengenai Warren Buffet. Mungkin pemikiran ini akan laku kalau dijadikan film Hollywood, tapi kita di dunia nyata. Dan di dunia nyata, kami percaya dengan menjadi orang baik lah baru kehidupan kita akan menjadi baik juga.
Plus masalah terbesar investor ada di mindset sendiri. Kalau ditanya, IHSG banyakan naik atau turun, jawaban mereka pasti banyakan turun, makanya tidak berani hold lama-lama. Padahal realitanya IHSG itu banyakan naik. Jadi kalau kita berani hold saham, maka kemungkinan benar lebih banyak. Kalau benarnya lebih banyak, bukankah porto kita akan naik dengan sendirinya tanpa perlu susah payah keluar masuk melakukan market timing. Yang penting beli saham bagus di harga diskon, tunggu sampai naik.
Dan tujuan mengapa harus investasi secara sederhana? Lihat ujungnya. Apa target kita di ujung. Rumah, mobil mewah, pulau pribadi, kehormatan, gengsi, posisi, kesehatan, masa tua yang menyenangkan, atau apapun itu. Di balik semua tujuan di atas, semuanya mengarah ke satu tujuan utama. Yaitu INGIN BAHAGIA. Anda boleh sebut apapun itu, di baliknya selalu adalah ingin bahagia. Jadi kalau ujungnya sederhana, mengapa di tengah-tengah harus jungkir balik segala cara.
Karena itulah Saham-Indonesia selalu menganjurkan invest long, prosper, and be happy. Berinvestasilah untuk masa depan, jadi lah makmur seperti harapan masing-masing, dan bahagia lah.