Menjadi Pemenang

  • Save

 

Menjadi Pemenang

Kemarin dunia dikabarkan bahwa Muhammad Ali meninggal dunia. Salah satu petinju terbesar selama ini. Juara dunia 3 kali. Tapi ternyata semua yang pernah di atas, pada akhirnya akan berakhir. Semua hal di dunia, akan melalui ini, lahir, berkembang, dewasa, menurun, dan akhirnya hilang. Sama juga seperti perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Perusahaannya muncul, berkembang, menjadi besar, kemudian mengalami penurunan, dan pada akhirnya akan lenyap digeser perusahaan lain. Beberapa perusahaan yang luar biasa setelah mencapai tahap dewasa akan mentransformasi dirinya supaya bisa tetap bertahan.

Dan kita sebagai investor, sebaiknya berfokus pada perusahaan berkembang yang telah memiliki potensi sebagai pemenang. Karena hanya di saham pemenanglah kita akan mendapat hasil yang luar biasa. Ciri-ciri perusahaan unggulan adalah mendominasi pangsa pasar, mereknya dikenal banyak orang, punya nilai tambah dibanding pesaing, melakukan monopoli, dan pelanggan sulit berpindah dari mereka.

Itu kalau perusahaan, bagaimana dengan kita sendiri? Apakah kita bisa juga menjadi pemenang? Kalau membaca riwayat Ali, seharusnya bisa. Ali awalnya juga dilahirkan seperti kita. Bayi kecil tidak berdaya. Yang berarti sejarah kita tidaklah terlalu penting bagi keberhasilan kita. Apa yang kita lakukanlah yang akan menentukan. Sepanjang sejarah karir bertinjunya, Muhammad Ali mengantongi rekor 61 kali bertanding, 56 menang dan 5 kali kalah. Kekalahan pertama terjadi di pertandingan ke 31. Setelah itu sampai pertandingan ke 55, setiap kalah, Ali selalu membalas di pertandingan berikutnya. Hanya setelah yang ke55, Ali menderita 3 kekalahan. Dan 2 kekalahan terakhir membuat dia pensiun. Wajar mengingat olahraga tinju berhubungan dengan fisik.

Tapi kita di investasi, kapasitas kita akan semakin membesar. Lihat semua yang telah berhasil. Semakin tua usia, semakin ahli dalam berinvestasi. Tidak akan ada batasan fisik yang akan menghalangi kita menjadi pemenang. Hanya cara berpikir kitalah yang akan menjadi batasan.

Seperti quote Ali di gambar. Untuk menjadi pemenang, kita sendiri haruslah berpikir bahwa kita adalah yang terbaik. Terbaik kalau di investasi bukan menunjukkan keunggula dari sisi fisik. Misalnya punya rumah mewah, mobil sport, menghambur-hamburkan uang. Itu adalah cara berpikir yang berlawanan dengan jalan menuju kesuksesan investasi. Sering ketika kami berdiskusi dengan teman, mengapa Warren Buffet yang sudah sekaya itu, tidak berambisi membeli pulau? Justru kalau ada pemikiran membeli pulaulah yang akan menghalangi kita menjadi seperti Warren Buffet. Cara berpikir Buffet adalah mengumpulkan kekayaan. Membeli pulau adalah memboroskan kekayaan. Jalan yang berbeda, dan akan mengurangi aset dia. Orang yang ketika mencapai 1T kemudian berpikir untuk foya-foya tidak akan mencapai 10T. Sama seperti orang yang setiap sahamnya naik 10% kemudian menjual, tidak akan melihat 100%. Berpikir konsumtif akan menguntungkan pemilik usaha, alias pemegang saham seperti kita.

Dan yang terakhir, jika kita belum mencapai tahap pemenang, kita bisa berpikir seolah-olah adalah pemenang. Ini gunanya supaya kita bisa mengerti sifat-sifat dan metode yang dibutuhkan untuk mencapai itu. Ingat saja, bukan berarti kita meniru fisik pemenang, misalnya bergaya mewah-mewahan, atau merubah penampilan fisik supaya mirip. Tapi yang paling penting adalah dalam hal cara berpikirnya. Apa saja yang orang sukses pikirkan, katakan, dan lakukan supaya mereka berada di level itu yang pantas kita ikuti.

1 kalimat yang menjadi motto Saham-Indonesia, yang sejalan dengan hidup orang sukses : Invest long, prosper, and be happy. Berinvestasilah untuk jangka panjang, jadilah makmur, dan hiduplah bahagia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link