Asset Allocation

  • Save

Asset Allocation

Berapa besar kita harus membeli sebuah saham? Tidak ada angka yang pasti. Warren Buffet memiliki 9 saham untuk masuk daftar Forbes, dengan 1400 saham untuk menjadi legenda. Jadi berapa banyak yang ideal?

Untuk jumlah saham bisa baca di artikel berikut. https://saham-indonesia.com/2016/04/berapa-jumlah-anak-saham-mu/

Di artikel kali ini kami membahas tentang perubahan dalam portofolio kami sewaktu-waktu. Idealnya jumlah maksimal saham yang bisa dimiliki adalah sesuai dengan yang bisa kita awasi. Sekarang, berapa jumlah maksimal persentase dari 1 saham terhadap portofolio kita.

Di awal kami membatasi sebesar 20%. Artinya jika ada saham sudah di atas 20% total porto kami, maka kami mempertimbangkan untuk menjualnya. Sedangkan rata-rata kami menjaga di sekitar 15%, ada selisih 5% sebagai kompensasi jika ada saham yang menarik.

Menarik artinya jika saham menurut kami naik karena perubahan fundamental, atau harga tertekan turun padahal secara tidak ada perubahan. Pada saat itu kami akan menambah posisi.

Ini dengan 1 saham. Dan untuk sektor, kami membatasi di 40%. Artinya maksimal hanya akan ada 2 saham yang sama bisnisnya di porto kami. Ini untuk pertimbangan jika sektor tersebut mengalami goncangan, maka pengaruhnya terhadap kinerja kami tidak terlalu besar. Apalagi jika saham yang dipegang adalah saham siklus.

Alasan saham lebih berfluktuasi, dari buku One Up on Wall Street, menyatakan bahwa pada masa krisis, jika saham consumer bisa turun 50%, maka saham siklus bisa turun hingga 80%.

Apakah ini rumus baku? Tidak juga. Setelah membaca buku Warren Buffet, disebut WB pernah memegang 1 saham sebesar 30% portofolio dia karena yakin dengan potensi sahamnya. Dan jika kita yakin dengan kinerjanya, mengapa takut membeli lebih banyak. Bukankah fear and greed adalah musuh utama investor.

Memikirkan hal ini, maka kami merubah komposisi portofolio maksimal per saham menjadi 30%, dan sektor menjadi 50%. Apakah akan tetap begitu, belum tentu juga.

Seperti di gambar, kami menambahkan pembagian saham menurut kinerja perusahaannya. Dari yang paling lambat sampai cepat, terus yang kinerjanya fluktuasi, dan yang sedang bermasalah. Untuk mendapatkan hasil maksimal, ada jenis saham yang harus dibeli. Dan komposisi dan rewardnya juga. Misalnya saham slow grower adalah low risk low gain. Untuk lengkapnya tentang 6 kategori ini, bisa dibaca di buku One Up on Wall Street.

Bagaimana perkembangan portofolio, tergantung perkembangan kapasitas kita juga. Di awal mungkin kita banyak salah, jadi diversifikasi diperlukan, tapi dengan berkembangnya kemampuan, maka jumlah saham mengecil dan porsinya membesar. Tapi jika aset kita semakin besar, jumlah saham akan meningkat lagi.

Dan yang terakhir, ini adalah versi kami setelah melalui proses ATM, Amati-Tiru-Modifikasi. Anda juga bisa melakukan versi anda. Yang penting apapun keputusan dalam berinvestasi, anda merasa nyaman dan cocok.

Tidak ada gunanya kan ngaku sebagai investor tapi pantat saja ga bisa diangkat dari kursi karena stress memantau pergerakan harga saham yang sudah mirip gerakan jantung kita.

Yang penting itu di sini senang, di sana senang, di mana-mana investasi itu selalu menyenangkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link