Berinvestasi di Properti

  • Save

 

Berinvestasi di Properti

BI Rate turun, LTV turun, Tax Amnesty sudah disetujui. Kabar baik untuk yang ingin membeli properti. Kalau tidak segera, mungkin akan ketinggalan kereta. Sekarang, bagaimana cara membeli properti yang bagus?

Yang pertama, kita harus sedia modal dulu. Sesuai kan dengan target pembelian kita. Jika tidak sanggup secara keseluruhan, mungkin bisa dengan cicilan per bulan. Setelah dana mencukupi, barulah kita mulai.

Langkah pertama, kita melakukan screening kira-kira daftar properti mana yang ber prospek. Kita mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang daftar properti yang siap dijual.

Kita mencari daerah yang bagus dan punya prospek cerah untuk mengalami kenaikan harga. Kita membandingkan dengan beberapa pesaingnya, kita membaca detil apa isi penawaran properti itu. Kita menggunakan rasio-rasio yang sekiranya akan membantu kita mengambil keputusan.

Langkah selanjutnya, kita melihat siapa pengembang atau pemilik perusahaan ini, apakah punya track record bisa dipercaya. Apakah selama ini punya catatan jelek. Apakah pernah terlibat kasus yang bisa membuat masalah di masa depan. Jika tidak, berarti properti ini bisa masuk watchlist.

Langkah berikutnya, kita melakukan site visit. Hanya orang gila yang berani membeli kucing dalam karung. Kita melakukan peninjauan lapangan dengan harapan bisa melihat apa yang terjadi di sana. Dan gambaran ideal apa yang bisa kita dapatkan.

Jika sudah melihat propertinya bagus atau tidak, punya prospek kenaikan harga atau bisa disewakan supaya dapat keuntungan tahunan, dibangun oleh pengembang yang bertanggung jawab, dan setelah melakukan site visit, barulah kita menawar harganya.

Setelah harga dirasakan cocok, kita akan menyatakan bahwa properti ini akan menjadi milik saya dan nanti beberapa tahun atau mungkin 10 tahun kemudian barulah saya akan jual.

Setelah itu, kita ke notaris dan segala urusan surat menyurat dibereskan.

————————————

Demikianlah kira-kira metode membeli properti. Sekarang, anda tinggal ganti kata properti menjadi saham. Soalnya grup ini memang membahas saham, kok melenceng ke topik lain. Anda akan lihat persamaannya bukan?

Jika sama, mengapa banyak orang gagal di saham bisa berhasil di properti? Ternyata yang mereka lakukan berbeda. Orang ketika membeli saham, mereka cuma menanyakan 1 pertanyaan, apa yang besok bisa naik, dan harapannya akan ketemu jawaban saham ini yang akan naik. Lakukan prosesnya selama 1-2 tahun, maka sudah bisa masuk daftar Forbes. Yang lain ga perlu tahu lagi. Tidak perlu tahu prospek bisnisnya, tidak perlu tahu kualitas perusahaan, tidak perlu tahu manajemennya, tidak perlu nego harga dan langsung beli saja. Dan tidak perlu menunggu, besok sudah harus untung.

Kami yakin, jika ada yang melakukan proses di atas, dalam 1-2 tahun orang ini akan masuk ke daftar barisan sakit hati di saham alih-alih masuk daftar Forbes. Investasi itu seperti hal lain, perlu komitmen, perlu waktu untuk dipelajari, perlu biaya untuk belajar, perlu jatuh bangun. Andaikan saja orang berinvestasi di saham seperti berinvestasi di properti.

Investasi saham itu sederhana saja, tapi tidak mudah dilakukan. Kita cukup membeli perusahaan bagus yang punya prospek cerah, dikelola orang jujur, dan dijual dengan harga diskon. Kemudian duduk manis menunggu nilainya kembali ke harga wajar.

Lakukan ini selama bertahun-tahun, aset anda akan terus berkembang.

Dan terakhir, grafik di atas bukan perkembangan harga rumah. Tapi grafik perkembangan harga saham MYOR. Orang sering memakai contoh untuk saham sukses, mungkin jadi dilema juga seakan-akan hanya ada 1 saham yang bisa membuat kita jadi kaya. MYOR di tahun 2009 bernilai 890 rupiah. Sekarang MYOR sudah berharga 40ribu rupiah. Atau kenaikan 45x lipat dalam waktu 7 tahun. Setara dengan 4500%. Jika anda menaruh uang anda sebanyak 10 juta, maka dalam 7 tahun sudah menjadi 450 juta. Belum lagi ditambah tahunan yang lumayan.

Apakah MYOR akan naik terus, kami tidak tahu. Kami belum menemukan Bola kristal untuk meramal harga saham. Tapi kami yakin jika perusahaan Mayora tetap berproduksi seperti biasa, manajemen tetap jujur, dan bisnisnya tetap bagus, maka harga saham secara otomatis akan tetap mengikuti. Jika harga saham ketinggalan? Saat itulah anda mendapat kesempatan untuk masuk.

Sederhana bukan? Tidak perlu ilmu roket supaya menjadi sukses di saham.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link