


Tenbaggers Investor
Gambar di atas adalah seorang pedagang buah-buahan di China sedang memantau pasar saham. Bisa saja ini terjadi ketika demam investasi di China meledak di mana dalam 1 tahun ada 100 juta rakyat China membuka rekening investasi. Kira-kira 8% dari total penduduknya.
Sayang, karena pertambahan investor baru melebihi SDM dalam mengelola, maka pendidikan finansial menjadi lemah. Akhirnya bursa China mengalami bubble, atau istilah dari pasar yang mengalami kenaikan yang tidak kuat, dan akhirnya menerus gelembungnya dan index China turun kira-kira 50 % dari titik tertingginya. Semua yang cepat naik pada akhirnya cepat turun karena fondasi yang tidak kuat.
Kalau terjadi di Indonesia, berarti kira-kira ada 20 juta penduduk. Apakah akan menjadi kenyataan? Sebagai gambaran, sekarang ini investor di Indonesia sekitar 400 ribu. Berarti untuk mencapai 20 juta, ada potensi kenaikan 50 x lipat. Mungkin terlalu jauh, jadi target yang memungkinkan adalah sekitar 4 juta investor. Atau kenaikan 10 x lipat.
Kalau menurut Peter Lynch, berarti ini mencapai kenaikan 10 baggers. Istilah dia untuk saham yang naik 10 x. Apakah mungkin Indonesia mencapai 4 juta investor? Jawaban gampangnya adalah bisa. Rakyat Indonesia punya sumber dana untuk itu. Karena sekarang menjadi investor sudah lebih gampang dan murah.
Untuk yang ini bisa cek di https://saham-indonesia.com/pendaftaran/
Sekarang pekerjaan sulitnya. Bagaimana mengedukasi investor yang baru bergabung supaya bisa mandiri. Sebagian dari yang mengajak dan investornya sendiri mengharap hasil yang cepat. Hampir tidak ada yang mau berpikir tentang sustainable process, yaitu kalau dari sisi yang mengajak, boleh marketing atau teman, memikirkan bagaimana membuat yang diajak bisa untung secara konsisten, yang pada akhirnya akan memberi keuntungan bagi mereka sendiri. Misalnya yang bekerja di bidang finansial akan mendapat komisi yang lebih besar karena pelanggan yang untung akan meningkatkan value transaksinya. Sedangkan untuk yang ngajak, minimal nama baik yang didapatkan karena memberi rejeki untuk temannya.
Dari sisi investor, jika sudah dalam proses yang berkelanjutan – istilah dari sustainable yang sengaja kami buat biar kelihatan pintar, karena menurut salah satu pembicara seminar, untuk membuat audience terpukau, pakailah bahasa asing yang sulit – maka profit akan terus datang. Seperti pohon yang telah tumbuh dewasa dan siap panen. Kadang kita bisa memanen buah busuk, tapi jika benihnya benar, tanahnya benar, pupuknya benar, cara perawatannya benar, maka pohon akan konsisten berbuah yang baik.
Dan supaya ini berhasil, dibutuhkan hati yang baik. Seperti yang sering dibahas Warren Buffet. Nomor 1 bagi dia adalah integritas. Karena dengan integritas, kejujuran, bahkan ketika perusahaan bermasalah, orang baik akan memikirkan bagaimana perusahaan bisa selamat. Sedangkan orang yang tidak baik akan sibuk menyelamatkan diri sendiri. Ekonomi akan maju jika dijalankan oleh orang baik. Ekonomi akan hancur jika dijalankan orang jahat.
Dan untuk itulah kami membentuk komunitas Saham-Indonesia. Dan artikel-artikel yang ditulis. Cara investasi yang sederhana. Semua supaya bisa dibaca, di mengerti, ditiru, diubah sesuai latar belakang masing-masing investor. Jika cara terlalu berbelit – belit, mungkin saja ada yang berhasil menggunakan, tapi tidak akan banyak. 4 juta investor itu, terdiri dari berbagai latar belakang, ada karyawan, bos super sibuk, ibu rumah tangga, pensiunan, mahasiswa, dan semua latar belakang yang mungkin ada. Termasuk pedagang dan mungkin petani atau nelayan. Semua punya latar belakang dan sumber daya yang berbeda-beda. Sistem yang terlalu rumit tidak akan bisa berhasil.
Karena itu, slogan dari bursa sudah tepat. Mari menabung saham. Semua orang bisa melakukan dengan modal masing-masing. Menabung di perusahaan bagus yang punya prospek, dikelola orang baik, dan dijual dengan harga murah. Untuk artikelnya bisa baca di https://saham-indonesia.com/2015/12/mari-menabung-saham/
Inilah arti dari long term view. Bagaimana memandang masa depan yang akan kita bentuk. Bukan hanya kemampuan hold 1 saham secara jangka panjang. Bukan pula profit 1x 100%. Kita bisa melihat ujung karir kita seperti apa. Apakah tindakan kita yang sekarang akan mengarah ke sana. Jika tidak, apakah perlu diubah atau harus belok 180°. Jangan Membuang aset paling berharga kita yaitu waktu. Karena waktu yang terbuang dengan mencoba cara aneh-aneh, tidak akan kembali.
Sebagai tambahan, bahkan beggar (pengemis) terbagi 2, yang cuma sehari-hari mencari uang receh, dan yang membangun masa depannya, apakah dengan nantinya meningkatkan kapasitas misalnya menuntut ilmu atau membeli tanah dan rumah di kampung halaman.