


Apa Gunanya Sharing
Tadi baru saja bertemu teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak ketemu. Selama ini hanya chat lewat media sosial. Soalnya orangnya sudah pulang kampung dan membangun usaha di sana.
Selain untuk ngobrol, teman ini, sebut saja namanya AB, ingin tahu tentang value investing. Karena hanya lewat chat, kami juga tidak nanya macam-macam. Setelah makan malam bersama, dan ngobrol sejenak, barulah sampai topiknya. Mengapa dia tertarik belajar value investing.
Alasan kami nanya ini karena selama ini AB memahami berbagai teknik market timing. Tahu segala pola – pola yang terbentuk. 2 alasan dikemukakan. Alasan pribadi dia. Kalau ada yang tidak setuju, silakan saja.
Alasan pertama, dia sempat beli AISA di harga 1100an setelah mengalami koreksi dalam ke 800an. Dan dengan melakukan berbagai analisa market timing, dia menjual sahamnya di sekitar 1300an, dan akan membeli kembali di 1100an. Karena menurut metode yang dia gunakan, harga PASTI akan ke sana. Ternyata harga tidak pernah ke sana dan sekarang bisa dicek AISA ada di harga berapa.
Alasan kedua, setelah melakukan kesalahan posisi, dan dalam posisi full cash, tiba lah kesempatan kedua untuk membeli. Yaitu pada situasi IHSG merah karena Brexit. Di mana dalam waktu 2 jam, IHSG drop sekitar 2%. Ini angka yang besar di mana pada hari normal, range IHSG hanya bergerak plus minus 0,5%. Dia menunggu sampai titik pembelian dia. Ternyata IHSG tidak pernah mencapai titik tersebut dan kita tahu setelah hari itu, IHSG naik terus hingga mencapai posisi 5400an.
Mungkin saja bagi orang lain, market timing akan berhasil, tapi bagi dia, enough is enough. Karena itulah dia mengajak bertemu untuk belajar value investing. Singkat cerita kami berdiskusi tentang value investing. Apa metode yang cocok dengan dia. Tidak punya laptop, orang lapangan yang sering di jalan, tinggal di kota kecil yang jauh dari informasi dan internet yang lambat. Apa metode yang cocok. Menggunakan hitungan valuasi? Mencari informasi ke publik expose? Mengecek laporan keuangan? Dan kami cuma punya waktu 2 jam untuk berbagi. Semua itu adalah mustahil untuk dilakukan.
Mana mungkin 2 jam berbagi kemudian orangnya pulang ke daerah dan menjadi master value investing seperti Warren Buffet di Ohama. Dari sinilah kami membagi cara yang bahkan lebih gampang dibanding 5 seconds valuation.
Untuk 5 seconds valuation bisa baca di sini.
Five second valuation
http://goo.gl/6agyom
2 jam selesai juga. Metode yang sangat gampang untuk dipahami, dan cukup aman dan konsisten untuk menghasilkan profit dalam investasi. Sekarang tinggal dia sendiri, apakah mau melakukan dengan konsisten. Karena semua ilmu tidak akan berguna dan hanya menjadi teori jika tidak pernah digunakan.
Bagi kami, tidak ada kerugian dalam berbagi. Bahkan sekarang kami mendapatkan 1 metode baru untuk berinvestasi. Metode bagi orang yang benar-benar tidak ada sumber daya yang cukup banyak untuk melakukan investasi, kecuali 1 handphone dan akses internet untuk online ke sistem trading.
Seperti di gambar, berbagilah, karena nyala lilin kita tidak akan hilang atau berkurang dengan berbagi. Dan misi kami untuk menuju ten baggers investor semakin dekat. Dia menjadi yakin, dia melakukan, dia sukses, dan kemudian membagikan metode ini ke yang lain. Tinggal hitung saja, berapa kira-kira IHSG jika ada 4 juta investor di Indonesia. Pada akhirnya, bukankah kita sendiri juga diuntungkan?
Karena itulah, lihat jangka panjangnya, berinvestasilah untuk itu, nikmati hasilnya, dan berbahagialah. Karena pada akhirnya, tujuan kita adalah untuk bahagia.