Belajar di Singapore

  • Save

 

Belajar di Singapore

Seminggu terakhir kami berkunjung ke Singapore dan Johor Baru untuk mengikuti seminar. Banyak hal yang bisa didapatkan.

Topik yang seharusnya dipelajari bertahun-tahun, dipadatkan hanya dalam 2 hari. Memang yang dibahas hanya inti-intinya saja, tapi ini pun sudah cukup dijalankan. Wajar, di jaman sibuk seperti sekarang, orang tidak punya terlalu banyak waktu untuk ikut acara yang meningkatkan kapasitas. Untuk yang level ini, secara singkat saja sudah lumayan berat. Tapi topiknya sudah tercover semua. Apa yang kita dapatkan setelah berhasil mencapai level yang diajarkan, cara mencapainya, dan penjelasan dari cara mencapainya.

Tapi mengetahui tentang bagaimana melakukan dan melakukan terdapat perbedaan yang sangat besar. Ibarat tahu teori berenang vs bisa berenang dan berhasil mempraktekkan, ada gap yang sangat besar. Hanya lewat latihan yang rutin, dan dedikasi yang besar barulah bisa berhasil. Sama seperti berinvestasi, hanya tahu teori saja tidak ada gunanya. Ada perasaan yang hanya bisa didapatkan jika kita melakukan.

Di awal sekali, gurunya  menjelaskan, dia tidak pernah ada rencana untuk mengajar lewat media internet walau sekarang jaman teknologi. Sama juga dalam membaca buku. Ada alasan special untuk itu. Hanya melalui pembelajaran ketika kita menghadiri kelas lah yang bisa menghantarkan kita mencapai level pemahaman sempurna. Karena melibatkan panca indra yang tidak bisa dilakukan melalui buku, video, atau hanya webminar. Seperti itu juga di investasi, cobalah untuk menghadiri 1x kelas yang mengajarkan tentang value investing. Jika bingung, gpp, lihat alasan di bawah.

Yang di gambar, gurunya sedang menjelaskan tentang bagaimana proses semua hal. Bahwa semua hal, termasuk perusahaan, akan melalui fase ini, lahir, berkembang, matang, menurun, dan pada akhirnya hilang. Hanya perusahaan yang manajemennya kuat yang mungkin menyadari fase ini dan bertransformasi ketika sudah di fase kematangan. Apakah membuka lini bisnis baru atau melakukan ekspansi. Atau memgembalikan semuanya kepada investor dalam bentuk buy back saham atau yang besar.

Terus ada cerita menarik lagi. Pada masa kecil, si guru ada seorang teman wanita yang setiap pagi selalu ke rumahnya untuk berangkat bareng ke sekolah. Dan di masa awal, gadis ini selalu mengikat tali sepatu guru. Akhirnya guru ini berhasil mandiri mengikat tali sepatu. Nah, untuk hal sesimpel ini saja kita butuh seorang guru apalagi materi sesulit di workshop. Dan guru yang dimaksud adalah guru yang sudah berhasil. Sama juga, berinvestasi pastilah lebih rumit dari mengikat sepatu. Jelas kita butuh guru yang qualified. Guru yang sudah berhasil menjalankan metode yang diajarkan.

Guru jelas akan berperan besar dalam perkembangan investasi kita. Tanpa seorang guru, tidak mungkin kita akan naik kelas dalam level investasi. Warren Buffet saja selalu menulis tentang 4 guru yang paling berpengaruh dalam karir investasinya. Guru yang mengajarkan tentang membeli saham bagus, punya prospek cerah, dikelola orang jujur, dan dijual dengan harga diskon. 4 metode 4 guru.

Kemudian, jika kita masih bingung dengan semua ilmu yang diajarkan, tidak masalah. Proses belajar memang seperti itu. Ketika kita pertama kali mendengar sebuah hal, maka kita akan kebingungan. Tapi semakin banyak mendengar, nanti kepingan informasi akan tiba-tiba menjadi jelas. Saat itulah kita akan bilang, oh ini maksudnya ya. Untuk hal ini, lucu juga. Dulu pertama kali ke Singapore, ketika menggunakan MRT ke Chinatown, ada banyak pintu keluar. Pas kami keluar, di luar banyak berdiri mall-mall, yang bukan suasana Chinatown. Karena tidak paham dan takut salah, kami masuk kembali ke jalur MRT dan mengambil jalan keluar lain. Setelah lewat pintu lain, barulah Chinatown sama seperti gambaran kami. Kemarin, kami keluar dari pintu yang banyak mall, dan baru sadar, ini jika balik badan, adalah jalan ke Chinatown lama. Ternyata semuanya sudah ada di sana. Kita tinggal menyatukan kepingan informasi.

The last, setelah seminar, kami membawa orang tua untuk sekalian jalan-jalan. Membahagiakan orang tua adalah kebaikan terbesar yang bisa dilakukan. Kebaikan yang kita dapatkan di kemudian hari juga nantinya akan datang dari ini.

Oh ya. Satu lagi. Ketika mengunjungi Garden by The Bay, karena membawa orang tua, kami menggunakan uber. Dari perbincangan dengan supirnya, negara Singapore benar-benar contoh bagaimana berpikir secara long term. Setiap keputusan yang dibuat pemerintah sana, adalah untuk 50 tahun ke depan. Bukan hanya untuk hari ini atau besok. Berinvestasi juga harus seperti itu. Kita melihat dulu tujuan kita untuk apa. Kemudian membuat rencana tentang bagaimana mencapainya. Metode buy and hold beda dengan buy and forget. Metode long term investment juga beda dengan investasi long term karena nyangkut.

Dan yang paling penting dari investasi, jelas profit. Tidak penting % nya asal valuenya besar. Dan untuk mendapat value yang besar, maka kita harus berani masuk dalam jumlah yang besar. Dan untuk masuk jumlah yang besar, kita harus punya pemahaman yang benar dan mengerti apa yang kita beli. Kemudian karena tahu apa yang kita beli, kita berani hold untuk waktu yang lama. Jangan pernah sudah masuk, dan ketika harga bergerak berlawanan dengan harapan kita, barulah panik cari info. Itu jelas bukan investasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link