Greed is Never Good

  • Save

 

Greed is Never Good

Kalimat ini, Greed is Good, adalah ucapan di film Wall Street. Bahwa kita harus menjadi serakah dan meraup segalanya untuk menjadi kaya dan sukses. Benarkah demikian?

Apalagi ada embel – embel dari Warren Buffet, be greedy when other fear and be fear when other greed. Jadilah serakah ketika yang lain takut, dan takut lah ketika yang lain serakah.

Mari kita lihat satu per satu. Yang pertama, Greed is Good. Apakah dengan mengembangkan sifat serakah, keinginan untuk meraup segalanya akan membuat kita berhasil? Jawaban kami sih gampang. Kita tidak akan pernah berhasil jika kita punya sifat serakah dan mementingkan diri sendiri. Cara kerjanya tidak demikian. Kesuksesan hanya akan diraih jika kita mulai memikirkan orang lain dan bekerja untuk itu. Orang lain bisa keluarga, lingkungan, negara, atau dunia. Tergantung kapasitas kita.

Ini sejalan dengan apa yang dikatakan Steve Jobs, stay foolish stay hunger. Artinya selalu lah merasa bodoh dan berusaha meningkatkan kapasitas dan selalu merasa lapar akan ilmu. Ini kebalikan dengan apa pemahaman dunia yang puas dengan kapasitas diri mereka dan selalu lapar akan barang-barang, makanya selalu meningkatkan daya konsumsi mereka. Orang-orang besar adalah kebalikan dari ini, mereka puas akan kepemilikan mereka dan tidak puas dengan siapa mereka, makanya terus menerus mencari ilmu.

Kemudian quote dari Warren Buffet, kami melihat ini lebih pada sikap positif alih-alih berusaha memakan yang lain. Ketika orang panik maupun serakah, kita sendiri haruslah tenang melihat apa adanya. Bagaimana caranya, nanti bisa dibaca di bawah.

Balik lagi ke greed, atau keserakahan, ada 8 hal yang jika kita lakukan akan menjatuhkan kita cepat atau lambat. Jika kita melakukan sesuatu karena di dorong oleh keinginan untuk mendapat untung, terkenal, dipuji, dan kenyamanan, serta penolakan terhadap rugi, terkucil, dihina, dan penderitaan, maka kita akan selamanya terjebak lingkaran seperti marmut memutar roda di kandangnya.

Kita harus melihat melampaui ini. Toh di bursa, kita sebagai investor adalah orang-orang yang sudah punya kelebihan uang sehingga bisa berinvestasi. Jika tidak, kita akan gampang tertipu kondisi yang ada. Saham jelek lagi naik di kejar, saham bagus malah ditinggalkan karena pelan, tawaran investasi ga jelas diambil hanya karena adanya janji keuntungan yang besar.

Sekarang, bagaimana cara kita melampaui ini, apakah harus tinggi, atau punya banyak harta dulu? Jawabannya sederhana. Dengan melakukan lebih banyak kebaikan terhadap sesama lah, baru kita bisa punya ketenangan diri untuk melihat banyak hal apa adanya. Air keruh tidak akan pernah kelihatan dasarnya. Hanya air jernih yang bisa terlihat apa isinya. Dengan kebaikan, kita tidak kuatir ada masalah yang menghalangi kita, karena kita telah melakukan yang terbaik.

Kebaikan sendiri tidak perlu lah spektakuler, lakukan dalam kehidupan sehari-hari saja, respeklah pada kehidupan dengan hidup sehat, respeklah pada Hak milik dengan hidup sederhana, respeklah pada hubungan dengan hidup setia, respeklah pada perkataan dengan hidup jujur, dan respeklah pada pikiran kita dengan hidup mindfulness (berkesadaran penuh).

Jika kita menjaga 5 hal ini, maka keputusan investasi kita akan lebih baik, dan pada akhirnya hasil yang dicapai juga akan lebih baik. Mana mungkin kita bisa berinvestasi dengan mantap jika sering sakit, takut kehilangan barang, selalu ribut dengan lingkungan, tidak percaya perkataan orang, dan pikiran kita selalu terombang-ambing.

Lihatlah semua orang yang berhasil, semua memiliki kualitas baik yang bisa di contoh orang lain. Dan 2 jenis orang yang paling patut menjadi tempat kita melakukan kebaikan, 1nya adalah orang tua, dan 1 lagi adalah guru. Merekalah yang paling berjasa dalam hidup kita.

Pada akhirnya, Greed is Never Good, dan kebaikan ada di atas segalanya. Pada akhirnya, Gordon Gecko, tokoh di film itu juga ingin melakukan kebaikan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link