Kepercayaan
Jangan beli beras merek ini karena oplosan.
Jangan beli rumah di sini karena oplosan.
Jangan menikah dengan pasangan anda karena oplas alias operasi plastik.
Dan seterusnya dan seterusnya.
Bagaimana dunia akan bergerak kalau semua punya pemahaman seperti ini. Sudah pasti kita akan dilanda krisis hebat. Semua tidak berani melakukan sesuatu karena takut ditipu.
Kita berhubungan dengan seseorang karena faktor kepercayaan. Kita percaya mereka orang-orang yang bisa bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.
Kita berbisnis dengan orang karena faktor kepercayaan. Karena kita sebagai pembeli percaya penjual bisa menyerahkan barang bermutu dan kita sebagai penjual percaya pembeli bisa memberikan uang sesuai kesepakatan.
Kita bekerja dengan orang juga karena faktor kepercayaan. Sebagai pekerja kita percaya nanti kita akan diberi imbalan atas pekerjaan kita. Sebagai pemberi kerja, kita percaya karyawan kita akan mengerjakan tugasnya Tanpa masalah.
Apapun hubungan kita dengan yang lain, basis nya adalah kepercayaan. Sama juga di saham. Kita membeli saham karena setelah menganalisanya, kita percaya dengan potensi saham, kinerja perusahaan, dan orang-orang di belakangnya. Kalau tidak percaya, mengapa harus beli.
Demikian juga ketika kita memutuskan menjual. Karena kita sudah tidak percaya lagi dengan kualitas perusahaan, prospek ke depannya, manajemennya, ataupun harga sudah tidak mencerminkan apa yang ada di 3 hal di atas.
Jadi yang harus dicek sebelum membeli ataupun menjual adalah 3 hal utama yaitu kualitas perusahaan, arah ke depan perusahaan, dan manajemen yang menjalankan. Setelah itu barulah melihat seberapa bernilai 3 hal di atas.
Kepercayaan ini seharusnya karena sudah benar-benar melalui tahapan penyelidikan yang baik. Karena jika tidak demikian, kita akan tiap hari mencari informasi yang berusaha meyakinkan kita supaya tidak menjual perusahaan ini. Ini sama saja memindahkan running trade menjadi running text. Kalau full time investor sih mungkin, tapi bagaimana Kalau kita punya kegiatan lain? Bahkan jika bercita-cita jadi full time investor, apakah kita punya kapasitas untuk itu?
Balik ke kepercayaan. Ketika kami memutuskan untuk menjual AISA kemarin, walau kami yakin AISA tidak bersalah, tapi kami tidak percaya AISA punya kemampuan untuk menyelesaikan masalah tanpa kerusakan berarti. Keputusan yang kami anggap terbaik saat itu. Kalau nanti AISA benaran bisa recovery, adalah hal baik. Jadi kami tidak akan pernah menyesali keputusan menjual saat itu. Satu hal yang bisa membuat kami menyesal adalah mengapa ketidak percayaan itu bisa muncul. Apakah karena kami kekurangan informasi atau malah kelebihan informasi. Apakah lebih baik tidak tahu apa-apa dan tinggal di kota kecil seperti Buffett atau menyerap semua informasi up to date. Tidak ada yang tahu dengan pasti dan hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Tapi apapun yang dialami, jika kita belajar sesuatu, maka ongkos nya akan sangat murah. Kerugian kami adalah sekitar 2% portofolio. Jika investasi kami adalah 10 juta, maka kerugian adalah 200 ribu. Tapi dengan belajar sesuatu, lain kali jika kami sudah mengelola dana 10 milyar, maka kemungkinan kami bertindak lebih bijak dan mungkin tidak perlu rugi 2% itu atau setara dengan 200 juta. Jadi murah kan hitungannya?
Itu kalau kita belajar. Dan berikut adalah bagaimana kita mengembangkan analisa supaya timbul kepercayaan.
*********************
Janganlah bergantung pada seorang guru, tapi berpedoman pada ajarannya.
Janganlah bergantung pada kata-kata ajaran, tapi maksud dari ajaran itu.
Jangan bergantung pada teori, tapi lihatlah pengalaman yang dilalui.
Jangan percaya sesuatu hanya karena kita mendengarnya.
Jangan percaya hanya karena ini sudah ada sejak waktu yang lama.
Jangan percaya hanya karena ini banyak dibahas orang banyak.
Jangan percaya hanya karena ini tertulis di buku.
Jangan percaya hanya karena ini diterangkan oleh guru atau orang yang dihormati.
Tapi setelah melakukan observasi dan analisa mendalam, dan anda setuju karena ini masuk akal, merupakan hal baik dan ada gunanya, maka terimalah kemudian jadikan pedoman berinvestasi kita.
*********************
Ini juga bukan berarti langsung percaya dengan semua orang. Tapi analisa lah terlebih dahulu. Baru setelah itu mengambil keputusan.
Semoga bermanfaat.