Membuat Laporan Keuangan

  • Save

 

Membuat Laporan Keuangan 
 
Dalam berinvestasi, laporan keuangan adalah salah satu alat bantu untuk mengetahui pergerakan bisnis perusahaan. Apakah manajemen bisa memberikan hasil seperti janji mereka. Apakah ada yang salah di dalam pelaksanannya. 
 
Ini adalah laporan keuangan dari sisi perusahaan. Hari ini kita membahas laporan keuangan yang lain. Yaitu laporan hasil investasi kita. Gunanya juga sama. Untuk melihat pergerakan hasil investasi kita. Apakah hasil yang kita dapatkan sudah sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. 
 
Ada banyak cara membuat Laporan versi sendiri. Tidak ada aturan resmi untuk itu. Tapi tujuannya jelas. Laporan ini akan menjadi Kompas buat kita dalam berinvestasi. Di sini kami menunjukkan beberapa gambar yang mungkin bisa membantu untuk membuat Laporan anda. 
 
Gambar pertama terdiri dari 3 bagian.  Kiri adalah pencatatan untuk semua saham di posisi yang dimiliki. Yang kanan adalah total sektor yang dimiliki. Dan yang kanan bawah, tidak kelihatan, adalah grafik pie untuk untuk sektor. Dengan begini kita bisa mengetahui porsi Kepemilikan kita. Jika ada saham yang melebihi porsi yang telah kita tetapkan, kita bisa melakukan penjualan supaya portofolionya menjadi balance lagi. Ini sama dengan yang bagian sektor. Tujuannya supaya kita tidak terlalu berat ke 1 sektor. Kalau ada masalah di sektor itu, portofolio kita masih aman secara rata-rata. 
 
Yang kedua adalah mencatat kinerja kita dibanding IHSG dan reksadana. Jika kita tidak bisa berinvestasi lebih dibanding itu, bukankah lebih baik kita menyerahkan uang kita kepada fund manager untuk dikelola? Tapi ini perlu dilihat secara jangka panjang. Kadang ada 1-2 tahun kita under perform, dan biasanya saat itu kita akan berhenti. Jika kita telah menemukan cara yang benar, adalah penting komitmen kita untuk bertahan di masa sulit. 
 
Sedangkan yang gambar ketiga adalah fasilitas dari HOTS Mirae Asset Sekuritas. Grafik perkembangan portofolio kita langsung ada dibandingkan dengan IHSG. Bisa dari data harian maupun bulanan. Jadi kita tidak perlu membuatnya lagi secara terpisah jika memang repot. Kalau mau repot berarti harus lebih lengkap dibanding yang sudah tersedia, seperti nomor 2.
 
Ini adalah gambaran bagaimana kami mengatur portofolio kami. Untuk angka indikator bisa disesuaikan dengan kapasitas sendiri. Dulu kami memulai dengan batasan 15% per saham dan 30% per sektor, tapi dengan bertambahnya pengalaman, sekarang kami di posisi 30% per saham dan 70% per sektor. Apakah akan seperti ini terus? Tidak juga, karena nantinya juga pasti akan berubah lagi. Yang penting bukan angkanya, tapi mengapa kita memilih angka itu. 
 
Sama seperti kalau ada yang minta info saham, yang penting bukan sahamnya, tapi mengapa harus memilih saham itu. Supaya ke depan kita bisa mandiri. Jangan sampai sudah 5 tahun di bursa tapi masih tergantung orang lain. Mau uang profit? Ya kerja keras dan pintar. Kalau ga, apa bedanya dengan karyawan yang cuma mau naik gaji tapi kemampuan tidak naik. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link