


Sully
Film terbaru dari Tom Hanks yang menceritakan tentang bagaimana seorang pilot berhasil menyelamatkan seluruh penumpangnya setelah pesawat mereka mengalami kerusakan mesin. Dan karena ini diangkat dari kisah nyata, kita bisa mencari informasi detil dari Google.
Kisah di filmnya sendiri menarik. Setelah berhasil mendaratkan pesawat, pilot Sully malah diinterogasi dengan berbagai kemungkinan yang lebih baik yang tidak diambilnya. Bagaimana pengawas penerbangan mempertanyakan mengapa dia tidak kembali ke bandara padahal data mendukung bahwa itu bisa terjadi. Mereka bahkan membuat simulasi bahwa itu mungkin terjadi. Pertama dengan komputer kemudian dengan manusia.
Tapi segala simulasi itu pada akhirnya tidak melibatkan sisi emosional manusia. Dan simulasi adalah mencoba menyelesaikan masalah dengan kondisi yang sudah diketahui. Sangat jauh berbeda dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Tidak ada yang memberi tahu Sully bahwa pada detik ke sekian pesawat mereka akan menabrak burung. Tidak juga detik ke sekian mesin mereka akan rusak. Dan yang paling penting, semua itu tidak bisa diulangi lagi. Ini adalah situasi do or die.
Pesawat menabrak burung di ketinggian 1.000 meter. Detik ke 30 Sully menyadari mesin rusak total dan pesawat mulai turun. Detik ke 60 menara pengawas menyarankan untuk kembali ke bandara yang menurut Sully tidak bisa. Detik ke 120 menara pengawas menyarankan ke bandara sebelah yang juga ditolak oleh Sully. Pada saat inilah Sully memutuskan pesawat harus mendarat di sungai Hudson karena waktu mereka sudah tidak banyak.
1 hal yang kalau kita dengar berulang-ulang dan melihat data penerbangan, pesawat jatuh dengan kecepatan 5m / detik, yang artinya pilot hanya ada waktu 200 detik untuk menyelamatkan pesawat dan 155 penumpang di dalamnya. Waktu yang kita bisa tahu setelah melihat ulang, tapi di kejadian sebenarnya, pilot hanya punya informasi pesawat akan jatuh tanpa tahu kapan.
Bagaimana akhirnya, silakan ditonton filmnya. Sekarang kita membahas tentang hubungan dengan investasi. Dalam berinvestasi, ini sama seperti situasi pesawat itu. Kita bisa melakukan simulasi terus menerus, tapi ketika kejadian sebenarnya terjadi, apakah kita punya waktu untuk membuka catatan lagi. Apakah kita masih bisa mencoba berbagai skenario yang mungkin terjadi? Sepertinya tidak bisa. Kita harus tenang dalam mengambil keputusan dan kesempatan ini hanyalah 1 kali.
Memang kita butuh bekal ilmu dalam mengambil keputusan, tapi pada akhirnya yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi. Mental kita lah yang paling penting. Kalau kita hanya berfokus pada angka-angka, maka pada saat kejadian, biasanya kita akan melupakan angka-angka itu. Mungkin jika waktu kita banyak, kita dapat melakukan analisa lebih mendalam. Ini yang membuat short term trading menjadi lebih berbahaya. Kita membatasi diri sendiri dalam mengambil keputusan.
Ingat-ingat kata Warren Buffet, waktu adalah teman terbaik bagi kita jika kita berpikir secara jangka panjang. Artinya kita diberikan waktu tak terbatas untuk melakukan analisa, dan setelah membeli, biarkan lah waktu yang memberikan hasil terbaik. Tugas kita hanyalah mencari perusahaan terbaik. Bagaimana caranya, selain mengerti tentang isi perusahaan dari ilmu yang diberikan Peter Lynch, kami mulai menerjemahkan buku berikutnya. Buku tentang moat. Buku moat sebelumnya mungkin terlalu teknis jadi kami akan memulai dari yang ini dulu.
Dan satu lagi. Apapun hasil yang kita dapatkan, seperti kejadian pesawat ini, selama masih ada hari esok, kita punya waktu lagi untuk berusaha lebih baik. Kita bisa menggunakan pengalaman kita, atau lebih baik lagi pengalaman orang lain sebagai guru untuk mentransformasi kita. Karena itu, apapun yang terjadi, jangan sampai bangkrut atau menyerah.
Jika ada yang bisa berhasil, tugas kita hanyalah perlu mengikuti mereka saja. Dan jika ada cara mudah untuk berhasil, mengapa harus mengambil risiko yang tidak perlu. Seperti perkataan Sully : Semua hal tidak bisa diprediksi sampai sudah terjadi untuk pertama kalinya. Persis seperti bahasan Peter Lynch tentang Penultimate Preparedness, kita selalu gagal melihat masa depan karena bersiap menghadapi hal yang sudah terjadi.
Terakhir, tontonlah di bioskop, bukan hasil download dari internet. Seperti keinginan kita untuk profit dari kegiatan investasi yang kita lakukan, demikian juga keinginan para kru film dan semua yang terlibat di dalamnya yang ingin profit juga.