


Surat dari Seorang Sahabat
Tadi kami mau memulai artikel bulan September dengan 2 hal lain. Ternyata ada masuk tulisan seperti di gambar. Karena bagus, kami mengubah artikel hari ini menjadi tulisan tersebut.
Memang kadang, bahkan hampir sebagian besar hidup kita berupa rencana, yang nantinya akan berubah tergantung situasi yang muncul. Sama seperti di saham. Semua hal akan berubah silih berganti. Kadang ada hari buruk kadang ada hari baik. Tahun lalu penurunan dalam, sekarang IHSG hampir mencetak rekor lagi. Tidak mungkin kita bisa menebak apa yang akan terjadi. Kemungkinannya terlalu banyak.
Jadi, kita hanya bisa melihat di kondisi sekarang, apa perusahaan yang bagus, punya prospek cerah, dijalankan orang baik, dan dijual dengan harga diskon. Sesederhana itu. Tidak perlu berbelit-belit. Apalagi hampir semua investor adalah semi investor yang punya kegiatan lain. Tidak perlu cara jungkir balik atau ilmu roket terbang ke bulan.
Balik ke isi surat. Kadang kita memang tidak akan melihat secara langsung efek yang dihasilkan dari perbuatan kita. Tapi semua yang kita hasilkan, jika tujuannya baik, cepat atau lambat akan menyentuh kehidupan orang lain. Ini bukan masalah profit lose saja di saham. Tapi melihat kapasitas seseorang bertambah dan menjadi mandiri adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan.
Proses ini terdiri dari 3 tahap:
1. Di awal kita menjadi murid dan giat menimba ilmu.
2. Di tengah kita menjadi guru yang mendidik orang baru melewati jalan yang kita tempuh.
3. Di akhir kita menjadi guru yang mengajarkan guru lain cara mendidik murid.
Inilah proses yang akan kita tempuh. Dalam segala kehidupan juga demikian. Inilah the ultimate view kita semua.
Dan dalam skala apapun, kita akan selalu menjadi guru bagi seseorang dan menjadi murid bagi seseorang. Seperti kami yang menjadi murid dari Mr. X ini. Jadi, mari terus meningkatkan kapasitas.
Isi lengkap Surat dari Seorang Sahabat
————————————–
Pak Yulius.
Perkenalkan saya mr. X. Pak Yulius bisa memanggil saya X. Saya adalah seorang investor ritel di berbagai perusahaan melalui pasar saham, sama seperti Pak Yulius. Pada kesempatan kali ini, saya bermaksud ingin berkenalan dengan Pak Yulius dan bisa menjalin komunikasi dengan berdiskusi serta bertukar pikiran terkait investasi melalui pasar saham, sebuah kegiatan yang kita berdua sama-sama tekuni.
Saya sendiri baru mulai berinvestasi melalui pasar saham sejak setahun ini. Saya masih seorang mahasiswa, bukan di bidang akuntansi, ekonomi ataupun bisnis. Namun itu bukan menjadi penghalang saya untuk terus belajar. Karena saya percaya dengan berinvestasi melalui pasar saham ini adalah cara terbaik untuk bisa mencapai tujuan-tujuan hidup saya dalam jangka panjang nantinya.
Saat awal mulai belajar mengenai investasi melalui pasar saham, saya lebih banyak mencari referensi terlebih dahulu mengenai prinsip-prinsip serta filosofi yang rasional dalam kegiatan ini, sebelum saya memulainya pada hal-hal teknis yang bersifat analisis, dll. Proses seperti ini sudah cukup lama saya terapkan dalam kehidupan saya dalam hal apapun. Ini bertujuan agar sebelum memulai sesuatu, saya bisa membentuk cara berpikir yang tidak salah kaprah, dimana pastinya akan mempengaruhi bagaimana cara saya bersikap/bertindak nantinya.
Buku seperti The Intelligent Investor karya Benjamin Graham dan One Up on Wall Street karya Peter Lynch adalah yang telah banyak mempengaruhi saya. Sesuatu yang sangat saya sukai dari buku-buku tersebut, mereka tidak hanya mengajarkan prinsip dan filosofi dalam berinvestasi, tapi juga dalam kehidupan, dengan cara-cara yang sangat rasional, tentunya pada konteks berinvestasi melalui pasar saham. Saya merasakan adanya self-improvement dalam kehidupan saya sendiri selama saya menekuni berinvestasi melalui pasar saham. Saya terus belajar terkait teknis seperti ilmu akuntansi, analisis bisnis perusahaan hingga ekonomi makro hanya melalui informasi yang banyak tersebar dan mudah diakses di internet. Saya juga banyak terbantu oleh tulisan-tulisan investor yang membagikan pemikiran-pemikiran mereka dalam berinvestasi secara terbuka, salah satunya Pak Yulius melalui saham-indonesia.com, yang tanpa Pak Yulius ketahui sendiri sudah cukup banyak membantu saya dalam belajar selama ini.
Kesulitan saya selama belajar dan berinvestasi melalui pasar saham ini adalah saya tidak memiliki relasi atau lingkungan yang bisa menjadi tempat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam rangka terus meningkatkan kapasitas dan kualitas diri saya. Saya berdomisili di Yogyakarta, bukanlah sebuah kota yang berisikan banyak pelaku pasar saham seperti Jakarta ataupun Surabaya. Saya memiliki sedikit teman dan kenalan yang juga pelaku pasar saham. Seluruhnya adalah pelaku pasar saham yang hanya fokus pada pergerakan harga lembaran saham dan mendapatkan keuntungan atau kerugian dari selisih harga lembaran saham yang diperdagangkan. Bahkan broker di sekuritas saya pun ber-mindset seperti itu. Saya tidak mengatakan pendekatan-pendekatan seperti itu salah, hanya saja sangat bertolak belakang terhadap pendekatan yang saya yakini dan saya pegang.
Melalui perkenalan ini, saya berharap kedepannya bisa menjalin komunikasi yang baik dengan Pak Yulius. Pak Yulius adalah orang pertama yang saya beranikan diri untuk hubungi secara langsung, agar bisa memiliki relasi untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas diri saya pribadi dalam berinvestasi melalui pasar saham ini. Tentunya saya berharap komunikasi ini juga bisa bermanfaat bagi Pak Yulius.
Sebuah diskusi yang terbentuk dari komunikasi dua orang bahkan lebih baik jika lebih banyak, adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan, apalagi untuk orang-orang yang masih butuh dan mau banyak belajar untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya. Proses pertukaran dan integrasi pemikiran dari banyak pihak tersebut tentu akan menghasilkan sebuah pemikiran baru yang lebih baik dibandingkan pemikiran sendiri, sekalipun kita merasa sudah melakukannya semua sendiri dengan baik dan sempurna.
Terima kasih. Sehat dan sukses selalu untuk Pak Yulius.