Market Timing 2

  • Save

Market Timing

Beberapa hari yang lalu, kami mempost tentang pembelian LPCK dan alasan membelinya. Bisa dibaca di artikel berikut ini. https://saham-indonesia.com/2016/10/who-what-when-why-where-how/

Kemudian di grup pak Alianto bercanda menanyakan kapan naik tuh lpck. Kami menjawab besok. Dan ternyata besoknya benar-benar naik 6%. Kebetulan sekali. Langsung pada bertanya-tanya, caranya bagaimana, kok beli bisa langsung jalan. Bukankah ini harapan semua investor? Sampai memakai metode tidak waras hanya untuk tahu kondisi seperti ini. Beli langsung naik, jual langsung turun.

Faktanya, tidak ada cara untuk memastikannya. Berhenti mencari metode ini. Ini hanya ilusi yang seakan-akan bisa dilakukan. Seperti juga ketika pikiran kita berpikir gajah warna pelangi ada, bukan berarti di kenyataan juga ada dan kita bisa menghabiskan waktu berharga kita mencarinya.

Kami bisa saja menutupi kenyataan dan mempost pembelian yang berhasil, tapi apa gunanya. Investor yang mempercayai kami akan menjadi frustasi dan akhirnya menyerah. Jika makin banyak yang menyerah, bukankah situasi ini sendiri tidak baik untuk perkembangan bursa ke depan?

Satu dua kali bisa saja berhasil, tapi untuk jangka panjang metode ini tidak akan berhasil, perkembangan porto akan memberikan faktanya. Semua yang melakukan ini portofolio mereka mengalami stagnan, alias tidak berkembang. Jika pun ada yang berhasil, tidak mungkin cara ini dibagikan, karena akan merusak metode dia. Dan di antara 1 yang berhasil, ada berapa ribu yang gagal?

Dan mengikuti orang membeli, cepat atau lambat akan timbul penyesalan. Contoh misalnya kemarin yang baca tidak ikut membeli, maka akan timbul penyesalan. Kemudian pembelian berikutnya beli, ternyata turun, karena tidak ada yang bisa selamanya benar, bukankah tambah menyesal. Ketiga kali, tidak ikut lagi karena pengalaman sebelumnya, tapi jika metode kami sudah benar, pasti akan dapat saham yang benar lagi, maka yang tidak ikut akan menyesal sekali. Akhirnya menyerah dan mencari lagi orang yang bisa memberikan kesempurnaaan. Ini yang berbahaya, membuang waktu mencari gajah warna pelangi. Lagipula mengukur sebuah metode bisa berhasil atau tidak, butuh tahunan, bukan harian. Bahkan Singapore yang sedang melakukan percobaan mobil tanpa supir, memberikan waktu 2 tahun masa percobaan, bukan 2 hari. Mengapa kita sendiri membatasi kemampuan kita? Memotong pohon yang bahkan belum muncul buah, hanya karena baru melihat bunga muncul.

Faktanya ada di gambar sebelah kanan. Karena menurut kami LPCK adalah perusahaan yang baik – mengapa baik, silakan lakukan PR masing-masing – maka kami terus menerus membelinya selama berbulan-bulan. Situasi yang sama seperti AISA dulu. Perusahaan baik yang berada di situasi abnormal. Tapi apakah LPCK akan menjadi AISA berikutnya yang tiba-tiba naik lumayan? Tidak ada yang tahu. Bisa saja kami salah, dan harus exit. Tapi potensi kehilangan 30% vs potensi mendapat 300%, adalah spekulasi yang layak diambil.

Sekarang, bagaimana kami mengambil LPCK. Hal pertama jelas harus ada dana segar. Ini kami lakukan setiap bulan dengan menyisihkan uang berlebih kami, yang secara konsisten kami lakukan. Sisihkan uang, setor, lihat apa yang murah, kemudian beli. Cara yang gampang. Cara yang bisa dilakukan anak SD Kelas 5.

Cara kedua. Jika tidak ada uang cash. Apa yang harus dilakukan. Kami akan menjual saham yang menurut kami paling sedikit potensi kenaikannya, dan membeli yang paling berpotensi naik. Cara ini agak tricky. Karena jika tidak hati-hati, kita akan melakukannya setiap hari, alias jadi day trading. Metode ini perlu keyakinan penuh, karena bisa saja habis transaksi, yang dijual malah naik, dan yang dibeli malah turun. Apakah mental kita siap untuk melihat ini terjadi?

Cara ketiga. Jika kita tidak ada uang cash, dan semua saham berpotensi, dan semua porsi saham sudah pas, alias kita sudah nyaman dengan komposisi saham di portofolio kita, apa yang kita lakukan. Cara paling gampang, tutup layar, kerjakan hal lain yang bermanfaat. Layar IHSG dipelototi dengan cara apapun juga tidak akan merubah kondisi. Kalau memang akan naik, maka naik, kalau memang akan turun, akan turun. Kalau sudah nyaman, berarti kita sudah mengerjakan PR kita, maka tugas kita selanjutnya adalah menunggu. Semua hal baik butuh proses. Merakit sebuah TV butuh waktu, merusak sebuah TV, tinggal dijatuhkan dari atas meja. Ketidak sabaran hanya akan membawa bencana. Bukan hanya di investasi, tapi di semua aspek kehidupan kita. Di kerja, di jalan, di hubungan, semua hal. Jadi kalau itu merusak, untuk apa dijadikan kebiasaan.

Lakukan metode di atas selama bertahun-tahun, kami yakin hasilnya akan memuaskan. Lihat saja contohnya semua penghuni Forbes. Mereka berada di sana, karena pantas, yang berarti telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

Seperti slogan Nike, our time is now. Jangan ditunda-tunda lagi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link