Siapa Itu Bandar

  • Save

Siapa Itu Bandar

Setiap hari ketika berinvestasi, kita selalu mendengar kata Bandar. Bahwa ada pihak yang bisa mengontrol uang yang beredar dan menggerakkan pasar sesuai keinginan mereka. Jadi kalau lose, tinggal salahkan saja Bandar. Makanya beredar lah banyak metode untuk mendeteksi pergerakan Bandar.

Apakah metode ini akan membantu? Perlu uji ilmiah untuk membuktikannya. Apakah benar seperti itu. Kami tidak akan membahas tentang itu. Silakan buat yang tertarik dan punya kepentingan. Kita lebih baik membahas dari sisi yang bisa dianalisa semua orang.

Satu hal pasti. Semua saham untuk berfluktuasi, jelas butuh penggerak. Kalau tidak ada yang membeli dan menjual, sahamnya adalah saham tidur. Dan tidak baik membeli saham tidur. Dan semakin banyak yang beli, semakin aktif sahamnya. Jadi kita sepakat bahwa saham memang butuh orang yang bisa menggerakkan.

Sekarang perbedaan besar di sini. Asumsi umum, bahwa hanya ada 1 jenis penggerak pasar. Yang kami lihat ada 2. Yaitu orang-orang yang menggerakkan saham karena melihat kualitas barangnya, dan orang-orang yang menggerakkan saham karena tahu ada orang yang tidak peduli dengan kualitas barangnya. Kita bahas satu per satu.

Yang pertama, orang yang melakukan transaksi karena melihat kualitas barang. Artinya mereka melakukan riset, melihat ini adalah baik, makanya dibeli. Dari gambar, sebelah kiri adalah saham yang dimaksud. Contoh yang kami ambil adalah saham ACES. Data didapat dari ft.com. Silakan coba untuk saham-saham bagus lainnya. Semua memiliki kesamaan. Yaitu ada fund manager besar, Kelas Dunia yang menyimpan saham ini.

Mengapa mereka menyimpan. Alasannya sederhana. Karena saham ini adalah cerminan manajemen yang memberikan nilai tambah kepada perusahaan mereka. Dan dengan menambahkan nilai, otomatis saham naik. Jadi model saham ini, tidak perlu bekerja keras, cukup disimpan saja, nanti harganya akan naik sendiri.

Sekarang golongan kedua. Kita tahu ada sebagian orang yang ketika membeli saham, tidak peduli kualitas perusahaannya, bahkan mungkin buta sama sekali terhadap apa isi perusahaan itu. Menakjubkan, ketika semua hal kita diajarkan beli kualitas, hanya di sahamlah orang bisa membeli kucing dalam karung. Ini ibarat melakukan perjudian tanpa membuka kartu, dan terus-menerus mempertaruhkan harta di setiap putaran. Apakah mungkin berhasil? Bisa saja. Tapi untuk apa mengambil yang tidak perlu.

Saham seperti juga investasi lain, ada unsur spekulasinya. Karena ada ketidak pastian di sana. Sekarang, apa yang pasti di hidup kita kecuali kematian? Tapi di saham menarik. Ini ibarat kita bermain poker dengan pilihan boleh membuka kartu (menyelidiki perusahaan) dan tanpa batas waktu (tidak ada yang bisa menyuruh kita menjual sekarang juga). Artinya apa. Kita punya peluang besar untuk menang. Asal kita mau mengambil peluang tersebut.

Seperti di gambar. Tidak ada fund manager Kelas dunia yang membeli saham itu. Di sini kami memakai contoh BUMI. Artinya jika harganya naik turun, dan kita tahu harga hanya bisa bergerak karena ada penggeraknya, maka pilihannya ada 2. Orang yang tidak peduli dengan kualitas perusahaan dan tetap melakukan transaksi, atau orang yang tahu ada jenis orang seperti ini, dan memanfaatkannya. Istilahnya menggoreng saham-saham ini. Saham yang bergerak naik bukan karena kualitas barangnya dan tidak ada nilai tambah di dalamnya. Karena tidak ada nilai tambah, maka kemungkinan besar pergerakannya juga tidak akan lama.

Jika kita sudah tahu risikonya, dan tidak berurusan dengan itu, bukankah pihak yang menawarkan akan mati dengan sendirinya. Seperti kalau narkoba tidak diminati, dan kita membentengi diri tidak menyentuh barang tersebut, Bandar narkoba pasti gulung tikar, dan masa depan generasi muda kita pasti akan lebih cerah. Demikian juga di investasi. Jika semua sepakat, termasuk yang memberi pengetahuan saham juga sepakat, tidak menyentuh saham yang bermasalah, mengajarkan nilai-nilai investasi yang baik, mungkin bursa kita akan lebih sehat dan akan mendorong lebih banyak orang ingin mencobanya. Kalau lebih banyak orang terjun ke bursa, seperti di awal, bukankah pasar semakin bagus, dan dengan sendirinya IHSG sangat gampang untuk naik?

Mengapa manusia bisa gampang terjerat masalah saham jelek? Dari pandangan kami, malas belajar, mau hasil instant, serakah, merasa kurang, tidak logis, mau gampang, akan mendorong kita menuju arah ini.

Untuk itu, bisa baca artikel kami untuk obatnya.

6 Perfection
Berkecukupan – Part 1 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-1/
Disiplin – Part 2 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-2/
Kerja Keras – Part 3 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-3/
Kesabaran – Part 4 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-4/
Latihan – Part 5 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-5/
Akal Sehat – Part 6 : https://saham-indonesia.com/2015/12/6-perfection-part-6/

Masalah mentalitas, diobati juga dengan cara mental.

Semoga bermanfaat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link