


Investasi itu Apa?
Dengan penurunan yang dalam terhadap bursa saham dalam 1 minggu ini, mungkin akan mengejutkan beberapa investor. Dan kemudian timbul pertanyaan, apakah berinvestasi itu adalah pilihan hidup supaya kehidupan kita di masa tua akan bagus?
Kita lihat situasi di 2008. Ketika pasar saham berdarah-darah karena krisis finansial Amerika. Pasar saham turun selama 10 bulan. Bagaimana dengan orang yang beli di puncak harga di Januari 2008. Ini bukan simulasi. Tapi data real. Artinya ada yang beli Astra di harga 3000 dan nyangkut 10 bulan jika tidak jualan. Low ASII ada di 660 artinya orang ini akan mengalami floating lose 78%. 78% adalah angka yang sangat besar karena kita berbicara tentang Astra, bukan saham gorengan ga mutu. Uang 1M dalam 10 bulan akan menjadi 220 juta. Benarkah demikian?
Kita telaah satu persatu. Uang yang menjadi 220 juta ini adalah tidak benar. Karena ASII di harga 660 hanya menceritakan bahwa pada hari itu ada yang bersedia menjual ASII di harga demikian dan ada yang membeli, sama seperti ketika harga ASII di harga 3000. Ini seperti kalau kita punya toko atau rumah, dan kita membelinya di harga 3 trillun, kemudian ada yang datang menawar untuk membeli di harga 220 Milyar, apakah kita akan setuju? Jika kita setuju dan melakukan transaksi, barulah harga akan menjadi kenyataan.
Yang kedua, apakah sebaiknya saham ASII ini dijual dulu baru nanti beli di bawah lagi. Demikian ajaran banyak orang. Kelihatannya menarik untuk dilakukan. Tapi sayangnya, ini akan susah. Karena psikologis kita tidak bekerja seperti ini. Realitanya kita tidak akan menjual di harga atas dan membeli lagi di harga bawah. Kita menunggu ketika harga baru turun sedikit, kemudian panik dan menjual ketika harga sudah dalam. Ketika harga mulai naik, kita akan takut untuk masuk lagi kemudian hanya ketika harga sudah di puncak dan kelihatan aman, baru lah kita bersemangat untuk membeli.
Anjuran supaya investasi itu harus mati rasa? Rasanya berat, karena bagaimanapun itu adalah uang kita sendiri. Coba saja minta yang mengajarkan untuk mati rasa supaya trading dulu dengan uang jerih payahnya, apakah cara berbicaranya masih seperti itu?
Karena investasi selalu melibatkan emosi, maka kita harus memiliki keyakinan terhadap apa yang kita beli. Tanpa keyakinan, pasar akan segera menghabisi kita. Keyakinan sendiri bukan keyakinan buta hanya asal beli, atau kata si itu bagus. Tapi berdasarkan analisa kita sendiri, dan setelah hasilnya baik, baru kita akan menyatakan ini layak investasi. Kami pernah membahas ini di https://saham-indonesia.com/2016/10/veni-vidi-vici/
Kita sering mendengar ucapan 1 hari 1 %. Apakah ada saham yang bisa menghasilkan demikian. Jawabannya ada. Tinggal cek di top ranking gainer saja sudah ketemu. Masalahnya, apakah ada cara untuk menemukannya? Jawabannya : TIDAK ADA. Berhenti membuang waktu mencari metode itu. Sejarah itu gampang dianalisa. Semua orang juga bisa. Mengenai masa depan? Tidak akan ada yang bisa. Dan jika hanya 1 hari 1 %, ini lebih mengandalkan keberuntungan. Kalau tiap hari? Kita butuh keahlian dibanding keberuntungan.
Ini adalah ilusi lain yang berbahaya. Karena 1 hari 1 % di atas adalah berbicara tentang saham, bukan portofolio kita. Supaya bisa seimbang, berarti kita harus full power 100% ke 1 saham. Apakah kita bisa demikian? Apa jaminan kita bisa melakukan ini? Astra saja perusahaan terbaik bisa tinggal 22% nilainya dalam 10 bulan.
Jadi, hanya dengan bertahan di saham yang kita yakini karena telah kita analisa yang akan membuat kita bertahan. Kalau lihat di atas. Pada bulan ke 11 ASII mulai balik arah. Dan setelah 8 bulan kemudian, ASII akan balik ke harga awal di 3000. Lama ya, dan buang waktu. Jika ini diteruskan, dalam 5 tahun, saham ASII telah memberikan naik 300%. Dengan bunga majemuk berarti naik 21% per tahun. Bahkan jika kita hold sampai sekarang, hasil kita adalah 13% dan dividennya lumayan. Dan saham ASII adalah jenis saham yang seharusnya kita berani full power.
Mengenai buang waktu, kami selalu bertanya ke diri sendiri, apakah dalam 5 tahun aset kami naik 300%? Jika tidak, bukankah kita lebih buang waktu lagi menggunakan metode yang belum teruji. Dan 1 lagi yang membantu. Jika kita yakin dengan ASII dan membeli di harga 3000, mengapa tidak menambah ketika harga di bawah itu? Dengan metode dollar cost averaging tiap bulan dari hasil gaji kita. Kami yakin hasilnya akan lebih luar biasa. Dan metode DCA bisa dilakukan semua orang awam, asal ada penghasilan tetap, bukannya melakukan full time trading yang justru berusaha menarik keluar uang dari saham.
Jika ada yang ingin mencoba full time trading, coba tanyakan ke diri sendiri, apakah saya siap jika bursa bergerak tidak sesuai keinginan saya, seperti chart di atas? Tidak ada penghasilan selama 18 bulan. Jika tidak, maka welcome to the club. 1 club dengan penghuni Forbes, seperti Warren Buffett, Bill Gates, Sam Walton, Ortega, Larry Ellison, Larry Page, Sergey Brin, Li Ka Shing, dan banyak lagi. Semua adalah long term investor.
Ga kenal banyak di antara mereka? Mungkin karena pergaulan kita. Ke arah mana tujuan kita, benar-benar tergantung dengan siapa kita bergaul. Jika kita sering bergaul dengan orang yang short term, maka kita sendiri juga akan demikian. Kita akan meyakini cara itu paling benar. Coba cari di YouTube video kucing yang berjalan seperti kuda. Hanya karena kucing tersebut seumur hidup tinggal di kandang kuda. Seperti apa masa depan kita, lihat saja lingkungan kita sekarang. Jika puas, silakan lanjut, jika tidak, dan ingin berubah? Saatnya pindah.