


Indikator Paling Baik
Sering ketika kita ingin berinvestasi, kita tidak paham bagaimana memulai analisa. Sehingga hasil kita tidak maksimal. Mau belajar, terlalu banyak cabang ilmunya, sehingga pada akhirnya kita sendiri akan kebingungan, yang mana yang terbaik untuk kita.
Pendekatan paling sederhana adalah seperti ini. Yang pertama, cek sekeliling kita, apakah banyak yang berinvestasi atau sibuk berbelanja online. Jika lebih banyak yang sibuk membeli barang konsumsi, rumah, mobil, alat rumah tangga, handphone, jalan-jalan, maka selamat, ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi. Alasannya kalau dari 100 teman kita, 95 seperti itu, ini adalah berkah. Karena 95 memiliki paham konsumsi, yang akan mendorong kinerja perusahaan menjadi sangat baik dan karena cuma 5 yang tertarik berinvestasi, maka saham akan sangat murah. Nanti ketika 50 orang berinvestasi, berarti daya konsumsi hilang 50%, sedangkan yang mau berinvestasi naik 10x lipat, artinya laba perusahaan turun, sedangkan harga saham di langit, ini saat yang tepat untuk keluar.
Kemudian langkah kedua. Yang harus dilakukan adalah lupakan harga sahamnya terlebih dahulu. Tapi tanyakan ke diri sendiri, jika saya punya dana tak terbatas, apakah perusahaan ini layak saya beli. Jika tidak, lupakan saja. Karena bahkan dengan dana tak terbatas, kita juga tidak suka, maka jangan sia-siakan dana kita yang terbatas.
Jika jawabannya adalah ya, apa alasannya. Saya suka melihat penampilan manajemen adalah tidak termasuk dalam kriteria. Coba mikir-mikir, apa alasan utama kita berbisnis. Karena mau untung kan. Jadi, alasan paling utama adalah apakah ini adalah bisnis yang untung atau tidak.
Jika ya, di harga berapa saya akan beli. Ini sama seperti berbelanja di pasar. Kita selalu menawar ke Pedagang berharap mendapat barang paling berkualitas di harga Paling rendah. Belanja di pasar basah saja kita menawar, masa di pasar saham kita mau beli harga premium? Berapa penawaran yang pantas? Inilah gunanya MOS. Margin of Safety.
Pertanyaan selanjutnya, beli berapa banyak. Perbedaan sesungguhnya dalam berinvestasi ada di sini. Terlalu banyak saham maka potensi tidak maksimal, terlalu sedikit maka risiko meningkat. Pada akhirnya ini harus sesuai profil kita sendiri. Tapi yang pasti tidak lebih banyak daripada jumlah yang bisa kita handle. Dan juga bukan 1 saham saja.
Untuk ulasan lebih detil tentang menilai saham, bisa baca di
Five second valuation
http://goo.gl/6agyom
Five second valuation manual
http://goo.gl/qowUBr
Jika anda membaca sampai di sini, berarti kita telah selesai membahas tentang makro ekonomi, fear and greed pasar, fundamental analis, value investing, Margin of safety, satu-satunya kegunaan chart, dan money management, hal yang kita butuh kan untuk bertahan di saham.
Jadi investasi itu tidak susah kan? Yang susah itu kegalauan hati kita melihat harapan kita tidak sesuai realita yang terjadi di saham. Kalau realita tidak sesuai harapan, yang harus diperbaiki itu apa? Realita kita atau harapan kita? Selamat berpikir.