


Laba, Laba, dan Laba
Apa yang paling penting dari membuat perusahaan. Jelas adalah mendapat untung. Apa yang paling penting dalam berinvestasi. Jelas adalah membeli perusahaan yang paling untung.
Yang pertama dulu, perusahaan paling untung tidak akan mudah ditebak. Terlalu banyak faktor yang akan membuat ketidak pastian. Di sini letak pentingnya kita melakukan diversifikasi. Kita membeli beberapa perusahaan yang berada di kelompok yang menguntungkan.
Bagaimana melihat perusahaan yang menguntungkan adalah tema kali ini. Dan sesuai dengan gambar, keuntungan atau laba, tidak datang begitu saja. Laba muncul karena dari awal sudah direncanakan. Ketika perusahaan melakukan semua hal lain sebelum laba muncul dengan benar.
Apa saja yang harus dilakukan perusahaan. Kita bisa melihat dari laporan keuangan yang ada. Dan ini disusun berdasarkan urutan nya.
1. Penjualan
Perusahaan harus menjual sesuatu supaya ada uang masuk. Apakah itu jasa atau barang. Dan penjualan dihasilkan dari jumlah barang yang terjual dikali harga barang. Jadi untuk langkah paling awal, perusahaan harus menjual barang nya sebanyak mungkin dengan harga semahal mungkin. Memang selalu ada batasan jumlah barang yang akan dijual dan batas harga pelanggan akan membeli.
Tidak logis kita berharap konsumen yang setiap hari membeli indomie 1 bungkus akan menjadi 10 x lipatnya. Dan tidak logis harga indomie sebesar 2.000 bisa laku dijual dengan harga 20.000.
Dan karena inilah, ada batasan penjualan yang bisa kita prediksi. Termasuk di barang komoditas yang penjualannya tergantung siklus bisnis. Lebih sulit, terutama jika kita tidak di bidang ini. Menebak harga indomie tahun depan seharusnya lebih gampang dibanding menebak harga minyak.
Setelah punya kemampuan menebak harga jual, kita juga bisa memperkirakan kebiasaan konsumen dalam belanja. Dalam Kondisi normal, tidak mungkin jumlah konsumsi akan Tiba-tiba berubah drastis. Dan sekali lagi, Indonesia sangat beruntung karena faktor pertambahan penduduk yang stabil akan selalu menciptakan pasar baru setiap tahun.
Penjualan adalah kunci utama dalam memprediksi laba. Karena ini adalah batas atas yang bisa dihasilkan perusahaan. Karena itu dalam ranking Forbes selalu muncul ranking revenue, yaitu ranking penjualan.
Kunci utama adalah melihat apakah ada perubahan di harga dan untuk barang komoditas, fluktuasi kebutuhan.
2. Beban Pokok
Ini adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 barang. Dan bagian ini hampir pasti akan cenderung naik karena faktor inflasi. Kecuali perusahaan menemukan metode atau supplier baru.
3. Pengeluaran rutin
Ini dari gaji, bonus, biaya listrik, air, sewa Gedung, membeli peralatan. Ini juga sama seperti beban pokok. Hampir pasti akan naik, karena tidak mungkin semua yang di atas turun. Kecuali ketika bisnis lesu dan perusahaan Terpaksa mengurangi karyawan. Dengan berkurangnya karyawan, mungkin luas Gedung, biaya air dan listrik juga bisa dikurangi.
4. Pendapatan atau biaya lain-lain
Misalnya dari selisih kurs. Penjualan aset. Bisa dianggap ini adalah bagian yang tidak pasti, tapi kadang bisa jadi kejutan. Kami pribadi kurang suka dengan perusahaan yang terlalu berfluktuasi di bagian ini. Tanda manajemen kurang bisa mengelola risiko. Tapi ini layak diperhatikan. Karena kejadian nya jarang, misalnya rugi/untung kurs, penjualan aset, tidak mungkin terjadi berkali-kali. Maka jika perusahaan mengalami hal ini, berarti siap-siap laporan tahun depan akan mengalami perubahan drastis. Perhatikan bagian kurs di lampiran, risiko mata uang. Akan dijelaskan seberapa efek perubahan mata uang terhadap laba perusahaan.
5. Bunga dan pajak.
Yang perlu diperhatikan adalah apakah perusahaan mengganti skema berhutang dia. Misalnya berhutang ke bank menjadi obligasi, atau menggunakan right isu. Hutang bank adalah paling jelek, karena kuasa ada di bank. Barulah obligasi, karena tetap harus membayar bunga. Yang paling bagus adalah right isu, karena tidak ada bunga yang harus dibayar. Tapi masalah nya, investor cenderung tidak suka perusahaan yang melakukan right isu karena ini berarti memaksa investor mengeluarkan uang lebih lagi.
Bayangkan jika anda bekerja sama dengan teman membuka bisnis, dan setelah beberapa waktu teman anda datang ke anda meminta uang lagi untuk berinvestasi lebih besar lagi. Jika tidak menyetor, porsi Kepemilikan anda akan berkurang.
Kemudian pajak, perusahaan yang baik akan membayar pajak. Karena dari pajak, negara baru bisa membangun kehidupan yang lebih berkualitas yang nantinya akan meningkatkan daya beli masyarakat. Ujung-ujungnya akan memberikan kebaikan juga kepada perusahaan. Kami sendiri memperhatikan perusahaan yang berusaha menipu dalam hal pajak. Karena perusahaan yang berusaha menipu di satu hal cenderung akan menipu di hal lain. Ini adalah ciri bisnis yang spiral down. Spiral down itu berbahaya, karena ini membentuk kebiasaan. Dan kita tahu, kebiasaan sangat susah untuk diubah jika sudah terbentuk. Jadi spiral down akan membuat perusahaan bagus menjadi jelek. Kecuali perusahaan menggunakan cara legal dalam mengurangi pajaknya.
6. Pembagian keuntungan untuk pihak lain
Misalnya apakah ada sebagian porsi laba harus disetor ke pihak lain. Ini biasanya terjadi di perusahaan induk. Apalagi perusahaan induk yang cuma cangkang, semua bisnis dijalankan anak perusahaan.
Setelah semuanya jelas, barulah laba bisa didapatkan. Cukup banyak yang harus di analisa. Tapi jika sudah sering mengikuti perusahaannya, biasanya sudah tahu secara Garis besar. Kita sendiri juga demikian bukan? Jika setiap hari kita menyelesaikan 3 Tugas, maka hari berikutnya juga akan berkisar antara itu. Tidak akan jauh berbeda. Bayangkan saja bagaimana dengan perusahaan yang berisi banyak orang dengan model yang sama. Apalagi yang telah ada standar operational dan prosedurnya.
Terus apa gunanya memeriksa ini semua. Jika kita bisa menemukan perusahaan yang secara konsisten meningkatkan laba, maka kejadian mendadak ketika terjadi penurunan harga saham, adalah kesempatan untuk membeli. Contoh saja yang terjadi beberapa waktu terakhir. Kenali apa yang akan kita beli, karena tanpa ini, kita akan terbengong-bengong melihat harga saham naik turun tanpa bisa take action.