


Review Tahun ke3
Tahun ini memasuki tahun ketiga kami mengevaluasi metode transaksi kami. Untuk tahun sebelumnya bisa dibaca di sini.
https://saham-indonesia.com/index.php/artikel-pribadi/31-review-akhir-tahun-2014-tahun-pertama
https://saham-indonesia.com/index.php/133-kinerja-dan-komposisi-porto
Dengan melakukan review, maka kita akan mengetahui apakah arah investasi kita masih menuju tujuan atau sudah melenceng. Masalah terbesar kalau kita salah jalan adalah di kerugian waktu. Uang yang hilang bisa dicari lagi karena pengalaman kita bertambah, tapi waktu yang hilang tidak mungkin kembali.
Tahun Pertama adalah mengenai pengenalan value investing. Kami masih menggabungkan metode market timing dan valuasi. Tahun kedua kami belajar tentang margin of safety. Maka tahun ketiga adalah mengenai money management. Bagaimana mengelola rotasi porto.
Dari grafik bulanan yang kami buat di Excel (yang tidak bisa Excel sudah ada menu HOTS yang melakukan evaluasi), terlihat performa porto lumayan bagus sampai di dekat akhir tahun. Setelah IHSG sendiri mencapai high nya di Agustus, kemudian turun, demikian juga porto kami. 2 hal yang terjadi, ketika rata-rata saham pegangan bergerak turun dari highnya, kami juga membeli saham yang menurut kami inti perusahaannya masih bagus cuma tertekan harganya, yaitu JSMR dan LPCK.
Ternyata setelah pembelian, harga bergerak turun lagi sekitar 10%. Dengan 2 saham ini menguasai portofolio kami sekitar 30%, maka kinerja porto turun sekitar 3%. Apakah setelah ini kami akan mengubah gaya lagi supaya bisa menebak 10% itu? Rasanya tidak. Kami bahkan merasa sudah mantap dengan metode yang kami jalankan sekarang.
Alih-alih meributkan kinerja beberapa %, fokus kami adalah bagaimana dari sisi modal bisa bertambah. Penambahan ini juga sejalan dengan kemampuan kita di pasar modal. Lagipula kinerja itu sendiri dinamis, kadang di atas, kadang di bawah. Selagi tidak menjual, semua cuma di atas kertas. Yang penting adalah hari kita menjual. Sebisa mungkin menjual dalam posisi untung. Karena itulah kami selalu berusaha tidak Cutloss. Supaya tidak Cutloss, masuk lah saham bagus dengan hati-hati.
Dan karena inilah, kami cukup puas dengan jumlah saham yang kami transaksikan. Dengan kecil nya frekwensi transaksi, maka kita bisa mengingat semua yang kita lakukan. Kemudian bisa diperbaiki. Contoh ketika kami harus Membuang PGAS dari portofolio. Karena keraguan akan kinerja nya, dan kemudian dibuktikan dalam laporan keuangan, maka tidak ada alasan untuk menyimpan lebih lama lagi.
Satu hal lagi kami sadari, berusaha memberi tahu isi porto apalagi average pembelian, sepertinya tidak efektif untuk perkembangan para investor. Jika average kami di bawah harga pasar, orang akan malas ikut karena merasa sudah mahal. Jika average kami di atas harga pasar, maka orang akan malas ikut karena merasa kami ini kok bodoh bisa floating lose. Dan kinerja itu sendiri naik turun, seperti cuaca.
Jadi daripada meributkan kinerja dan sebagainya, bukankah lebih baik membahas bagaimana metode investasi yang bisa mengantarkan kita mencapai tujuan. Yang penting tidak pernah puas dengan diri kita dan tetap aktif meningkatkan kapasitas. Dan puas lah dengan semua hasil investasi yang kita Terima. Karena hasil investasi adalah hasil dari kapasitas kita.
Tapi jika ada yang benar-benar peduli dengan hasil investasi, tanyakan lah saat ketika investasi kita paling jelek, karena saat itu adalah saat banyak saham sedang murah-murahnya. Contoh yang penurunan Desember kemarin. Jangan pernah masuk investasi ketika banyak orang membanggakan hasil mereka. Ini bisa berarti kita sedang membeli saham mereka.
Dan ini artikel terakhir di 2016. Sampai ketemu lagi tahun depan.