


Gampang Panik
Dalam berinvestasi, berapa banyak yang pada akhirnya berhasil. Rasanya tidak banyak. Sebagian besar pada akhirnya akan pensiun dini. Padahal investasi akan berhasil dengan semakin lama kita di dalamnya. Dengan catatan apa yang kita lakukan adalah benar.
Kita bahas dulu apa yang biasanya menjadi kesalahan investor pada umumnya. 2 hal yang terpenting adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah apa yang terjadi di luar. Dan faktor internal adalah bagaimana kita bereaksi terhadap faktor eksternal.
Mana yang bisa kita kontrol? Jawabannya gampang. Anak SD Kelas 5 juga bisa menjawab. Itu sebabnya Peter Lynch dan Warren Buffett berkata, kecerdasan yang dibutuhkan untuk sukses di bursa adalah kecerdasan anak SD Kelas 5. Tapi kalau segampang itu, mengapa banyak yang gagal.
Masalah utama adalah faktor internal. Kita memang tidak bisa mengontrol apa yang terjadi di luar. Tapi kita bisa mengontrol apa yang kita lakukan terhadap kejadian di luar.
Contoh di gambar, kita tidak bisa mencegah bagaimana informasi beredar, apalagi sekarang jaman informasi, biasanya kita cenderung akan kebanjiran informasi. Tapi jika kita terlalu bereaksi terhadap setiap kejadian yang ada, bisa gila kita jadinya. Apalagi informasi yang tidak sesuai harapan kita.
Berapa banyak informasi yang sesuai harapan kita dan yang tidak sesuai. Kita bisa melakukan sedikit penelitian. Dengan membuat catatan kecil, kolom A adalah yang sesuai, dan kolom B tidak sesuai. Kita melakukan sejak bangun. Jika ada kejadian yang sesuai harapan dan membuat kita senang, kolom A bertambah 1. Jika ada kejadian yang tidak sesuai harapan dan membuat kita emosional, kolom B yang bertambah.
Malam sebelum tidur coba dihitung. Mana yang lebih banyak. Kemudian coba perhatikan, apakah orang-orang di sekeliling kita juga bereaksi demikian. Jika orang lain bereaksi biasa-biasa saja dan hanya kita yang menjadi Cacing kepanasan, mungkin ada baiknya kita merubah cara pandang kita.
Mengapa ini penting? Jika anda sudah membaca buku One Up, maka bagaimana kita bereaksi itu yang penting. Jika belum, coba baca dulu, karena ini buku yang sangat penting. 1 buku yang akan menjadi fondasi kita dalam berinvestasi.
Coba bayangkan ketika kita mendengar informasi di bursa, karena gampang panik, kita langsung memutuskan membeli atau menjual tanpa pertimbangan lebih jauh. Sudah berapa kali kita melakukan ini. Dan sudah berapa kali kita menyesalinya. Astaga, Andaikan saja pilihan saya sebelumnya bukan ini. Butuh ketenangan untuk berhasil di bursa. Jika tidak tenang, maka ini adalah langkah awal untuk gagal. Bisa dicek, semua yang berhasil pastilah yang tenang, dan yang gagal adalah yang seperti Cacing kepanasan.
Tapi merubah cara pandang itu tidak gampang. Apalagi cara pandang ini juga adalah cara kita menjalankan kehidupan sehari-hari. Karena ini, mungkin kita perlu sedikit mengerjakan PR. Apa saja PRnya.
1. Abaikan semua berita yang ada. Baik ataupun buruk. Cukup kita punya daftar belanja saham. Lebih baik lagi berisi saham yang berkualitas.
2. Belilah hanya saham di daftar ini ketika sudah mengalami penurunan yang cukup dalam, dengan menyisihkan uang bulanan supaya bisa terus membeli.
3. Jika perusahaan ini adalah perusahaan baik, cepat atau lambat akan naik. Buktinya perusahaan yang busuk saja setelah 4-5 tahun akan bangkit, apa alasannya perusahaan bagus tidak bisa.
4. Lakukan secara konsisten. Jika perusahaan bagus tertekan 1x setiap 1 tahun dan butuh 1-1.5 tahun untuk kembali menjadi baik, bukankah setiap tahun kita akan mendapat sekitar 20-40%?
Ini salah satu metode investasi paling sederhana. Tidak perlu pusing mempelajari banyak teknik. Tidak perlu pusing untuk mengartikan semua informasi yang ada.
Mengapa kita perlu melakukan hal ini. Sederhana, bagaimanapun juga kita harus terima, mayoritas dari kita bukanlah profesional investor, kita tidak ada sumber daya untuk melakukan analisa, kita tidak ada kapasitas untuk menganalisa, dan waktu kita cukup tersita untuk keluarga dan karir.
Utamakan 2 hal ini dulu. Dengan karir kita menambah penghasilan yang bisa diinvestasikan, sehingga akhirnya keluarga akan mendapat keuntungan juga, misalnya uang kuliah anak, uang nikah, uang jalan-jalan, uang pensiun, apapun tujuan kita.
Jangan hanya demi keuntungan jangka pendek, karir dan keluarga dikorbankan. Seperti lagu di film Cek Toko Sebelah, harta yang paling berharga adalah keluarga.