La La Land

  • Save

La La Land

Film yang menceritakan seorang pemain piano yang tertarik dengan seorang aktris. Terdengar sederhana. Kalau ditawarkan untuk dilihat, mungkin 80% tidak akan berminat. Menariknya, film ini menang 7 kategori dari 7 nominasi di Golden Globe award. Penghargaan dunia film setelah Oscar. Tentu ada yang menarik dari hal ini.

Setelah menonton film ini, wajar kalau menang. Salah satu film yang bagus. Pencahayaan yang bagus, pemandangan yang indah, musik yang indah, lagu yang bagus, dansa, dan akhir yang membuat kita akan berpikir, ini film Hollywood ya? Wajar juga bagus, karena film sebelumnya yang disutradarai, Whiplash, juga mendapat banyak penghargaan.

La La Land akan menjadi salah satu film yang memorial di 2016, selain Hacksaw Ridge. Kami membahas film yang itu di sini. https://saham-indonesia.com/2016/11/hacksaw-ridge/

Menariknya La La Land adalah termasuk film bagus yang tidak akan menarik minat banyak orang untuk ditonton. Lebih baik menonton Avengers atau Transformer. Sama seperti berinvestasi di saham. Jumlah investor di Indonesia tidak lebih dari 1 juta orang. Alias cuma sekitar 0.4% penduduk Indonesia. Ketika ditawarkan untuk berinvestasi, rata-rata menunjukkan muka keengganan, mungkin karena trauma, mendengar cerita trauma, atau tidak menguasai informasi. Lebih baik menaruh uang di deposito, emas, atau bahkan membeli properti.

Jika saja kita bisa meluangkan waktu untuk melakukan riset. Memang butuh usaha, tapi yang namanya meningkatkan kapasitas supaya taraf hidup meningkat memang gitu. Kalau baca tentang apa yang di belakang layar, pemain La La Land juga berusaha keras supaya film ini menjadi bagus. Ryan Gosling bahkan sampai belajar bermain piano. Selain berlatih berdansa dengan Emma Stone. Untuk naik butuh usaha, untuk turun, tinggal tidak melakukan apa-apa saja.

Untuk film, jelas pendapatan besar karena banyak peminat adalah baik. Ini yang berbeda di saham. Justru ketika tidak ada peminat, saham itu menarik. Karena jika tidak ada peminat, harga saham akan tertekan dan kita bisa mendapat barang murah. Keuntungan dihasilkan dari sini.

Di buku One Up juga dibahas, ketika fund manager juga merasa bosan, itulah saat tepat membeli saham. Dan ketika Dokter juga memberi tips investasi, saatnya menjual. Sayangnya di grup kami dokternya jago-jago. Jadi tidak bisa jadi indikator jualan.

Sedikit isi cerita La La Land. Hubungan pasangan ini mencapai satu titik ketika mereka harus memutuskan, tetap bersama atau fokus pada karir masing-masing. Pilihan yang sulit. Seperti ketika seorang investor telah menghabiskan uangnya untuk membeli saham terbaik, menunggu saatnya naik, tiba-tiba ada tawaran yang sangat menarik pada saham baru. Apakah kita harus melepas saham sebelumnya, bertahan, atau menambah dana dari berbagai sumber.

Pilihan yang sulit, yang mungkin akan membuat kita berpikir ulang, andaikan dulu saya melakukan ini dan bukan itu, persis seperti yang dilakukan Emma, andaikan dia mengambil keputusan A dan bukan B. Endingnya pasti akan berbeda.

Dan itu adalah cuma imajinasi. Kita selalu akan bilang coba saya punya saham ini dan bukan itu. Tapi kenyataannya kita tidak ada. Dan ketika imajinasi tidak sesuai realita, yang mana yang harus kita percaya.

Terakhir, definisi dari La La Land selain adalah mengacu pada LA (Los Angeles) juga berarti ketika orang lebih percaya pada imajinasinya, demi melarikan diri dari realita yang tidak sesuai harapan.

Kita memang tidak bisa merubah masa lalu. Tapi kita bisa merubah masa depan dengan merubah apa yang kita lakukan hari ini. Apakah memutuskan berinvestasi di saham adalah itu? Tidak ada jaminan. Tapi jika tidak mencoba, masa depan kita juga tidak akan berubah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link