


Ramalan 2017
2016 sudah dilewati. Dan kita akan menyongsong 2017 dengan penuh harapan. Dan dalam berinvestasi, jelas kita berharap aset kita akan naik, kalau bisa berkembang lebih cepat dibanding 2016.
Kira-kira apa langkah yang harus kita tempuh supaya hal ini tercapai. Apakah ada jalan supaya ini tercapai. Sebelum membahas jalan yang akan dilalui, kita akan berbagi satu dua hal dulu.
Kami menulis artikel pertama 2017 ini berdasarkan apa yang kami lihat selama perjalanan ke Singapore, dengan membawa orang tua melihat negara lain. Melihat negara lain adalah bagus, karena kita akan melihat cara pandang warga di sana, apa budaya mereka, dan melihat standarisasi kehidupan di sana. Sehingga kita akan tahu, ada level kehidupan seperti ini yang bisa dijalankan manusia.
Ini penting sekali karena untuk mencapai sebuah tujuan, kita harus yakin terlebih dahulu bahwa tujuan itu nyata. Sama seperti investasi, kita harus yakin dulu bahwa ada orang lain yang telah berhasil. Jika ada yang berhasil, maka jalan itu adalah mungkin. Inilah gunanya belajar dari pengalaman orang lain. Dan kami beruntung karena banyak orang hebat yang telah kami temui. Atau minimal membacanya di buku. Apalagi adanya komunitas yang saling membantu.
Setelah tahu ada tujuan yang mungkin dipacai, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita sendiri akan berhasil mencapai sana. Untuk ini kita harus menanyakan ke diri sendiri, apakah kita ada kapasitas untuk mencapai tujuan. Tanpa kapasitas berarti kemungkinan gagal akan besar. Seperti pendaki yang ingin menaklukkan gunung Everest. Jelas butuh persiapan untuk itu. Tidak logis hari ini menyatakan ingin mendaki, besok sudah maju.
Menarik juga perjalanan kami ke Singapore. Ketika pertama kali ke sana, kami benar-benar buta arah. Semua terlihat susah. Makanan mahal. Makan hanya di restoran. Kemana-mana jauh dan lama. Harus naik taxi. Untungnya sehari sebelum pulang, kami melihat adanya food court murah. Setelah mencoba, kami suka.
Dengan adanya teknologi, dan keinginan untuk ke sana lagi, kami semakin tahu banyak hal. Makanan murah dan enak. Kemana-mana gampang dengan MRT dan bus yang terorganisir. Apalagi dengan kartu EZ link, sehingga menghemat banyak waktu naik dan turun bus/MRT. Internet juga gampang sekarang, tinggal ke 7Eleven, beli kartu Sim untuk turis. Dengan terhubung Internet, semua informasi jadi mungkin. Makan di mana, tujuannya di mana, naik transportasi apa.
Dan tahu-tahu, kapasitas kami telah mencapai level mandiri untuk ke Singapore. Dan ini tidak dicapai dengan sekali datang. Butuh waktu dan percobaan supaya bisa mencapai level ini. Sama seperti investasi, banyak yang gagal maju karena menolak naik kapasitas.
Dan setelah tahu tujuan, tahu kita ingin dan akan menuju ke sana, terakhir adalah caranya. Biasanya orang akan mengkuatirkan rintangan di depan. Sehingga berusaha mencari jalan yang sudah ada. Kalau jalan masa depan yang belum ada, maka orang cenderung pergi meramal nasib. Atau meramal apa yang akan terjadi ke depannya.
Di Singapore juga ada hal seperti ini. Apalagi dekat daerah beribadah. Satu hal yang benar-benar membuat kami sadar, betapa hal ini adalah tidak berguna adalah ketika hari sedang hujan, semua berteduh, tukang ramalnya duduk di kiosnya menunggu pelanggan. Kami tidak tahu apakah dia kehujanan atau tidak. Tapi kami berpikir, jika orang ini bisa benar-benar melihat masa depan, seharusnya orang ini memperbaiki nasibnya sendiri terlebih dahulu. Bukannya duduk kehujanan menunggu pelanggan memberi upah satu demi satu.
Sama juga yang kami baca di pasar saham. Di buku One Up on Wall Street sudah memberi tahu. Bahwa jika para analis sedemikian hebatnya dalam menganalisa sehingga kebenaran akan pasti muncul, sudah pasti mereka sedang menikmati masa pensiun di Hawaii, bukannya sibuk bekerja dan menerima gaji bulanan untuk membayar tagihan yang segunung.
Jika tidak ada yang bisa meramal masa depan, apakah ini berarti kegagalan akan menanti kita karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi? Justru di sini lah menariknya. Karena tidak ada yang tahu masa depan, maka semua orang punya kesempatan yang sama untuk berhasil. Jika benaran IHSG akan pasti menuju 3000 di akhir 2017, siapa yang akan membeli di 5300. Jika benaran pasti menuju 7000, siapa yang akan menjual di 5300.
Karena ketidak pastian, makanya ada peluang muncul. Peluang yang hanya bisa dilihat orang yang mempersiapkan diri dengan baik. Investor yang telah meningkatkan kapasitasnya akan tahu apa yang harus dilakukan. Dan apa yang dilakukan investor yang berhasil? Sangat sederhana. Ketika IHSG benaran ke 3000 dan saham menjadi murah, kita mengambil tindakan membeli. Ketika IHSG benaran ke 7000 dan saham menjadi sangat mahal, kita menjual.
Di 2016 siapa yang bisa melihat brexit, kemenangan Trump, dan masalah-masalah yang bahkan sekarang sudah tidak penting sehingga sudah kami lupakan. Apakah di 2017 akan ada hal yang menakutkan? Bisa jadi. Tapi itu tidaklah penting. Karena semua hal hanya pengalaman yang timbul dan tenggelam. Ketika timbul, kita sibuk mengantisipasi, ketika tenggelam, sudah menjadi tidak penting.
Jadi, kuncinya cuma beli kalau murah, jual kalau mahal. Menentukan murah atau mahal, inilah gunanya meningkatkan kapasitas. Tidak pernah ada sejarahnya orang yang buta produk bisa berhasil dalam berdagang.
Terakhir, kita yang hari ini adalah hasil dari apa yang kita pikirkan, katakan, dan perbuat di masa lalu. Apakah kita puas atau tidak dengan kita yang hari ini. Silakan jujur pada diri masing-masing. Jika tidak, saatnya berubah pola pikir, apa yang kita katakan dan perbuat, sehingga masa depan akan persis seperti yang kita kehendaki.
Pada saat itu tiba, apakah ramalan masih ada gunanya? Dan kita akan melangkah dengan berani, karena baik ataupun buruk, kita tahu kita akan melewatinya.