Price Earning Growth

  • Save

 

Price Earning Growth 
 
Kalau cari rumus, cukup membagi PER perusahaan dengan ekspektasi pertumbuhan laba bersih 1 tahun ke depan. Jadi jika PER perusahaan adalah 20 dan growth yang diharapkan adalah 10% maka PEG menjadi 2.
 
Dan dari data, kalau PEG di bawah 1 berarti murah. Dan di atas 1 adalah mahal. Cukup sederhana ya. PER bisa kita dapatkan dari data online. Biasa sering dibahas, terutama di website tentang misalnya ft.com atau reuters.com. Growth sendiri bisa dari omongan manajemen. Atau bisa dari sejarah perkembangan laba bersih. 
 
Kalau dilihat, PER adalah juga harapan investor terhadap nilai perusahaan ke depannya. Apakah mereka optimis atau pesimis. Jika PER kecil, ini bisa berarti prediksi investor ke depan adalah pesimis, sehingga tidak berani memberikan nilai terlalu tinggi bagi sahamnya. Jika PER besar, maka sebaliknya investor berani membayar lebih mahal karena yakin ke depan perusahaan menjadi lebih baik. 
 
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami :
 
* kadang laba bersih tidak stabil sehingga kita akan kesulitan menilai harus diberikan angka berapa. Jadi kami memodifikasi menjadi menggunakan pertumbuhan dari laba operational. Ini berarti kalau sehari-hari perusahaan mendapat keuntungan yang bertambah banyak, sudah bagus. 
 
* saham kecil ataupun raksasa seperti kadang perlu catatan. Saham kecil cenderung memiliki PER kecil karena tidak diharapkan berkembang terlalu jauh sedangkan PER UNVR sudah hampir 50. Pada kenyataannya saham kecil lebih gampang berlari karena 10 naik 2 sudah 20%, bandingkan kalau 10.000 naik 2, berapa % jadinya. Lagipula jika PEG tetap pakai kisaran 1, apakah UNVR dengan PER 50 berarti growth nya 50%? Artinya tahun depan orang menggunakan shampoo lebih banyak 50%? Sepertinya tidak. 
Berarti kita harus memodifikasi perhitungan PER misalnya untuk golongan berapa PEG wajarnya. Apakah 3, 4 atau 5.
 
* saham-saham lebih susah lagi, karena harga jual produknya adalah tidak pasti. Saham siklus adalah perusahaan yang menjual produk yang sangat mahal atau perusahaan yang menjual bahan baku. 
 
Jadi yang terlihat gampang tinggal masukkan data malah perlu analisa lebih lanjut. Tapi berinvestasi ini memang harus seperti ini. Jika semua model investasi adalah tinggal menekan tombol dan langsung profit, mana ada lagi yang bisa gagal. Setiap hari akan bertambah orang yang dari investasi karena sudah terlalu kaya. 
 
Inilah seni berinvestasi. Ada pekerjaan yang harus kita lakukan, tapi pekerjaan ini tidak bisa terlalu rumit sehingga membuang sumber daya kita terlalu banyak. Seberapa besar usaha nya, tergantung pada latar belakang kita sendiri. Contoh kami dengan latar belakang IT pasti menggunakan banyak komputerisasi. 
 
Tapi salah satu inspirator kami dalam value investing, orang Indonesia, tidak bisa menggunakan komputer karena kerjanya hanya pegawai toko biasa. Dia cuma memperkirakan mana perusahaan yang akan kuat ke depannya, kemudian membeli dengan keyakinan dan bertahan sampai keuntungannya memuaskannya. 
 
Selalu ingat, cara untuk berhasil biasanya ada di metode paling gampang dipahami. Itu sebabnya memberi gambaran bahwa untuk membeli saham, kita harus bisa memberikan alasan dalam waktu 2 menit mengapa kita membeli kepada anak SD Kelas 5.
 
Dan metode PEG Jangan dihapal, tapi dipahami, kemudian kembangkan menurut pemahaman masing-masing. Tapi jika metode ini tidak cocok, gpp, bisa cari lagi cara lain yang lebih cocok. 
 
Yang penting Cuan kan? Ga masalah dengan cara apa atau dengan saham apa. Susahnya kalau kita ngotot kita adalah golongan investor harian dan harus HANYA dari saham BUMI. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link