Wealth Accumulation

  • Save

Wealth Accumulation
Apa tujuan kita menaruh uang di saham. 100% akan menjawab menjadi lebih kaya. Terlepas dari dengan cara apa. Tidak ada yang ingin uangnya menyusut. Atau untuk bagi-bagi uang ke investor miskin.
Bertahun-tahun di bidang ini, kami bisa melihat segala sisi emosional investor. Dari yang santai sampai yang menggebu-gebu ingin cepat kaya. Ideal nya seperti apa kita mengumpulkan kekayaan?
Ada 4 tahap seperti di gambar. Mengenai usia, mungkin bisa diabaikan, karena setiap orang memulai dengan kondisi yang berbeda. Contoh, keluarga kami bukan dari orang super kaya yang bisa memberikan modal 10 Milyar untuk dikembangkan, atau Seminar pasti Cuan  seharga 1 Milyar. Kami memulai dari nol, dan ketika ada yang membandingkan, cukup diabaikan saja, karena jam kesuksesan masing-masing akan berbeda. Tapi tahapannya akan seperti ini.
Di awal pertama, kita mengumpulkan modal. Modal sendiri ada 2, yaitu pribadi kita dan Materi. Yang harus diutamakan adalah pribadi kita. Supaya kita punya fondasi. Setelah fondasi ada, Materi akan dengan sangat gampang didapat. Makanya orang tua selalu memberi nasehat, cari pengalaman dulu kalau berkarir, uang belakangan. Mengenai membangun fondasi, bisa baca di sini : https://saham-indonesia.com/2015/12/5-tahap-karir-investasi/
Inilah tahap mengumpulkan modal. Seberapa cepat kita mencapai tahap kelima, tergantung usaha kita. Sebagai gambaran, Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia setiap 2 minggu membaca 1 buku. Kita mau seberapa cepat.
Setelah mengumpulkan modal, langkah berikutnya adalah mengumpulkan kekayaan. Proses yang learning by doing. Kita melakukan berdasarkan pengalaman orang lain, dijadikan pengalaman kita, dan belajar dari kesalahan yang ada. Dengan begitu, kita akan semakin mahir. Mungkin di awal kenaikan keuntungan kita sedikit, tapi lama-lama kita semakin sabar dan semakin ahli dalam membeli dan menjual.
Ini adalah proses yang harus dilalui. Mengumpulkan harta tidak mungkin dilakukan dalam 1 malam kecuali menang lotere atau ada lampu aladin. Sayang banyak orang masih berhalusinasi. Seakan-akan gampang sekali proses menjadi kaya. Mungkin karena itu, bentuk dari kesuksesan itu seperti piramida. Yang gagal lebih banyak dari yang berhasil.
Dan selama proses ini, dibutuhkan keteguhan hati untuk melewati berbagai halangan. Ketika naik pesawat, dari satu kota menuju kota lain, apakah kita pernah berpikir untuk berhenti di tengah jalan? Jelas tidak. Dan setelah duduk manis beberapa lama, toh kita akan mencapai tujuan juga. Coba kalau di tengah jalan kita menjadi tidak sabar dan lompat.
Di saham juga sama. Banyak orang akan menjadi tidak sabar ketika kondisi tidak sesuai harapan. Tangan gatal ingin memencet sell. Contoh saja. Baru saja artikel yang membahas tentang ketika kita tidak akan tahu kapan bursa berbalik arah dengan drastis, besok nya saham terbesar kami mengalami penurunan 19%. Apakah harus panik dan Jual Semua sesuai ajaran pada umumnya? Untungnya tidak kami lakukan. Hari ini sudah naik 23% lagi. Artinya jika tidak ngapa-ngapain, tidak melihat pasar, kejadian 2 hari ini tidak akan berarti apa-apa.
Setelah kekayaan dikumpulkan, saatnya kita menggunakannya. Jadi bukan berharap tiap bulan ditarik duit investasi. Kalau itu dilakukan, kita akan stress mengejar untung terus. Jika pun ingin menarik keuntungan investasi, yang ditarik adalah uang dividen. Seperti ibu atau bapak kost yang tiap bulan menagih anak kost. Mereka tidak menjual Kamar kostnya hanya untuk mencari keuntungan sesaat kan? Mengapa di saham harus diperlakukan beda?
Jurus terakhir adalah mencari pewaris. Yang paling penting adalah mencari pewaris kemampuan kita. Mengenai uang yang didapatkan, itu hanya tumpukan kertas. Makanya orang terkaya di dunia sudah punya rencana untuk membagi hartanya ke dunia dalam proyek yang membantu meningkatkan kapasitas, alih-alih hanya mewariskan ke penerusnya.
Dan ada artikel membahas jika semua harta dibagi rata ke semua penduduk dunia, maka kondisi akhir, harta yang ada akan kembali ke kondisi semula. Artinya orang yang tidak ada kapasitas tidak akan mendapat bagiannya, dan yang punya kapasitas akan mendapat hasilnya.
Contoh lagi, kadang orang terlalu gampang menyalahkan pekerja asing yang merebut pekerjaan kita. Tapi jika orang asing yang tidak punya koneksi, tidak mengenal kondisi lapangan, tidak bisa bahasa kita, dan harus meninggalkan semua milik nya dan berhasil mengambil pekerjaan kita, saatnya kita membeli cermin dan berkaca, kita kurang nya di mana alih-alih kebanyakan komplain.
Ini 4 proses yang akan kita lalui dalam wealth Accumulation. Silakan memulai.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link