


Crash atau tabrakan, yang mengakibatkan kecelakaan, dalam pasar saham adalah istilah ketika saham turun tajam secara mendadak. Akibatnya jelas, yang masih memiliki saham akan melihat isi portofolionya turun tajam. Pertanyaannya pentingnya, bagaimana kita mengantisipasi ini.
Kebetulan komunitas kami sedang membahas tentang analisa yang menyatakan bahwa nanti di 2018 akan terjadi crash di bursa saham, sehingga kita perlu berhati-hati. Apakah benar akan demikian? Kita lihat dari berbagai sudut pandang analisa.
Yang memakai analisa tiap 10 tahun akan krisis, yaitu 1998, 2008, maka berikutnya di 2018. Sebelum mengiyakan, bagaimana dengan 1988, 1978, 1968? Apakah ada krisis? Orang boleh berkata, ok, bursa memang belum ada. Tapi bagaimana dengan ekonomi. Pasti ada kejadian buruk dalam ekonomi yang menyebabkan krisis. Kalau jawabannya itu, kalau dicari-cari setiap tahun juga ada kejadian dan potensi kejadian buruk. Lagipula apakah semua tempat sama? Apakah siklus 10 tahun berlaku di seluruh dunia?
Yang pasti tidak ada UU yang menyatakan tiap 10 tahun harus ada krisis. Tidak ada namanya perkumpulan meja bundar yang membahas bagaimana supaya krisis terjadi. Ekonomi pasti mengalami siklus, kadang naik, kadang turun, sudah sewajarnya demikian. Sama seperti nafas, kadang tarik nafas kadang Buang nafas.
Terus ada yang membahas berdasarkan indikator ini dan itu, nanti pada waktu sekian-sekian akan terjadi ini dan itu. Apakah itu adalah kepastian? Kalau ya, orang-orang pintar ini sudah seharusnya membawa metode mereka ke bapak presiden dan berkata, saya pinjam uang negara 1 trillun dulu untuk diputar di Dow Jones. 1 tahun lagi saya akan balik dan membayar seluruh hutang negara. Cukup jadikan saya pahlawan nasional. Sesederhana ini kan. Sayang cara kerjanya tidak demikian.
Bukti paling gampang. Hari ini LPPF mengalami penurunan yang cukup besar. Seperti tulisan di One Up, sebelum kejadian tidak akan ada yang bahas, tapi setelah kejadian, semua berlomba-lomba berkomentar seperti mereka tahu segalanya. Sudah wajar kita selalu bereaksi keras terhadap sesuatu yang mengalami perubahan mendadak. Kalau cuma berubah 1-2% kita anggap normal.
Apa yang terjadi dan mengapa banyak yang menjual dengan masif? Kami tidak tahu, kalau mau, coba cari orang yang punya koneksi dengan yang melakukan penjualan, dan tanyakan mengapa kalian menjual. Tapi ada 1 teori bagus dari Peter Lynch. Satu-satunya alasan logis orang menjual adalah ketika dia merasa ini sudah mahal. Apakah LPPF sudah mahal? Jangan tanya kiri kanan. Lakukan riset sendiri.
Kami tidak akan membahasnya tentang mahal dan murah di sini, karena 1. LPPF tidak ada di list kami. 2. Bahkan ada di list pun adalah hanya ketika kami sudah mengambil tindakan baru akan kami umumkan. Ingat loh, tidak ada makan siang gratis di bursa. Semua pihak ada kepentingan. 3. Tujuan Saham-Indonesia adalah supaya semua yang mengikuti kami bisa menjadi mandiri dalam berinvestasi.
Dan untuk menjadi mandiri, silakan coba metode sendiri atau yang selama ini kami bagikan, salah tidak apa-apa, setidaknya kita belajar dari kesalahan. Dan biasanya hanya ketika kita salah barulah kita mau berubah. Ketika di atas kita harus rendah hati, ketika di bawah kita harus punya kesabaran. Semua akan berlalu. Dan ketika di bawah kita punya niat untuk berubah, ketika di atas, kita punya kesempatan untuk berubah. Yang penting ketika salah, kerusakan nya sedikit, dan ketika benar, benarnya besar.
Dan mengenai krisis, ketika bursa saham turun tajam, satu-satunya alasan yang wajar adalah karena sudah mahal. Mahalnya bursa penyebab utamanya adalah inflasi dan suku bunga. Ketika inflasi naik tajam dan pemerintah harus menaikkan suku bunga untuk mengimbanginya, maka bisnis akan semakin susah, dan orang-orang lebih memilih menyimpan uang cash untuk bersiap menghadapi yang terburuk di depan. Ketika suku bunga naik 4% jadi 8%, secara sederhana, pengusaha harus bekerja 2x lebih keras untuk menghasilkan laba.
Jika likuiditas mengering, laba perusahaan akan turun, maka orang pintar di bursa akan mulai menjual sebelum ini terjadi. Dengan masif nya yang jualan, tidak heran nanti bursa akan mengalami koreksi. Dan biasanya kawanan pengekor yang tidak paham akan ikut menjual. Inilah penyebab utama pasar jatuh. Tidak ada yang mau keluar terakhir di kebakaran. Walau tidak ada yang benar-benar melihat seberapa Parah kebakaran yang terjadi.
Ini gunanya kita berinvestasi jangka panjang. Kita punya waktu menganalisa apa yang sedang terjadi dibanding ikut hiruk pikuk bursa. Dan dengan margin keuntungan transaksi yang lumayan, kita punya bemper untuk menghadapi koreksi. Gampang saja, jika kita investor 5%, dengan penurunan 6% saja kita sudah rugi. Tapi jika kita investor 50%, penurunan 6% masih bisa jadi toleransi.
Pada akhirnya, bukan kemampuan menebak masa depan yang akan membuat kita selamat, ada ucapan yang bagus dari teman di komunitas, yang menebak hari kiamat saja sekarang sudah duluan. Apa harapan kita lebih jago dari mereka.
Yang paling penting, apapun yang terjadi baik bursa naik ataupun turun, kita tahu harus melakukan apa. Bukan call a friend, ask audiences, ataupun 50-50. Pada akhirnya, kita lah yang menentukan nasib kita sendiri.
Jadi, beli atau jual LPPF? Mari tanyakan ke ahlinya, ikut yang banyak, atau lempar koin? Kira-kira mana yang lebih akurat?