JSMR – Bad News is Good Thing

  • Save

 

JSMR – Bad News is Good Thing

Salah satu saham yang memegang porsi terbesar di porto kami. Kami mulai membeli sejak tahun lalu, ketika harga turun. Harga turun bisa karena berbagai alasan.

Untuk JSMR, karena dikeluarkan dari syariah, karena sengketa dengan Tirtobumi yang mungkin dendanya setara laba JSMR selama setahun, masalah pendanaan untuk tol baru, tol akan gratis selama lebaran, pembangunan yang tertunda karena pembebasan lahan yang tidak selesai, right isu di harga murah, apa lagi ya. Intinya berita buruk lebih banyak dibanding berita baik, sehingga orang lebih memilih menjual.

Ketika banyak yang menjual, harga pasti akan tertekan, dan tekanan harga akan membuat lebih banyak lagi yang menjual, karena tidak ada yang mau menjadi orang terakhir memegang sahamnya. Dan karena arah harganya adalah turun, maka saham ini menjadi tidak menarik bagi sebagian besar investor.

Ini karena sifat manusianya sendiri tidak sabaran. Maunya hari ini beli, besok sudah bisa dijual dengan keuntungan maksimal. Saham yang sedang turun jelas bukan termasuk kategori ini.

Jadi, apa yang harus kita lakukan? Berinvestasi itu selalu berbicara reward dan risk. Reward adalah potensi pendapatan. Dan risk adalah potensi kehilangan. Jika kita asumsikan perusahaan JSMR karena satu dua sebab, akan parah, maka harga sahamnya jelas menjadi semakin tidak bernilai, katakan lah jadi 1000. Maka penurunan harga saham adalah penurunan risiko. Perhitungan lain adalah jumlah dana yang kita Gunakan untuk membeli JSMR.

Berarti ada sebuah batasan yang kita pakai untuk menjadi panduan membeli saham. Hal pertama jelas kita harus tahu kualitas perusahaannya, baru bisa ditentukan berapa penawaran yang harus kita keluarkan. Ini sama seperti di pasar. Berapa harga yang harus kita keluarkan untuk membeli 1 kg wortel? Cukup gampang. Tapi kalau 1 kg romanesco broccoli?

Salah satu metode yang kami pakai adalah five second valuation yang bisa dibaca di
https://goo.gl/ZyuVfa

Cara cepat melakukan analisa, karena latar belakang kita yang pemula dalam berinvestasi, dan tidak mungkin full time investing. Dengan metode ini, kita kemudian menentukan diskon yang selayaknya diberikan kepada JSMR. Bagaimanapun kita membeli untuk berinvestasi atau didagangkan, bukan untuk konsumsi. Namanya pedagang jelas harus menawar dengan harga serendah mungkin supaya bisa untung. Coba tanya pedagang yang pintar, mereka beli dengan mengecek kualitas barang kemudian berapa selayaknya ditawar, bukan kapan barang ini akan dijual.

Dan untuk saham JSMR, jika kita menawar 30% dari harga sewajarnya, kita akan mendapat harga sekitar 4900. Berarti semua harga di bawah 4900 adalah area beli, bukan jual. Kita bisa langsung membeli, atau menyicil dengan setoran bulanan, yang kalau dari gambar berarti ada 8 bulan kesempatan membeli. Atau tiap turun 250 untuk menambah, yang berarti bisa 4-5x belanja. Apapun strategi yang nyaman.

Setelah 8 bulan kesempatan membeli, maka karena harga sudah di atas batas pembelian lagi, kita berhenti membeli dan menunggu harga jual yang cocok. Jadikan bursa sebagai pelanggan yang tiap hari datang menawar. Misalnya hari ini ada yang menawar di 5000, apakah kita mau melepas? 5500? 6000? Atau kita berambisi memegang JSMR selama nya? Tidak ada yang akan bisa mempengaruhi kita selain diri sendiri karena kita adalah bos jalan tol.

Jadi kalau ada saham yang mendapat berita buruk, apalagi dihina habis-habisan, bagi kami ini adalah signal pertama, ingat ya bukan signal beli, untuk melihat lebih detil, apakah perusahaan ini layak atau tidak. Namanya perusahaan, adalah kumpulan manusia, jelas ingin maju, apalagi menerima gaji. Kita duduk di kursi panas saja ingin perubahan, apalagi yang bekerja dengan giat. Kalau dikatakan bodoh, kita belajar biar pintar, kalau dikatakan jelek, kita dandan, dan seterusnya.

Alam akan selalu seperti ini. Ketika jelek di bawah, manusia akan berusaha keras untuk naik, dan ketika di atas, manusia akan terlena dan jatuh.

Jadi ketika ada saham jelek datang, selalu ingat, setelah jelek, perubahan berikutnya mungkin saja menjadi lebih baik. Ketika menjadi bagus, berhati-hati karena mungkin akan ada perubahan tidak baik.

JSMR hanya contoh, dan diskon 30% juga demikian. JSMR sudah naik sehingga bisa jadi contoh baik. Kalau kami memberikan contoh saham yang sedang tertekan, bisa-bisa bukan ilmu yang beredar sesuai harapan kami, tapi negatif thinking yang beredar, kapan sahamnya akan naik. Dan carilah batas diskon yang nyaman menurut kita masing-masing. Pakai jurus ATM. Amati, tiru, dan modifikasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link