Nilai Bisnis

  • Save

 

Nilai Bisnis

Sesulit apa untuk berinvestasi di saham? Dibutuhkan gelar sampai S4? Butuh IQ 200? Atau harus kuliah finansial dulu.

Ini sekilas cara kami melakukan analisa. Semua tahu tentang Jasa Marga. Perusahaan yang mengelola sebagian tol di Indonesia. Setidaknya kita pernah lewat tol sekali seumur hidup kita. Dulu ketika kami mengikuti public expose Jasa Marga, yaitu presentasi bisnis oleh perusahaan kepada masyarakat, dan yang tertarik boleh membeli, ada seorang nenek yang berkata, dia invest di JSMR, kode saham Jasa Marga, karena tiap tahun mudik lewat tol.

Kami berpikir, yang menggunakan tol setahun 2x saja berani investasi, mengapa kami yang lebih sering malah tidak berpikir seperti ini. Tapi membeli tanpa tahu apa-apa sepertinya tidak baik juga.

Semua investasi dilakukan setelah kita melakukan survey. Seharusnya berinvestasi di saham juga demikian. Cara analisa paling gampang adalah terhadap produk yang kita pakai sehari-hari. Misalnya di JSMR.

Orang menggunakan tol dengan membayar antara 5.000 sampai 50.000. Kita pukul rata sekitar 20.000 per hari. Mungkin yang di daerah lebih jarang, tapi untuk di Jakarta dan sekitarnya, memakai tol sudah seperti kebutuhan harian. Dengan pemakaian minimal 2x sehari, yaitu pergi dan pulang kerja. Walau bukan untuk kerja, yang pasti selalu keluar rumah dan kembali ke rumah.

Jika sehari 20.000 maka sebulan sudah sekitar 600 ribu. Setahun sudah 7.2 juta. Asumsikan ada sekitar 1 juta pengguna tol yang rutin. Maka total pendapatan JSMR sekitar 7.2 juta x 1 juta, atau sekitar 7.2 trillun. Kalau lihat pendapatan JSMR dari tol di tahun 2016, angka 7.2 trillun masih termasuk moderat. Dan tol adalah bisnis yang stabil. Tiap 2 tahun sekali akan naik harga. Walau ini masalah karena tidak akan ada lonjakan pendapatan, tapi juga adalah hal baik karena memberikan kestabilan.

Ditambah penduduk kota yang bertambah terus, seharusnya pendapatan JSMR akan konsisten. Tidak mungkin dalam waktu singkat akan mengalami dan pengguna tol menghilang semua. Kecuali bencana alam. Tapi namanya bencana siapa yang bisa duga.

Dan pengguna tol harusnya akan naik terus, karena pemerintah sendiri membuka banyak tol baru. Memang tidak akan langsung ramai. Tapi kalau jalan sudah dibangun, tinggal nunggu orang lewat dan bayar kan?

Itu nilai bisnisnya. Bisa saja pembangunan tidak berkualitas. Misalnya perbaikan jalan lebih sering dibanding prediksi kita. Tapi kalau memang meragukan manajemen, bukankah lebih baik tidak berinvestasi di sana? Kita tidak percaya orang, bukankah berisiko menitipkan uang ke mereka? Tapi kalau percaya, itu juga butuh waktu.

Sekarang, berapa nilai yang layak diberikan pada bisnis JSMR. Kalau kita lihat sejarah pergerakan harga, maka JSMR pernah dinilai sebesar 7500. Dan kemarin harga sempat turun ke sekitar 3900, artinya sudah diskon hampir 40%.

Coba bayangkan, sebuah bisnis yang sudah teruji bertahun-tahun, kecil, kecuali salah rencana ke depan atau bencana alam, tiba-tiba dijual 40% lebih murah. Kita seharusnya bagaimana. Tertarik atau malah menjauh.

Analisa di atas sangat sederhana. Adalah lebih baik jika kita bisa lebih detil melakukan analisa. Misalnya tol mana yang paling ramai. Berapa jumlah mobil melewati setiap jalan tol. Apa rencana ke depan JSMR. Walau begitu, minimal kita sedikit tahu lebih baik dibanding buta sama sekali kan?

Setelah beli juga ada 1 yang harus kita pertimbangkan. Kapan balik ke 7000 yang berarti memberi kita potensi sekitar 70%. Selalu ingat. Semua hal baik akan butuh waktu. Tidak terlalu penting kita jago menghitung nilai JSMR nanti akan 7000. Tapi ketika harga sudah 7000 kita sudah tidak punya, atau sisa 1 lot hanya untuk kenang-kenangan.

Kesabaran adalah kuncinya. Karena lewat kesabaran, waktu akan membuktikan segalanya. Misalnya kita harus menunggu 2 tahun untuk membuktikan hasil analisa kita. Dengan mengerjakan hal lain, waktu akan berlalu. Apalagi hal produktif misalnya menulis artikel. Cukup 1 hari 1 halaman. Atau membaca artikel di www.saham-indonesia.com

Total 400an artikel, kalau dibaca 1 artikel 1 hari, setahun lebih juga habis. Kami pernah melakukan tantangan pada teman yang baru mulai berinvestasi. Mari lihat, kecepatan kami membuat artikel lebih baik atau kecepatan anda membaca artikel yang sudah ada.

Jadi berinvestasi itu gampang kan? Yang susah adalah tidak melakukan apa-apa ketika menunggu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link