AISA – Apakah Masih Perusahaan Nomor 1

  • Save

 

AISA – Apakah Masih Perusahaan Nomor 1?

Beberapa waktu ini kami tidak membuat artikel karena sedang proses pemindahan website, jadi sepertinya mending menunggu Web selesai di pindahkan baru buat artikel lagi. Tapi dengan berita heboh AISA, sepertinya harus dibuat artikel ini.

Sebelumnya kami menulis tentang AISA, bahwa AISA menarik karena berbagai alasan. Dengan kasus yang terjadi, apakah AISA masih menarik bagi kami?

Kalau singkat nya, jawabannya adalah tidak. Karena itulah kami memutuskan menjual semua posisi kami. Apakah AISA bersalah secara total atau hanya orang dalam, atau bagaimana prosesnya, kami tidak akan terlalu fokus ke sana. Karena bagaimanapun juga kami bukanlah wartawan pencari berita. Fokus kami sebagai investor dan investor adalah mencari perusahaan yang berprospek untuk diinvestasikan.

Selalu ingat apa rumusan Warren Buffett. Berinvestasi di perusahaan yang bagus, dengan prospek yang cerah, dikelola orang yang jujur, dan dijual dengan harga murah.

Kita bisa bahas 1 1. Apa dampak yang bisa kena ke AISA. Yang terburuk adalah divisi beras nya di stop untuk penyelidikan. Kalau itu terjadi maka ke depan bisnisnya akan benar-benar terganggu karena 60% bisnisnya dari beras.

Kemudian ada nama baik yang harus diperbaiki, jelas ini butuh waktu, uang dan energi. Apakah hasil kasus ini, kami juga tidak bisa menebak. Tapi energi perusahaan sudah pasti akan habis untuk masalah ini. Ditambah hutang AISA yang lumayan. Selalu ingat, di dalam laporan keuangan, hanya hutang yang pasti. Yang lain itu bisa baik turun. Apa jadinya jika AISA harus membayar hutang ataupun bunga nya? Apakah perusahaan memiliki uang atau cash flow untuk menutupi ini?

Dengan ini, maka perusahaan AISA tidak dalam kondisi masuk kriteria perusahaan yang baik. Kemudian apakah ke depan akan jadi baik. Ini yang akan menentukan apa tindakan kita. Beli kalau prospek baik, jual kalau jelek dan tidak masuk lagi. Untuk hal ini, harus dilihat bagaimana kualitas manajemen. Apakah mereka benar punya niat untuk menipu atau cuma sebagai korban dari pihak yang menjual beras yang tidak lolos kualitasnya untuk premium. Jika manajemen kotor, adalah sudah sepantasnya harus dicoret bahkan dari watch list kami.

Jikapun manajemen baik, apakah manajemen punya kualitas untuk membalikkan keadaan. Karena image yang rusak tidak gampang untuk kembali bahkan jikapun itu tidak benar seperti demikian. Mengapa image? Karena seharusnya dari sisi kualitas, orang yang membeli beras AISA kemarin dan hari ini seharusnya sama saja rasanya. Cuma karena digambarkan jelek, bisa saja bisnisnya akan drop. Ingat lagi, beras itu adalah 60% dari bisnis AISA.

Terakhir, apakah AISA sudah murah? Kalau semua normal, jelas harga 1200 adalah menarik. Tapi dengan adanya kejadian ini yang benar-benar akan merubah perusahaan, kita harus menghitung ulang nilai bisnisnya. Salah satu yang bisa dilakukan mungkin dengan Membuang divisi beras dalam menghitung nilai AISA.

Itu dari sudut pandang perusahaan. Kemudian apa yang kami lakukan. Karena berinvestasi itu selalu 2 sisi, apa yang terjadi di otak kita dan apa yang terjadi di perusahaan. Kami memutuskan jual tadi karena berurusan dengan polisi bakal lama. Dan ketidakpastian ini pasti tinggi. Karena tidak menghitung kepastian menurut versi kami, kami memutuskan untuk tidak terlibat dulu. Bahkan jika nanti polisi memutuskan AISA tidak terlibat dan namanya bersih, tetap saja harus dipertimbangkan hal di atas.

Kemudian, setelah menjual AISA, akan diarahkan kemana dana kami? Rasanya kami akan wait and see sambil hitung-hitungan. Karena habis jual dalam kondisi ini, biasanya emosi bisa tidak stabil. Tapi kalau tadi dicek, total kerugian kami cuma 2% dari keseluruhan modal kami dalam berinvestasi. Jelas kalau bisa menjual di puncak adalah lebih baik, tapi kembali lagi, tidak menjual waktu di puncak karena siapa yang bisa nebak. Dan itu keputusan terbaik hari itu menurut kami. Sama seperti ketika hari ini kami memutuskan menjual, menurut kami ini adalah yang terbaik. Bagaimana ke depannya? Kita tidak akan tahu.

Satu hal pasti, kita tidak akan benar-benar bisa tahu segala hal, seperti tulisan semua investor besar dunia, karena itu, salah satu cara adalah diversifikasi. Jika saja kami full power di AISA karena keyakinan penuh, berapa kerugian kami jika exit di hari ini? Atau bahkan karena full power kita malah jadi ragu untuk exit karena kerusakannya terlalu besar, sehingga gagal berpikir rasional.

Apakah dengan kejadian ini, kami harus menyerah dengan prospek ke depan berinvestasi? Jelas tidak. Seperti tulisan Peter Lynch, kerugian terbesar kita adalah 100% modal investasi kita, tapi potensi keuntungan adalah setinggi langit.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link