


222 Million Dollars Man
Baru saja PSG mengumumkan transfer paling mahal dalam sejarah sepakbola. 222 juta usd hanya untuk seorang pemain. Silakan cari di web lain tentang hitungan berapa mobil Ferrari yang bisa dibeli dengan uang ini, berapa panjang uang jika ditumpuk sampai bulan, dan seterusnya.
Apakah layak seorang pemain dihargai semahal ini. Bahkan pemain nomor 2 termahal hanya berkisar di 105 juta usd. Selisih 100% lebih. Klub sepakbola yang membeli ini tentu sudah menghitung. Yang paling penting adalah apakah Neymar, yang dibeli PSG akan memberikan kontribusi lebih besar untuk PSG, selain trophy yang merupakan tuntutan fans. Tapi bagi klub, uang yang didapatkan dari aktivitas yang penting.
Apakah Neymar adalah pembelian yang baik? Untuk kondisi sekarang, jelas bagi PSG adalah demikian. Kalau ke depan? Harapan nya adalah baik. Tapi kita kan tidak tahu apa yang pasti akan terjadi. Bisa saja besok latihan, Neymar cedera patah kaki dan akhirnya pensiun. Atau tidak cocok dengan gaya PSG. Banyak hal buruk yang mungkin terjadi.
Tapi manajemen mengambil risiko. Ini sama kan dengan saham. Apapun bisa terjadi dengan masa depan yang tidak jelas. Dari bisnis lesu, sampai perang dunia ketiga. Tapi kita mengambil risiko itu. Di One Up on Wall Street sudah dibahas, mengapa harus kuatir akan hari esok.
Untuk berhasil di bursa, kita perlu 4 kemampuan, kemampuan mencari informasi, kemampuan mengolah data, kemampuan melaksanakan hasil analisa kita, dan kemampuan bertahan di pendapat kita bahkan ketika kondisi sedang tidak mendukung. Yang paling susah adalah nomor 4. Seperti kata Peter Lynch, semua orang punya otak untuk berhasil di pasar modal, tapi belum tentu punya mental yang cukup.
Kemudian, dalam hal money management. Jelas PSG adalah klub dengan uang tak berseri. Soalnya di belakang dia adalah negara. Wajar membeli dengan harga lumayan. Tapi kita tidak seperti PSG. Bahkan sering banyak klub hancur karena masalah transfer yang tidak sesuai harapan. Terlalu banyak mengeluarkan uang. Ini juga sama di saham. Jangan sampai kita over trading sehingga menjadi gagal. Apalagi hanya karena 1 transaksi gagal kita yang besar hanya karena kita kalap.
Mendapat pemain flop adalah hal biasa di sepakbola. Sama juga membeli saham gagal. Terus mengapa? Hidup akan seperti ini. Kadang di atas kadang di bawah. Tahun ini Chelsea mengangkat piala, tahun depan mungkin saja Man Utd atau Man City. Untuk Arsenal, mengharap juara adalah wishing, not investing. Artinya peluang kejadian adalah kecil. Ini rasional, bukan emosional. Karena kami sendiri adalah fans Arsenal untuk 20 tahun.
Ketika di atas, kita harus rendah hati untuk melihat datangnya perubahan, ketika di bawah, kita harus bersabar untuk melihat datangnya perubahan. Selalu ingat pesan Warren Buffett. Aturan nomor 1, jangan pernah rugi, aturan nomor 2, lihat aturan nomor 1. Artinya apapun yang kita lakukan, jangan pernah membahayakan modal kita. Termasuk Cutloss. Aturan nomor 1 bukan berarti tidak boleh Cutloss, tapi Cutloss dengan bijak, ketika tidak ada harapan bagi perusahaan lagi untuk perform, bukan karena langit akan runtuh seperti kata Peter Lynch.
BTW. Untuk transfer ini, sempat beredar kabar bahwa La liga, yaitu badan sepakbola Spanyol akan memblokir transfer ini karena di luar ambang batas FFP, financial fair play. Tapi PSG juga tidak kalah cerdiknya. Mereka memberikan uang sebanyak 222 juta dollar ke Neymar untuk menebus kontraknya sendiri, barulah PSG mengontraknya dengan gratis. Jadi tidak ada aturan yang dilanggar. Pintar kan?
Demikianlah seharusnya seorang manajemen di perusahaan berkarya. Kita tidak perlu meributkan apa yang sebaiknya dilakukan manajemen. Selalu ada hal luar biasa yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis. Jika dirasa tidak Bisa, tinggal angkat kaki dari perusahaan ini. Membeli saham itu bukan menikah, yang harus dilakukan seumur hidup. Kita berbicara tentang keuntungan, jika tidak ada keuntungan lagi, untuk apa dipertahankan.
Apakah model bisnis yang dilakukan oleh PSG akan berhasil? Atau mereka akan menjadi Leeds United yang akhirnya kolaps. Kita tidak tahu, tapi jaman Internet semakin berkembang, mungkin ada kejutan yang menyenangkan. Hidup kan cuma kadang-kadang sial, tapi hari-hari lain lebih banyak bunganya. Jika tiap hari kita melihat kotoran, mungkin sebaiknya kita merubah jalur kita. Cari jalan lain yang lebih baik.
Ketika kami mencari informasi tentang Neymar dan PSG, kami menemukan artikel menarik. Salah satunya adalah tentang model bisnis jor-joran yang dilakukan PSG. Ini sudah dilakukan dulu oleh Man Utd, Chelsea dan Man City. Ini ringkasannya
******************
The template for that approach was set by looking at clubs such as Manchester United and, although they lost 100m euros (£90.3m) at the end of 2012, that had halved by the end of 2014, and they declared a profit of 10.4m euros (£9.4m) at the end of the 2016 season.
******************
Artinya di awal mungkin saja kita melihat ada kerugian. Tapi pada akhirnya ketika nama merek menguat, klub juga mendapat manfaat. Dari merchandise, hak Siar, sponsor, undangan pertandingan, dll. Hal yang mungkin akan terlihat kalau sudah bertahun-tahun. Seorang investor yang berhasil harus punya kemampuan melihat hal ini. Ini yang susah bagi sebagian orang, karena mayoritas cuma mencoba menyelesaikan masalah masa depan dengan kondisi sekarang. Seorang anak jelas tidak akan lulus kuliah di masa depan, tapi anaknya kan berkembang. Kita sekarang mungkin tidak bisa membeli rumah, tapi dengan bekerja, menabung, atau berinvestasi, jelas hal itu menjadi mungkin. Sekali lagi, jangan pernah mencoba menyelesaikan masalah masa depan dengan kondisi sekarang, tidak akan bisa. Biarkan saja waktu yang nanti akan menyelesaikan semua hal.
Seperti kata klub Arsenal waktu membangun Emirates stadium. Secara jangka pendek mungkin ini akan mempengaruhi finansial kami, sehingga kami tidak bisa bersaing dengan Tim lain, tapi untuk jangka panjang, klub Arsenal akan tetap berdiri sepanjang menerapkan tradisi ini.
Dan di berita Neymar, ada bahasan dari Arsene Wenger, manajer Arsenal :
Arsenal memecahkan rekor transfer mereka sendiri bulan lalu saat mereka menandatangani striker internasional Prancis Alexandre Lacazette dengan biaya 46,5 juta pound (US$61,3 juta). Namun Wenger menegaskan timnya tidak dapat bersaing dengan klub yang lebih kaya.
“Kami tidak bisa bersaing di level tersebut. Kami akan tetap pada rasionalitas dalam memutuskan transfer pemain,” kata dia.
************************
Berarti value investing dan penerapan MOS juga dilakukan di bidang sepakbola oleh Arsenal. Mungkin karena itu kami cocok dengan klub ini.
Link :
http://internasional.kontan.co.id/news/rekor-transfer-neymar-ubah-landscape-sepakbola