Berapa Transaksi Ideal

  • Save

 

Berapa Transaksi Ideal
 
Berinvestasi selalu berbicara tentang potensi dan risiko. Dalam hal ini adalah tentang berapa kenaikan saham dan berapa besar penurunan. Segala macam cara dilakukan supaya profit bisa semaksimal mungkin dan lose seminimal mungkin. Ini hal wajar, sesuai hukum ekonomi, modal sekecil-kecilnya penghasilan sebesar-besarnya. 
 
Kali ini kami akan membahas tentang cara lain dalam memperbesar penghasilan dan memperkecil pengeluaran. Yaitu dari besarnya transaksi. Kalau di Tabel, terlihat adalah rasio transaksi kami dibandingkan dengan modal. Rumus nya adalah rasio = (jumlah beli setahun + jumlah jual setahun) / (modal awal x 2).
 
Kalau hasilnya 100% berarti dengan modal 100 juta jumlah pembelian kita adalah 100 juta dan penjualan adalah 100 juta juga. Jika hasil 50% maka jumlah pembelian kita adalah 100 juta dan belum menjual atau kita membeli dengan uang 50 juta dan menjual 50 juta. Cukup gampang seharusnya hitungan ini. 
 
Nah, kalau lihat di Tabel, rasio kami selama 3 tahun awal ada di angka ribuan persen. Ini masa-masa ketika kami sangat aktif melakukan transaksi. Sepertinya Kabar baik untuk sekuritas? Nanti kami jelaskan di bawah. Transaksi kami sangat aktif tapi ternyata setelah dihitung, pengembaliannya sangat kecil. Apalagi bertransaksi aktif membutuhkan waktu dan usaha besar, sehingga tidak bisa fokus mengerjakan hal lain. 
 
Akhirnya di tahun ketiga kami memutuskan untuk merubah haluan, menjadi lebih pasif berinvestasi. Dan hasil return menjadi lebih baik. menyarankan ada di rasio 20%. Tahun ini mungkin akan tercapai, bahkan lebih gampang lagi jika kemarin AISA tidak kena masalah. Alasan utama adalah di biaya yang dikeluarkan. Bayangkan jika rasio transaksi kami adalah 6.000%. Maka biaya yang harus dikeluarkan selama setahun adalah sekitar 15% dari modal kami. 
 
Kalau rasionya adalah 20%, maka biaya transaksi adalah sekitar 0.5% dari modal. Rasionya 30x. Perbedaan yang jauh. Apa makna dari hitungan ini? Jika biaya transaksi adalah 15% maka keuntungan dari saham yang harus dicari adalah 16%, dan jika 0.5% maka keuntungan yang harus dicari adalah 1%. Lebih gampang mana, Mencari 16% setiap tahun vs 1% tiap tahun? Keuntungan yang logis untuk mengimbangi instrumen investasi lain ada di sekitar 15-20%. Jadi jika aktif bertransaksi kita wajib menghasilkan 30-35% setahun vs 16-21% setahun jika pasif bertransaksi. 
 
Kemudian, dengan lebih aktif maka kita mungkin akan melakukan kesalahan lebih banyak. Kesalahan lebih banyak berarti biaya lebih tinggi, dan lebih emosional. Jika kita memaksa diri kita lebih pasif bertransaksi, kita terpaksa memilih saham terbaik karena tidak bisa sembarangan. Dengan memilih saham terbaik, peluang untuk untung menjadi lebih tinggi. Tujuan akhir berinvestasi di kan, bukan di bersenang-senang. 
 
Sekarang, dari sisi bisnis untuk sekuritas. Sepertinya mengerikan jika nasabah mengurangi transaksi bukan? Keuntungan berkurang bagi sekuritas. Tapi ada 2 hal penting yang terjadi selama proses ini. Yang satu adalah di kekuatan modal. Sebagai informasi, jumlah aset kami di saham antara aktif bertransaksi vs pasif bertransaksi adalah sudah naik 40 x lipat. Memang bukan dari saja, tapi dari tiap beberapa waktu kami menambahkan modal. Mengapa bisa? Karena kami yakin dengan pilihan kami. 
 
Jika tadi perbedaan fee adalah 30x, tapi dengan modal yang 40x, seharusnya secara value tidak menjadi masalah kan? Bahkan kalau kami terus menambah aset, berarti pengalinya akan semakin besar. Ini hal pertama. 
 
Hal kedua adalah di durasi. Apa keinginan terbesar dari seorang pengusaha terhadap pelanggan nya? Melakukan repeat order atau istilahnya recurring income selama mungkin. Kalau dilihat di Tabel, pada tahun ketiga kami memutuskan berubah. Artinya kami tidak puas dengan metode yang ada. Ini adalah berubah, bagaimana kalau menyerah? Banyak yang menyerah dalam berinvestasi setelah beberapa waktu mencoba. 
 
Bukankah pelanggan yang memutuskan kontrak adalah hal yang menyedihkan? Tapi dengan pasif bertransaksi, karena dengan metode ini kami melihat masa depan yang seperti apa, maka kami memutuskan untuk terus berinvestasi selama mungkin. Artinya jika kami bisa hidup 40 tahun lagi, maka dari sisi bisnis, kami adalah pelanggan yang akan memberikan recurring income selama itu. Sepertinya menarik untuk kelangsungan hidup bisnis sekuritas bukan? 
 
Sekarang, apakah ini bisa berjalan? Kedua belah pihak mendapat keuntungan? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti sebuah bisnis bisa awet kalau yang terlibat sama-sama saling menguntungkan. Dan kami melihat ini karena kami ada di 2 sisi. 
 
Ini juga bukan patokan yang pasti. Bisa saja ada yang nyaman dengan rasio lebih tinggi dan menghasilkan juga. Intinya, apapun keputusan kita, haruslah membuat kita menjadi lebih baik. 
 
Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang konsep ini, bisa menghubungi kami di media ini. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link