Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari

  • Save

 

Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari
 
Di komunitas kami bergabung salah seorang ex murid kami, namanya Julianto. Ex karena dulu memang adalah murid kami di sekolah. Kemudian ketika kami berpindah haluan, dia masih berhubungan. Dan akhirnya memutuskan ikut berinvestasi. Kemudian ketika kami memutuskan merubah haluan dari short term trading menjadi long term, Julianto juga memutuskan ikut belajar secara private. 
 
Setelah itu karena masing-masing sibuk, kami tidak berhubungan selama beberapa waktu. Sampai kemarin ngobrol-ngobrol santai, banyak pandangan dia yang luar biasa. Misalnya tentang AISA, ketika pada ributkan apa masalah AISA, dia memberikan pandangan, AISA tersandung regulator. Ketika ROTI belum jelas kabarnya, dia memberikan pandangan ROTI tertekan karena indomaret dan alfa mart juga tertekan. Nanti kalau indomaret dan alfa mart naik lagi, ROTI juga ada kemungkinan naik. Dan yang luar biasa, ketika LPCK banyak pertentangan mengenai prospek bisnisnya, Julianto bisa langsung memberikan gambaran detil bagaimana Meikarta bisa laku. 
 
Di sini kami menilai, kapasitas Julianto sudah jauh di atas rata-rata, dan juga melebihi kami. Wajar kan ada pepatah guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari. Pada akhirnya generasi yang lebih muda harus lebih baik. Karena bisa menggunakan metode ATM. Amati, tiru dan modifikasi. Amati yang dilakukan orang sebelumnya, tiru caranya, kemudian modifikasi menjadi lebih baik. 
 
Berbicara tentang ini, tadi baru saja dia berbagi lagi. Batas PER yang ideal untuk beli adalah 15. Karena di atas itu, berarti kita membeli harapan. Dan ketika realita tidak sesuai harapan, maka akan terjadi panik jual. Untuk beberapa emiten mungkin angka 20 masih bisa diterima. Intinya Jangan beli terlalu mahal. Apalagi kalau 1 bisnis ada yang PER 40 sedangkan sektor yang sama ada yang dijual dengan PER 7. 
 
Satu hal lagi, kualitas diri dia juga baik. Dia bisa melihat kualitas baik di saham yang sedang terkena masalah. Mungkin karena itu dia bisa melihat kesempatan dalam masalah. Karena cara berpikirnya dilatih demikian. Cara berpikir demikian yang nantinya akan menghantarkan Julianto bisa mengelola dana trillunan. Karena untuk mencapai level itu, kepercayaan atas niat baik kita adalah yang paling penting, bukan keahlian. Banyak orang terjebak di investasi bodong mungkin karena ini. Cuma berhitung untung tanpa melihat ke dalam. 
 
Karena masih muda, potensi perkembangannya masih sangat besar. Bayangkan jika dia melakukan ini selama 50 tahun ke depan dengan kemampuan yang semakin terasah. Akan seperti apa generasi ke depan Indonesia. Apalagi jika cara pandang ini bisa dibagikan ke yang lain. 
 
Dan untuk bisa berkembang, cara pandang kita sendiri harus menghindari 3 jenis gelas :
1. Gelas terbalik
Yaitu cara pandang yang tidak menerima konsep baru
2. Gelas bocor
Yaitu cara pandang yang masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Dibahas berkali-kali juga tidak bisa maju. 
3. Gelas kotor
Yaitu cara pandang yang membawa konsep lama. Jadi mencampur adukkan dengan hal baru. Atau istilahnya cuma mau ngetest yang ngajar. 
 
Semua sifat ini tidak akan membawa kemajuan bagi cara berpikir kita, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil kita. 
 
Mungkin nanti dari Julianto akan ada kesempatan untuk berbagi cara pandangnya di gathering Saham-Indonesia. Saat itu tiba, kami yang akan menjadi muridnya. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link