Kualitas

  • Save

 

Kualitas 
 
Dalam berinvestasi, ada 2 kualitas yang kita perlu kan. Yaitu kualitas dari perusahaan yang kita investasikan dan kualitas diri kita dalam melihat ini. 
 
Untuk kualitas perusahaan, buku Buffett banyak membahas tentang ini. Intinya perusahaan yang bisnisnya menarik dan punya prospek bagus, keuangan yang sehat, dikelola orang baik, dan dijual dengan harga murah. 
 
Biasa kami akan membahas panjang lebar tentang 4 hal ini, tapi kali ini kita akan melihat dari sisi lain. Diagram yang kami dapatkan di Internet menarik untuk dibahas. Apa yang kita harapkan digambarkan dengan jelas di gambar :
 
Jika ingin cepat dan murah, biasanya saham yang kita dapatkan adalah yang kurang berkualitas. 
Jika ingin murah dan berkualitas, maka kita harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan harga terbaik. Misalnya saat crash. 
Jika ingin berkualitas dan cepat, maka tidaklah mungkin bisa mendapat harga terbaik. Baru diskon sedikit, sudah masuk. 
 
Ini tentang sahamnya. Jadi kita mau saham seperti apa, semua balik ke kita sendiri. Apa yang kita cari. Mengenai kita sendiri, ini juga bisa dibahas dari diagram tersebut. 
 
Jika kita ingin cepat berhasil dan murah, maka ilmu yang kita dapatkan tidak akan berkualitas. 
Jika kita ingin murah dan berkualitas, maka ilmu yang kita dapatkan pasti lama baru di kuasai. Apakah kita harus membaca banyak buku atau menonton banyak video. 
Jika kita ingin berkualitas dan cepat, maka kita harus mengeluarkan ongkos untuk belajar. Ongkos ini bukan hanya untuk ikut seminar, dan bukan tentang uang saja, tapi semua hal yang harus kita keluarkan untuk bisa meningkatkan diri kita. Yang paling penting adalah bertemu seorang guru yang benar-benar berkualitas. Guru yang telah mencapai tujuannya. Kebetulan komunitas kami sedang sibuk belajar, baik dan video maupun dari buku, dan 1 hal yang pasti, semua buku dan video dibuat oleh investor yang minimal telah 20 tahun menjalankan value investing. 
 
Ada proses yang harus dilewati semua value investor. Tidak bisa satu buku langsung selesai. Yang pasti harus tahu dulu tujuannya, barulah bisa mencari guru yang cocok. Istilahnya, jika murid siap, guru pun akan muncul. 2 tahun lalu ketika kami mengikuti seminar di Malaysia, ada salah satu kriteria yang mewajibkan peserta benar-benar mencari seorang guru. Salah satu peserta kebingungan, dan menurut dia tidak ada guru, padahal di kelas ini selama 3 hari, ada belasan guru. Mungkin saja orangnya memang belum siap. 
 
Dan mengenai guru, guru terbesar dalam berinvestasi jelas Warren Buffett. Kemudian guru-guru lain yang merupakan turunan dia. Kami cukup senang karena ketika melihat jalan yang kami lalui, bahkan dalam hal cara berpikir dan cara menjalankan hidup, semua istilahnya on the right track. 
 
Bukan berarti tidak ada kesalahan lagi, berinvestasi jelas akan selalu mengalami kesalahan, namanya saja menebak masa depan. Siapa yang bisa dengan hebat menebak masa depan? Kesalahan yang dilakukan, sudah bukan lagi kesalahan yang tidak dilakukan oleh orang yang mengambil jalan value investing. Artinya walau melakukan kesalahan, kami dalam proses berkembang. Tidak perlu memutar arah kendaraan lagi. 
 
Sungguh Sayang kalau di depan kita ada guru terbaik, tapi kita masih mencari, ada yang lebih baik lagi ga? Mungkin memang kapasitas orang ini belum sampai. Seperti menjelaskan ke anak SD tentang kalkulus. Bagaimana bisa? Anak SD ini harus berkembang dulu melalui tahap SMP, kemudian SMA dan seterusnya. 
 
Berbicara tentang video, ini ada video menarik tentang kebiasaan di investasi. 
https://youtu.be/d9q2DAd5eKg
 
Selamat meningkatkan diri. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Copy link