


Perang
Apakah Korea Utara akan berperang melawan Amerika? Kemudian sekutu masing-masing pihak akan melibatkan diri, dan akhirnya memunculkan perang dunia ketiga? Jawaban sederhana, kami tidak tahu. Harapan kami adalah tidak ada perang. Tapi irasional manusia, siapa yang bisa tahu. Orang bisa menyakiti orang lain hanya karena sebungkus rokok, mengapa tidak yang ini.
Ini sama seperti ketika Trump menang, ketika Brexit, ketika devaluasi yuan, ketika krisis Yunani, ketika krisis Amerika, ketika krisis 98. Siapa yang bisa menebak sebelum kejadian. Jika ada yang bisa, apakah orang yang sama bisa menebak kejadian berikutnya? Sepertinya tidak. Karena kalau benar ada yang bisa menebak 3x kejadian masa depan dengan benar, sudah seharusnya orang itu menjadi orang paling kaya atau berkuasa di dunia. Buktinya semua yang menebak, profesinya rata-rata adalah pengamat.
Tapi kalau berbicara tentang orang paling kaya, jelas ada sesuatu yang menarik dari mereka. Cita-cita semua manusia, ingin kaya kan? Makanya mati-matian kerja atau usaha. Titik yang salah fokus. Menjadi kaya hanyalah alat untuk mencapai tujuan kita. Menjadi kaya hanyalah proses, bukan tujuan akhir. Dan dengan melihat semua orang yang telah mencapai Garis finish, kami melihat bahwa metode sebagai investor adalah yang paling logis. Kami tidak punya kepintaran seperti Bill Gates, Jeff Bezos atau Mark untuk menciptakan perusahaan komputer. Kami tidak punya jaringan bisnis seperti Sam Walton atau Amancio Ortega dalam mengembangkan bisnisnya. Kami tidak punya koneksi seperti Carlos Slim sehingga bisa menguasai jaringan telekomunikasi di Amerika Selatan.
Satu-satunya jalan yang bagi kami adalah memungkinkan adalah menempuh jalan Warren Buffett. Karena model bisnis Buffett adalah menemukan bisnis seperti Microsoft, Facebook, Amazon, Wallmart, Zara, dll. Kemudian membeli dengan harga yang pantas. Jadi proses eksternal adalah menemukan bisnis berprospek, yang punya kekuatan finansial, dikelola manajemen berintegritas. Ini adalah bagaimana menemukan perusahaan yang menguntungkan. Dan supaya kita bisa untung? Kita harus punya kemampuan melakukan penilaian kepada perusahaan ini. Proses Internal nya? Silakan baca tentang 6 kesempurnaan di artikel kami.
Menilai perusahaan adalah bagaimana melihat perusahaan dengan nilai 1000 kemudian dibeli di harga 800 dan dijual di harga 1200. Sesederhana itu. Kemarin kami mengikuti seminar Robert P. Miles. Setelah merangkum, kira-kira ada 54 point. Dan hanya ada 1 point yang tidak pernah kami bahas di artikel kami. Yaitu mengapa Buffett memakai suku bunga 10 tahun untuk menilai perusahaan. Sisanya, 53 pernah kami bahas. Dan bagian 1 ini juga adalah pertanyaan dari peserta. Kami tidak akan membagikan rangkuman acara karena Robert berpesan bahwa materi nanti akan dijadikan buku. Jadi akan ada pelanggaran Hak cipta jika disebarkan.
Untuk yang berminat, silakan saja cek lagi artikel lama kami di www.saham-indonesia.com dan kalau investor lama, mungkin lebih gampang karena telah mengikuti apa yang kami kerjakan selama beberapa waktu.
Karena kami melihat apa yang menjadi cara berpikir kami sudah searah dengan jalan yang ditempuh Buffett, maka tidak ada alasan bagi kami untuk merubah haluan lagi. Tinggal mendalami saja. Memperbaiki apa yang masih kurang, dibanding terus berganti kendaraan hanya karena ingin cepat-cepat mencapai tujuan. Jika investor terbaik di dunia tidak bisa diikuti metodenya, siapa lagi yang bisa dipercaya.
Jadi tidak akan ada yang bisa merubah komitmen kami, tidak juga perang, tidak juga pergantian presiden, tidak karena krisis ekonomi, krisis politik, atau bahkan ban bocor di tengah perjalanan.
Sebagai akhir artikel, kami mengutip dari buku One Up on Wall Street mengenai bagaimana para investor dunia memandang situasi perang ini :
Sejak kejadian black monday, saya sedikit trauma untuk berlibur ke negara berawalan I (baca bab berikutnya : apa yang terjadi di Irlandia). Tapi saya sudah ke Israel 2x, India 2x, Indonesia 1x, tapi tidak ada yang buruk terjadi.
Penurunan 1987 menakutkan banyak orang (-35% dalam 2 hari), bagi saya periode 1990 lebih menakutkan. Mengapa? Karena 1987 ekonomi masih bagus. Sedangkan 1990 ekonomi masuk resesi, bank kritis, dan kita bersiap perang melawan Irak. Tapi ketika menang perang, bank pulih, ekonomi membaik, saham memulai periode bullish paling spektakulernya.
Di musim semi 1996, musim panas 1997 dan 1998, musim gugur 1999 saham turun 10%. Agustus 1998, S&P 500 turun 14.5%, kedua terburuk sejak PD2. 9 bulan kemudian index membaik, dan S&P naik 50%.
Apa tujuanku menceritakan ini? Adalah menyenangkan jika kita bisa menghindari penurunan ini, tapi belum ada yang bisa memprediksinya. Ditambah, jika anda keluar dan menghindari penurunan, bagaimana anda yakin bisa masuk tepat waktu pada rally berikutnya?
Dengan bertahan di market, profit anda 2x lipat.
Ucapan seorang investor : pernyataan seorang bearish selalu terlihat lebih pintar.
Ketika One Up menjadi best seller, begitu juga buku The Great Depression of 1990. Kematian bull market sudah sering ditulis sejak 1982.
“Saham sudah mahal”, demikian pernyataan bears selama beberapa tahun. Saham mahal di 1989 Dow 2600, ada juga yang bilang di 1992 Dow 3000, ada juga di 1995 Dow 4000. Bear market berikutnya pasti datang, dan para ahli saham akan menyarankan untuk berhenti investasi.
Seperti yang sudah saya bahas “bukan berarti tidak ada market yang terlalu mahal, tapi tidak ada gunanya mengkuatirkannya.”
Selalu ada alasan untuk kuatir, Perang Dunia 3, serangan virus, bom nuklir, global warming, dll. Itu berita buruk yang dilebih2kan. Orang kadang mengabaikan berita baik. Berita jumlah lowongan kerja bertambah, berita baik yang tidak mendapat tempat yang pantas.
Ingat saja, saham bukanlah tiket lotere. Selalu ada perusahaan yang terikat pada tiap saham. Kinerja perusahaan naik turun. Jika perusahaan buruk, sahamnya turun. Jika perusahaan membaik, saham naik. Jika anda memiliki yang bagus, anda akan baik-baik saja.
Sejak PD2, laba perusahaan naik 55x, dan index naik 60x. 4 perang, 9 resesi, 8 presiden dan 1 pemakzulan tidak menghentikannya.